Lensa kontak adalah produk dari kemajuan teknologi dalam bidang oftalmologi yang dapat digunakan sebagai opsi pengganti kacamata untuk menangani masalah refraksi mata. Orang memilih lensa kontak daripada kacamata karena kemampuannya mengikuti gerakan bola mata dan tidak mengurangi lapangan pandang mata. Ini membuatnya nyaman digunakan, meningkatkan penampilan dengan tidak ada bingkai yang menghalangi pandangan, dan memberikan penglihatan yang lebih terang. Lensa kontak juga tidak berkabut, tahan air hujan, dan tidak menghalangi aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, penggunaan lensa kontak bisa membawa dampak negatif yang perlu diwaspadai, terutama jika tidak digunakan sesuai aturan. Beberapa risiko tersebut meliputi gangguan metabolisme mata (hypoxia), kerusakan pada lapisan stroma dan endotel mata, serta kemungkinan timbulnya reaksi alergi dan toksik. Selain itu, penggunaan lensa kontak juga dapat menyebabkan masalah seperti keratitis steril atau mikroba, gangguan aliran airmata, dan distorsi pada kornea mata. Penggunaan lensa kontak yang tepat sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa sangat bermanfaat asalkan penggunaannya disertai dengan pengetahuan tentang cara pemakaian dan perawatan yang benar. Sayangnya, sering kali pengguna lensa kontak menggunakan mereka tanpa mematuhi aturan yang diperlukan, seperti tidak melepas lensa saat tidur, tidak mencuci tangan sebelum memasang atau melepas lensa, atau bahkan lupa membersihkan lensa. Praktik semacam ini dapat menyebabkan penumpukan protein di lensa, pertumbuhan bakteri, bahkan risiko infeksi amoeba, yang semuanya dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius bagi pemakai lensa kontak. Dampak negatif dari penggunaan lensa kontak yang tidak benar termasuk reaksi alergi pada mata, perubahan struktur kornea, kekurangan oksigen dan kurangnya produksi air mata, serta kemungkinan gangguan serius pada mata hingga menyebabkan Kebutaan.
Dampak Pengguna Lensa Kontak
1. Sering merasa perih di mata dan air mata sering keluar dengan jumlah yang berlebihan, mungkin, mengalami Sindrom Mata Kering karna terlalu lama menggunakan lensa kontak.
2. Terjadi sensasi perih di mata dan sering berair, serta ada peningkatan cairan di sekitar mata, yang membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan sensitif terhadap cahaya, disertai dengan mata yang merah dan adanya luka pada permukaan kornea, maka ini menunjukkan adanya Noda Kornea atau Keratitis Punctata Superfisial.
3. Terjadi rasa perih di mata dan air mata keluar terus-menerus dengan produksi cairan yang berlebihan, serta penderitanya merasa tidak nyaman dan sensitif terhadap cahaya, serta mengalami kekeruhan pada kornea, mata merah, dan penurunan penglihatan, hal ini menandakan adanya edema kornea.
4. Mata terasa sensitif terhadap cahaya atau silau, terlalu banyak mengeluarkan cairan, merasa sakit, merah, bernanah, dan penglihatan menurun, itu bisa menandakan Mikrobial Keratitis.
5. Kornea mengalami kejelasan pembuluh darah yang meningkat dan dampaknya adalah penurunan kemampuan penglihatan. Hal ini disebut vaskularisasi kornea.
6. Mengalami gatal yang tidak biasa dan bengkak pada kelopak mata serta mata yang tampak merah, ini mungkin menandakan adanya Conjunctivitis Atopik.
7. Timbul sensasi gatal dan muncul kerak di sekitar tepi kelopak mata, serta kelopak mata yang menempel dan terasa seperti terbakar, adalah gejala dari kondisi yang disebut Blepharitis.
8. Konjungtivitis papiler Gian (GPC) ditandai dengan gejala seperti rasa gatal, kelopak mata bengkak, mata merah, dan adanya ulkus pada kornea sehingga mengakibatkan berkurangnya penglihatan.
Referensi :
Johni S Pasaribu, 2015. Implementasi Sistem Pakar untuk Diagnosa Penyakit Mata pada Manusia
Luthfatul Adlhiyah dan Hindayati Mustafidah, 2016. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lensa Kontak (Softlens) Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW). JUITA Vol. IV Nomor 2, November 2016.
Sunarti dan Wahyu Setianingsih, 2017. Perilaku Remaja Pengguna Lensa Kontak (Softlens) Dalam Perawatan Kesehatan Mata di SMKN 3 Kota Blitar. Jurnal Ners dan Kebidanan, 2017.
Idayati dan Firdalena Mutia, 2016. Gambaran Penggunaan Lensa Kontak (Softlens) pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau dari Jenis Lensa, Pola Pemakaian, Jangka Waktu dan Iritasi yang Ditimbulkan.
Mardika, Hamzah, dan Suraya, 2015. Pemanfaatan Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Gigi dan Mulut di Klinik drg. Suyatmi.