Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana setelah pembuahan terjadi, sel telur menempel dan berkembang di luar rongga uterus. Kondisi ini dapat mengancam nyawa dan kesehatan ibu karena dapat menyebabkan komplikasi serius. Kehamilan ektopik sering kali terjadi ketika janin tidak dapat berkembang dengan benar di dalam saluran tuba dan sering mengakibatkan keguguran atau pecahnya saluran tuba, terutama di bagian ampula dan isthmus. Semua kehamilan ektopik berpotensi untuk mengalami gangguan secara spontan. Gangguan kehamilan ektopik merupakan keadaan darurat dalam bidang kebidanan yang memerlukan penanganan medis segera. Pemeriksaan awal sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup ibu dan untuk merencanakan kehamilan di masa depan. Dampak dari gangguan kehamilan ektopik terhadap fungsi reproduksi ibu adalah meningkatkan risiko infertilitas. Umur, kehamilan saat ini, sejarah kesehatan sebelumnya, pengalaman kehamilan sebelumnya, dan penggunaan metode kontrasepsi merupakan faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya kehamilan ektopik yang tidak normal. Kehamilan yang lebih sering dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik terganggu, terutama jika ada riwayat kehamilan sebelumnya seperti keguguran atau kehamilan ektopik. Kehamilan di luar rahim yang terganggu juga lebih sering terjadi pada wanita dengan riwayat medis dan obstetrik sebelumnya, mencapai 94,6%. Riwayat medis dan obstetrik yang lalu berhubungan dengan peningkatan risiko kehamilan ektopik yang terganggu. Beberapa faktor risiko krusial terkait dengan sejarah medis dan kehamilan sebelumnya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik yang komplikatif. Ini mencakup infeksi panggul, riwayat pembedahan masa lalu, dan keguguran sebelumnya. Infeksi menular seksual oleh bakteri Chlamydia Trachomatis bisa merusak saluran tuba dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik (Aisyah dan Amanda, 2019). Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonorea disebabkan oleh bakteri ini, yang dapat menyebabkan hasil konsepsi yang seharusnya menempel di rahim malah tumbuh di tempat lain. Radang panggul juga dapat menghalangi perjalanan hasil konsepsi menuju rahim, seperti yang terjadi pada orang yang memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya atau telah menjalani operasi pada saluran tuba.
1. Kehamilan ektopik berdasarkan gravida. Kehamilan ektopik yang sering kali terganggu disebabkan oleh kerusakan atau penyumbatan pada saluran tuba. Penyebab lainnya meliputi infeksi menular seksual, radang panggul, endometriosis, dan fibroid yang dapat merusak saluran tuba tersebut.
2. Kehamilan ektopik terganggu berdasarkan riwayat kesehatan (penyakit). Penyakit dapat timbul karena endometriosis dan juga peradangan panggul yang dapat menyebabkan penyumbatan saluran tuba.
3. Kehamilan ektopik berdasarkan riwayat kebidanan yang lalu. kejadian kehamilan ektopik terganggu paling sering terjadi pada ibu yang tidak memiliki riwayat kehamilan ektopik terganggu sebelumnya, atau operasi tuba. Namun, riwayat abortus merupakan faktor yang paling dominan, terutama riwayat abortus berulang. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan kehamilan ektopik terganggu lebih tinggi pada ibu dengan riwayat abortus dibandingkan dengan ibu yang memiliki riwayat kebidanan lainnya seperti section caesarea dan kehamilan ektopik terganggu sebelumnya.
4. Kehamilan ektopik berdasarkan riwayat kontrasepsi. Sekitar separuh dari ibu yang mengalami kehamilan ektopik yang mengalami gangguan memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Perubahan posisi IUD dari lokasi yang seharusnya sering kali terjadi pada saat pemasangan yang sulit, seperti pada wanita dengan kelainan anatomi kavum uteri, adenomiosis, atau obesitas. Bahwa risiko kehamilan di luar rahim tidak terpengaruh oleh riwayat penggunaan kontrasepsi seperti tubektomi, AKDR, pil mini, dan kontrasepsi darurat pada ibu, karena insiden kejadian yang jarang terjadi.
Referensi :
Aisyah, S. dan Amanda, S.S. 2019. Infeksi Chlamydia Trachomatis pada Saluran Genital, Tuba Fallopi, dan Serviks.
Aling, D.M.R., Kaeng, J.J dan Wantania, J. 2014. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi dengan Kejadian Kehamilan Ektopik
Asyima. 2018. Hubungan Paritas dan Umur Ibu Terhadap Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) di RSUD Syekh Yusuf Gowa Tahun 2018.
Fitriany, A.N., Sukarya, W.S. dan Nuripah, G. 2014. Hubungan antara Usia, Paritas dan Riwayat Medik dengan Kehamilan Ektopik Terganggu.
Hendri, A., Henri, S.., Fidel. 2013. Kejadian Infeksi Klamidia Trakomatis di Serviks dan Tuba pada Pasien kehamilan Ektopik Terganggu di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring FK USU.
Komariah, S. dan Nugroho, H. 2019. Hubungan Pengetahuan, Usia dan Paritas Dengan Kejadian Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Ibu dan Anak Aisyiyah Samarinda.
Triana, A. 2019. Hubungan Umur dan Paritas Ibu Hamil dengan Kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.