Senin, 05 Agustus 2024 15:02 WIB

Smart Watch: Alat Bantu Deteksi Dini Serangan Jantung

Responsive image
234
dr. Della Fergina   - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Serangan jantung adalah kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Serangan jantung menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani. Penderita akan mengalami beberapa gejala ketika terkena serangan jantung, diantaranya adalah nyeri pada dada yang dirasakan menjalar ke leher, bahu maupun lengan, ataupun dada terasa seperti tertindih. Keluhan lain dapat berupa sesak nafas, lemas, pusing, cemas, rasa tidak nyaman di dada, mual atau muntah, hingga keringat dingin.1

Diperkirakan 750.000 serangan jantung terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, serangan jantung juga menjadi salah satu penyebab kematian utama. Tingginya mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh serangan jantung, membuat deteksi dini serangan jantung sangat penting untuk dilakukan demi penanganan yang lebih cepat dan pencegahan ke komplikasi yang lebih parah.2

Diagnosa serangan jantung ditegakkan oleh dokter berdasarkan gejala yang dialami pasien, pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan penunjang lain. Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan adalah elektrokardiogram atau disebut EKG. Pemeriksaan ini bertujuan untuk merekam aktivitas listrik jantung untuk mengetahui fungsi dari jantung penderita.

Untuk mendeteksi dini serangan jantung, pasien harus peka terhadap gejala-gejala khas serangan jantung. Cara lain untuk mendeteksi serangan jantung dengan cepat adalah dengan memantau detak jantung berkala. Detak jantung adalah indikator kesehatan jantung yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada fungsi jantung. Detak jantung yang tidak normal, seperti terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, dapat menjadi tanda awal serangan jantung.

Namun, memantau detak jantung secara terus-menerus tidaklah mudah. Kebanyakan alat yang digunakan untuk mengukur detak jantung, seperti elektrokardiogram (EKG), memerlukan peralatan yang rumit, mahal, dan tidak praktis untuk dibawa kemana-mana. Selain itu, dibutuhkan tenaga ahli untuk menginterpretasikan hasilnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, munculah teknologi smart watch yang kini digadang-gadang berpotensi sebagai alat bantu deteksi dini serangan jantung. Smart watch adalah jam tangan pintar yang dilengkapi dengan berbagai sensor dan fitur canggih yang dapat terhubung dengan smartphone atau perangkat lainnya. Beberapa fitur yang ditawarkan adalah pemantauan aktivitas fisik hingga kualitas tidur. Salah satu sensor yang ada pada smart watch adalah sensor detak jantung, yang dapat mengukur dan merekam detak jantung penggunanya secara real-time dan akurat.

Smart watch dapat memberikan umpan balik kepada penggunanya tentang kondisi detak jantungnya melalui tampilan layar, suara, atau getaran. Smart watch juga dapat mengirimkan data detak jantung ke aplikasi kesehatan yang ada di smartphone atau perangkat lainnya, yang dapat menyimpan, menganalisis, dan menampilkan data tersebut dalam bentuk grafik, statistik, atau laporan. Aplikasi kesehatan tersebut juga dapat memberikan saran atau peringatan kepada pengguna jika detak jantungnya menunjukkan adanya kelainan misalnya terlalu cepat. Beberapa tipe smart watch bahkan dapat menampilkan gelombang seperti pada tampilan EKG.

Canggihnya, smart watch juga dapat berfungsi sebagai alat komunikasi darurat jika terjadi serangan jantung. Perangkat ini dapat menghubungi nomor kontak yang telah ditentukan sebelumnya, seperti keluarga, teman, atau layanan kesehatan, dan mengirimkan informasi tentang lokasi, detak jantung, dan kondisi pengguna. Dengan demikian, bantuan dapat segera datang dan memberikan pertolongan yang tepat.

Beberapa studi telah membuktikan efektivitas smart watch sebagai alat bantu deteksi dini serangan jantung. Dalam sebuah penilitian yang membandingkan antara EKG standar dengan smart watch dalam merekan gelombang listrik jantung. Hasil penelitian didapatkan fakta bahwa keakuratan smart watch dalam mendeteksi serangan jantung sekitar 93-95 % dibandingkan dengan EKG standar. Angka ini cukup tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa fitur EKG pada smart watch dapat diandalkan untuk mendeteksi dini serangan jantung.3

Deteksi dini yang akurat untuk serangan jantung dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas penderita. Hal ini berkaitan dengan peningkatan kualitas  resusitasi jantung paru (RJP) yang dilakukan. Berdasarkan sebuah kajian sistematik menunjukkan efektivitas penggunaan smart watch sebagai pemberi umpan balik RJP yang dapat secara signifikan meningkatkan kualitas RJP baik dari segi kedalaman maupun kecepatan kompresi. Meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar untuk memperkuat bukti. 4

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa smart watch merupakan teknologi yang inovatif dan bermanfaat untuk mendeteksi dini serangan jantung. Dengan menggunakan smart watch, pengguna dapat memantau detak jantungnya secara terus-menerus, mendapatkan umpan balik yang informatif, dan berkomunikasi dengan pihak yang dapat memberikan bantuan jika terjadi serangan jantung. Dengan demikian, smart watch dapat membantu mencegah kematian akibat serangan jantung dan meningkatkan kualitas hidup penggunanya.

Namun perlu digaris bawahi bahwa kehadiran smart watch tidak akan menggantikan posisi dokter dalam mendiagnosis sebuah penyakit. Perangkat seperti ini juga akan mengalami kejadian false negative. Sehingga, tidak disarankan untuk hanya berpatokan kepada smart watch dalam menentukan kebugaran kardiovaskular Anda. Jika Anda merasakan gejala-gejala yang menunjukkan pada tanda serangan jantung, maka segeralah untuk menemui dokter Anda dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara komprehensif.

Bagaimanapun tindakan pencegahan adalah hal sangat penting dalam serangan jantung. Meminimalisir faktor risiko serangan jantung dapat dilakukan. Faktor risiko yang dimaksud diantaranya adalah merokok, obesitas, hipertensi, diabetes melitus, faktor psikologi seperti stress atau depresi, konsumsi minuman beralkohol, dan kurangnya aktivitas fisik.1

 

Referensi:

Ojha N, Dhamoon AS. Myocardial Infarction. [Updated 2023 Aug 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537076/

Fang J, Luncheon C, Ayala C, Odom E, Loustalot F. Awareness of Heart Attack Symptoms and Response Among Adults - United States, 2008, 2014, and 2017. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2019 Feb 8;68(5):101-106

Spaccarotella CAM, Polimeni A, Migliarino S, et al. Multichannel Electrocardiograms Obtained by a Smartwatch for the Diagnosis of ST-Segment Changes. JAMA Cardiol. 2020;5(10):1176–1180. doi:10.1001/jamacardio.2020.3994

Dirjayanto, V. J., Soloan, G., & Duindrahajeng, B. G. (2022). Penggunaan Smartwatch sebagai Pemberi Umpan Balik Resusitasi Jantung Paru: Sebuah Kajian Sistematik. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 10(1), 44-51.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/smartwatch-screen-digital-device_13309281.htm#fromView=search&page=1&position=36&uuid=187677da-2f08-4068-a01e-98544206dc41