Senin, 29 Juli 2024 11:25 WIB

Semua Lemak Jahat untuk Kesehatan Jantung: Mitos atau Fakta?

Responsive image
198
dr. Sonya Aprelladiva - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Lemak seringkali menjadi pusat perhatian dalam diskusi karena dapat berpengaruh terhadap kesehatan jantung. Banyak orang menganggap bahwa semua jenis lemak dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung. Namun, ini adalah pandangan yang terlalu umum. Lemak juga memiliki peranan penting bagi kesehatan tubuh dan tubuh membutuhkan lemak untuk menjalankan fungsi yang optimal. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai lemak dan dampaknya pada kesehatan jantung.

Apakah semua lemak adalah musuh bagi kesehatan jantung?

Beberapa orang mungkin menganggap semua asupan lemak merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan menyalahkan lemak sebagai penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Faktanya tidak semua jenis lemak selalu bertanggung jawab atas terjadinya penyakit jantung.

Sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu tentang jenis-jenis lemak itu sendiri. Terdapat dua jenis lemak utama, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda. Disamping itu adapula yang namanya lemak trans yang merupakan lemak tak jenuh yang mengalami perubahan struktur kimia atau isomer akibat proses menggoreng atau pemanasan sehingga merusak ikatan rangkap pada lemak tidak jenuh dan menyisakan lemak jenuh saja.

Lemak jenuh dapat ditemukan pada makanan yang berasal dari hewani seperti daging berlemak, keju, mentega, dan krim susu. Lemak jenuh juga terdapat pada minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak lainnya yang sudah pernah dipakai untuk menggoreng (minyak jelantah). Selain mengandung lemak jenuh, makanan-makanan tersebut juga mengandung kolesterol sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan menyebabkan terjadinya trombosis. Hal inilah yang dapat memicu seseorang mengalami penyakit jantung.

Beberapa orang mungkin menganggap lemak trans sebagai jenis lemak yang lebih aman daripada lemak jenuh. Lemak trans umumnya ditemukan dalam makanan olahan dan makanan cepat saji, seperti gorengan (ayam goreng tepung, tempe mendoan, telur goreng, dsb.), produk ruminansia (beef burger, sop buntut, daging rawon, dsb.), dan produk makanan jadi (margarin atau minyak terhidrogenasi; seperti cokelat, biskuit, croissant, dsb.). Faktanya lemak trans lebih berbahaya daripada lemak jenuh karena lemak trans bersifat aterogenik (memicu penyempitan, penebalan, dan pengerasan dinding pembuluh darah) dan menghambat aktivitas enzim pada metabolisme lemak khususnya pada pengangkutan balik kolesterol dari jaringan ke hati sehingga berisiko meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dan menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya penyakit jantung lebih dari lemak jenuh.

Selanjutnya adalah lemak tak jenuh yang terbagi menjadi dua, yaitu lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh dapat ditemukan dalam ikan, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa jenis minyak, diantaranya minyak sayur, minyak ikan, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, dan minyak kanola. Kandungan omega-3, omega-6, dan omega-9 yang terdapat dalam lemak tak jenuh yang umumnya ditemukan dalam ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian, telah terbukti mendukung kesehatan jantung. Lemak tak jenuh ini dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengatur tekanan darah, denyut jantung, meningkatkan fungsi kekebealan tubuh, meningkatkan fungsi rangsangan sistem saraf, dan mengurangi peradangan. Maka dari itu, berbeda dengan lemak jenuh dan lemak trans, lemak tak jenuh memiliki manfaat bagi kesehatan jantung.

Apakah semakin sedikit lemak yang dikonsumsi semakin baik? Banyak orang cenderung berpikir bahwa mengurangi semua asupan lemak adalah kunci untuk menjaga kesehatan jantung. Kembali lagi pada jenis-jenis lemak itu sendiri, kuantitas dan kualitas lemak yang dikonsumsi lebih penting daripada menghindari total lemak. Penting untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas lemak yang dikonsumsi. Fokus pada lemak sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, serta mengurangi konsumsi lemak jenuh dan trans. Pengurangan total lemak bukanlah solusi terbaik, yang terpenting adalah memilih sumber lemak dengan bijak. Perbanyak konsumsi lemak tak jenuh sesuai rekomendasi, sebaliknya lemak jenuh dan trans lemak sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Faktanya, pola makan keseluruhan dan gaya hiduplah yang penting demi terjaganya kesehatan jantung, sementara lemak dapat memainkan peran dalam kesehatan jantung. Penyakit jantung seringkali merupakan hasil dari kombinasi faktor seperti pola makan keseluruhan, tingkat aktivitas fisik, genetika, kebiasaan merokok, dan faktor gaya hidup lainnya. Penting untuk melihat gambaran keseluruhan daripada hanya menyalahkan satu aspek.

Meskipun masih beredar mitos bahwa semua lemak jahat untuk kesehatan jantung dan semakin sedikit lemak yang dikonsumsi semakin baik untuk kesehatan jantung, namun faktanya lemak tak jenuh yang mengandung omega-3, omega-6, dan omega-9 terbukti baik bagi kesehatan jantung. Intinya adalah bagaimana kita dapat menemukan pola makan yang sehat dan seimbang. Dalam memahami peran lemak dalam kesehatan jantung, keseimbangan dan pemilihan jenis lemak yang tepat menjadi kunci. Fokus pada lemak sehat, seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda, dan batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans. Ingatlah bahwa aspek lain dari gaya hidup juga berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung. Konsultasikan dengan profesional kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu Anda. Dengan pendekatan yang bijaksana terhadap lemak, kita dapat menjaga kesehatan jantung sambil tetap menikmati makanan dengan rasa dan kepuasan.

 

Referensi:

Sacks FM, Lichtenstein AH, Wu JHY, Appel LJ, Creager MA, Kris-Etherton PM. Dietary Fats and Cardiovascular Disease. Circulation. 2017; 136: 1-23.

Sartika RAD. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh, dan Asam Lemak Trans Terhadap Kesehatan. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2008 Feb; 2(4): 154-60.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/man-holds-his-fat-tummy_5954053.htm#fromView=search&page=1&position=8&uuid=93474830-8328-4c2c-a5e8-7ff02e8d2a86