Senin, 29 Juli 2024 13:23 WIB

Memiliki Kualitas Hidup yang Baik sebagai Pasien Gagal Jantung

Responsive image
77
dr. Ruth S. Ayuningtyas - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Gagal jantung merupakan salah satu penyebab tersering seseorang dirawat secara berulang di Rumah Sakit dan menurunnya kualitas hidup para penderitanya. Menjaga kualitas hidup yang baik merupakan salah satu gol terpenting bagi pasien dengan gagal jantung. Sebagai seorang pasien gagal jantung, hal apa sajakah yang harus anda lakukan untuk mempertahankan kualitas hidup yang baik dan mengurangi frekuensi perawatan di Rumah Sakit?

Apa itu gagal jantung? Gagal jantung merupakan suatu sindrom penyakit dengan gejala utama sesak nafas, bengkak pada anggota gerak bawah dan rasa mudah lelah saat beraktifitas. Gejala-gejala tersebut muncul karena ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat. Gagal jantung dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, kelainan katup jantung, dan lain-lain.  

Bagaimana penyakit gagal jantung mempengaruhi kualitas hidup saya?

Pasien gagal jantung memiliki angka kekambuhan yang tinggi. Sebagai contoh, di Amerika Serikat lebih dari 50% pasien yang pulang perawatan dari RS akibat gagal jantung, mengalami kekambuhan sehingga harus kembali dirawat inap dalam kurun waktu 6 bulan sejak dipulangkan. Sedangkan 24% kembali masuk perawatan Rumah Sakit dalam kurun waktu 30 hari. Keterbatasan aktifitas akibat beratnya gejala juga menjadi faktor utama berkurangnya produktifitas, seringkali menimbulkan depresi dan semakin memperburuk kualitas hidup pasien.

Apa yang dapat saya lakukan untuk menjaga kualitas hidup tetap baik?

Berikut merupakan beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk menjaga kualitas hidup tetap baik:

1.      Rawat diri yang baik

Hal ini mencakup perubahan gaya hidup dan rasa awas terhadap gejala yang dialami. Perubahan gaya hidup yang penting meliputi berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, mengurangi konsumsi garam dan memonitor jumlah cairan yg dikonsumsi dan dikeluarkan setiap hari. Pemantauan cairan keluar masuk dan rasa awas terhadap gejala atau keluhan yang dirasakan sangat penting, sebagai contoh pasien dapat mengonsumsi obat diuretik ketika cairan masuk jauh lebih banyak dari yang keluar serta merasa sesak dan/atau kaki bengkak. Dengan menyadari gejala lebih cepat pasien juga dapat mencari pertolongan medis lanjut lebih awal apabila diperlukan.

2.      Konsumsi obat rutin

Krusial bagi pasien gagal jantung untuk mengonsumsi obat secara rutin. Kegagalan mematuhi regimen pengobatan berisiko mengalami perawatan berulang di Rumah Sakit, sampai dengan mortalitas. Sebaliknya kontrol rutin Dokter Spesialis Jantung dan konsumsi rutin regimen obat yang tepat dapat mengurangi tanda dan gejala gagal jantung.

3.      Rehabilitasi jantung dengan latihan fisik

Latihan fisik secara teratur bertujuan untuk meningkatkan toleransi beraktifitas pasien gagal jantung. Latihan fisik pada pasien dengan penurunan fungsi pompa jantung sebaiknya dilakukan setelah berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Jantung Sub-Spesialis Prevensi dan Rehabilitasi. Umumnya latihan yang disarankan ialah olah raga low-impact seperti jalan santai, dimulai 10-15 menit per hari dan naik bertahap secara perlahan tanpa melewati batas toleransi.

4.      Menjaga kesehatan jiwa

Pasien gagal jantung terutama dengan gejala berat rentan mengalami depresi. untuk mencegah atau menanggulangi hal tersebut, peran kehadiran dan dukungan keluarga sangatlah penting. Begitu pula kebersediaan pasien untuk mendapatkan evaluasi klinis dan pertolongan secara profesional apabila didapati ada tanda dan gejala yang mengarah.

Dengan dilakukannya hal-hal di atas, diharapkan kualitas hidup yang baik tetap dapat dicapai oleh penderita gagal jantung.

 

Referensi:

Freedland, K. E., Rich, M. W., & Carney, R. M. (2021). Improving Quality of Life in Heart Failure. Current Cardiology Reports, 23(11), Article 159. https://doi.org/10.1007/s11886-021-01588-y

Krumholz HM, Merrill AR, Schone EM, Schreiner GC, Chen J, Bradley EH, Wang Y, Wang Y, Lin Z, Straube BM, Rapp MT, Normand SL, Drye EE. Patterns of hospital performance in acute myocardial infarction and heart failure 30-day mortality and readmission. Circ Cardiovasc Qual Outcomes. 2009; 2:407–413.

Chen YW, Wang CY, Lai YH, Liao YC, Wen YK, Chang ST, Huang JL, Wu TJ. Home-based cardiac rehabilitation improves quality of life, aerobic capacity, and readmission rates in patients with chronic heart failure. Medicine (Baltimore). 2018 Jan;97(4):e9629

McDonagh TA, Metra M, et al., ESC Scientific Document Group, 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC) With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC, European Heart Journal, Volume 42, Issue 36, 21 September 2021, Pages 3599–37

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/teenager-boy-girl-cartoon_5039122.htm#fromView=search&page=1&position=3&uuid=6b524b0b-2ef2-42b8-bc2b-600586233659