Pasti kita semua pernah mendengar istilah masuk angin dalam kehidupan sosial sehari-hari. Hal ini lumrah dinyatakan dan dikomunikasikan oleh seseorang saat kondisi tubuh sedang terserang penyakit dan merasakan tidak enak badan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan kondisi di mana dianggap ada banyak “angin” di dalam tubuhnya. Dalam ilmu kedokteran, penyebutan penyakit masuk angin sebenarnya tidak ada. Tidak ada penjelasan medis mengenai penyebab, diagnosis, gejala, dan pengobatan masuk angin. Namun, istilah masuk angin sudah sangat wajar digunakan masyarakat, bahkan digunakan secara turun-temurun oleh orang Indonesia.
Secara spesifik dalam ilmu kedokteran, jika merujuk pada tanda dan gejala masuk angin yang biasa diistilahkan masyarakat. Masuk angin adalah kumpulan gejala yang terjadi mengarah pada gejala flu (flu like illness) atau influenza yang bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Riwayat alamiah perjalanan penyakit flu memang sesuai dengan kondisi yang diistilahkan sebagai masuk angin. Jika merunut dari gejala yang ditimbulkan, pada fase awal penderita akan merasakan gejala linu-linu di persendian dan kondisi tidak enak badan (seperti lesu, dan mudah Lelah). Dalam dunia medis, kondisi linu-linu persendian biasa disebut dengan arthralgia, sakit pada seluruh tubuh biasa disebut dengan myalgia dan kondisi tidak enak badan biasa disebut dengan malaise.
Influenza merupakan infeksi yang berlokasi pada saluran pernafasan, dan dapat menimbulkan gejala yang menyeluruh. Seperti berbagai penyakit infeksi lainnya , terdapat respon imun adaptif yang tidak spesifik yang ikut andil dalam terjadinya gejala dan tanda klinis pada Influenza. Infeksi virus Influenza yang dimulai dengan invasi setempat pada permukaan epitel saluran napas, akan berkembang biak dengan cara bereplikasi secara cepat hingga sel epitel saluran napas menjadi lisis/pecah dan mengalami deskuamasi/pengelupasan, kemudian masuk ke dalam sel. Partikel-partikel virus ini kemudian akan menggabungkan diri dekat permukaan sel, dan meninggalkan sel untuk pindah ke sel lain. Pada umumnya influenza merupakan penyakit self limiting yang artinya dapat sembuh dengan respon kekebalan/imunitas tubuh dan virus terbatas pada saluran nafas. Namun, pada keadaan tertentu seperti kondisi imun yang menurun, virus dapat lolos masuk ke sirkulasi/peredaran darah menimbulkan viremia (kondisi ketika virus memasuki aliran darah) dan mengadakan invasi/memasuki ke sel organ tubuh yang lain. Tubuh memerangi virus yang mempunyai berbagai fase infeksi melalui bermacam-macam cara. Pada tahap infeksi awal, respon imun innate akan menghambat replikasi virus.
Apabila kemudian terjadi paparan infeksi berulang, imunitas adaptif yang bersifat antigen spesifik, memori imunologis akan terbentuk dan dapat memberikan respons yang lebih cepat. Replikasi virus akan merangsang pembentukan proinflammatory cytokine (senyawa yang dapat memicu terjadinya peradangan) yaitu zat yang diproduksi secara cepat setelah infeksi, oleh sel-sel epitel dan sel imun pada mukosa saluran nafas, dan merupakan hormon lokal yang mengaktivasi sel, terutama yang berhubungan dengan sistem imun. Proinflammatory cytokine yaitu termasuk Interleukin-1, Interleukin-6 dan Tumor Necrosis Factor-? yang kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dan pada gilirannya menyebabkan gejala sistemik influenza seperti demam, malaise, dan myalgia. Mekanisme imun inilah yang bertanggung jawab terhadap perjalanan alamiah penyakit, yang pada awalnya terjadi infeksi saluran pernafasan dan terdapat gejala lokal di sekitar daerah infeksi saluran nafas, kemudian berlanjut menjadi adanya gejala seluruh tubuh (sistemik) seperti demam, malise, arthralgia, dan myalgia.
Penyakit jantung iskemik atau yang sering dikenal masyarakat dengan istilah penyakit “angin duduk” adalah suatu kondisi dimana jantung tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kerja jantung sebagai pemompa darah dan oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Iskemik dalam dunia medis artinya kurangnya aliran/peredaran darah. Terganggunya peredaran darah dan oksigen tersebut dapat disebabkan karena kegagalan fungsi jantung yang signifikan sehingga dapat menimbulkan gejala yang berarti bagi penderita penyakit jantung.
Penyakit jantung bisa terjadi karena berbagai faktor, namun biasanya terjadi akibat adanya kerusakan struktur jantung akibat adanya kerusakan sel otot-otot jantung yang bekerja secara teratur dan memiliki peran sebagai satu kesatuan yang saling berkolaborasi dalam menjalankan fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena adanya mekanisme supply and demand atau pasokan dan kebutuhan aliran darah yang tidak adekuat/tidak mencukupi. Secara fisiologis jantung bekerja penuh dalam 24 jam tanpa henti untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Namun, kerja jantung bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan aktivitas keseharian. Adakalanya intensitas kerja jantung meningkat pada saat sedang beraktivitas fisik/olahraga dan intensitas kerja jantung menjadi normal Kembali saat sedang beristirahat.
Dinamika intensitas kerja jantung inilah yang berperan penting dalam menggambarkan mekanisme supply and demand yang akan dibahas. Pada saat intensitas kerja jantung meningkat, maka kebutuhan jantung akan aliran darah meningkat karena adanya metabolisme yang meningkat guna menghasilkan energi lebih banyak. Dan kebutuhan ini akan kembali menjadi normal setelah dalam kondisi beristirahat. Pada kondisi khusus seperti adanya penyumbatan pembuluh darah jantung sehingga pasokan aliran darah ke otot jantung berkurang dan tidak mencukupi, kebutuhan yang tidak terpenuhi inilah yang akan menyebabkan stress pada sel-sel otot jantung sehingga terjadi kerusakan sel bahkan kematian sel. Kondisi ini akan terus berlanjut selama pasokan aliran darah masih belum dapat memenuhi kebutuhan dari sel-sel otot jantung sehingga pada akhirnya kerusakan yang terjadi menyebabkan gangguan fungsi secara bermakna.
Dari pemaparan diatas, sudah dibahas secara singkat terkait dengan istilah “masuk angin” dan “angin duduk”. Kedua nya merupakan terminologi bahasa masyarakat awam yang digunakan untuk merujuk pada kondisi penyakit tertentu. Dan anggapan bahwa keduanya saling berhubungan, yaitu masuk angin dapat menyebabkan penyakit angin duduk adalah keliru dan tidak benar. Karena dalam dunia medis, keduanya merupakan penyakit yang berbeda dan tidak saling berhubungan satu sama lain. Penyakit angin duduk atau flu like illness merupakan kondisi penyakit saluran pernafasan yang nantinya dapat disertai dengan gejala seluruh tubuh berupa demam, linu-lini persendian, nyeri seluruh tubuh, dan juga tidak enak badan (malaise). Sedangkan, penyakit angin duduk atau penyakit jantung iskemik adalah penyakit jantung yang disebabkan karena kurangnya aliran/peredaran darah sehingga menyebabkan kerusakan jantung dan berakibat kegagalan fungsi jantung memompa darah ke seluruh tubuh.
Referensi:
Anies (2017). Kolesterol dan penyakit jantung coroner. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDDIA
Juwita, Ika. Hadi, Purnomo. Helmia Farida (2008). Perbandingan Gejala Klinis Yang Dominan Pada Influenza Like Illness Yang Disebabkan Oleh Virus Influenza A, B, Dan Virus Lainnya. Semarang.
Wahyudi, E dan Hartati, S. (2017). Case-Based Reasoning untuk Diagnosis Penyakit
Jantung ,IJCCS, Vol.11, No.1, Januari, pp. 1-10 ISSN: 1978-1
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/person-with-cold_7246287.htm#from_view=detail_alsolike