Senin, 29 Juli 2024 10:05 WIB

Terapi Statin dan Kolesterol: Mitos dan Fakta

Responsive image
49
dr. Hiradipta Ardining - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Statin, seringkali disebut sebagai "terapi utama" dalam menurunkan kadar kolesterol yang berbahaya, atau LDL, adalah salah satu obat yang paling sering digunakan di dunia. Kolesterol LDL seringkali disebut sebagai "kolesterol jahat", dan statin dapat menurunkan produksinya di dalam liver. Pertama kali ditemukan di tahun 1987, statin digunakan setiap harinya oleh lebih dari 200 juta orang di dunia dan sudah terbukti aman pada setidaknya 27 penelitian besar yang masing-masing melibatkan setidaknya 1000 pasien. Suatu meta-analisis menunjukkan bahwa untuk setiap penurunan 40 mg/dL kadar LDL, terdapat penurunan risiko sebanyak 21% untuk kematian kardiovaskular, serangan jantung, dan stroke setiap tahunnya. Pentingnya obat ini membuat statin dimasukkan kedalam WHO List of Essential Medicines di tahun 2019.

Namun sayangnya, banyak sekali mitos yang beredar mengenai obat ini yang menyebabkan kepatuhan berobat pasien pun berkurang.  Beberapa disinformasi yang beredar mengenai kadar kolesterol dan statin antara lain:

Mitos: Kolesterol tidak berbahaya untuk kesehatan manusia. Kolesterol merupakan komponen lemak penting yang dibutuhkan oleh sel. Manusia tidak bisa hidup tanpa kolesterol.

Fakta: Kolesterol itu sendiri memang esensial untuk kehidupan. Namun, kolesterol LDL di darah menyebabkan deposit lemak di pembuluh darah yang disebut juga plak aterosklerotik. Plak aterosklerotik ini dapat menghambat aliran darah yang dapat merusak organ atau bahkan menyebabkan serangan jantung atau stroke. Sekitar 3 juta kematian di dunia setiap tahunnya berhubungan dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi.

Mitos: memakan makanan yang tinggi kolesterol (seperti telur atau butter) tidak akan membunuhmu. Oleh karena itu, kolesterol bukan merupakan suatu masalah melainkan hanyalah mitos yang dibuat industri farmasi untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan obat.

Fakta: Memakan telur atau butter dalam jumlah yang wajar tidak meningkatkan kolesterol di dalam darah. Sekitar 85?ri kolesterol yang bersirkulasi di dalam tubuh diproduksi oleh liver, terlepas dari apa yang seseorang makan, dan disanalah fokusnya seharusnya berada. Untuk klaim bahwa industri farmasi mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan statin, kebanyakan obat ini sifatnya bukanlah paten melainkan generik.

Mitos: Tidak ada hubungan antara kadar kolesterol LDL pada suatu populasi dengan frekuensi serangan jantung.

Fakta: Secara global, sekitar 33% kasus penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh kadar kolesterol yang tinggi. Untuk orang dewasa usia antara 35-55 tahun, meskipun individu tersebut sehat, setiap dekade yang dilalui dengan kadar kolesterol yang tinggi meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung sebesar 39%. Sebagai ilustrasi, Jerman merupakan salah satu negara dengan kadar kolesterol tertinggi di dunia dan mendapatkan peringkat kedua diantara negara berpendapatan tinggi dengan tingkat kematian tertinggi akibat penyakit jantung iskemik.

Mitos: Kadar kolesterol yang tinggi lebih tidak berbahaya dibandingkan banyak faktor lainnya, seperti kurangnya aktivitas fisik, merokok dan obesitas. Seharusnya kita berfokus pada mengubah hal-hal tersebut terlebih dahulu dibandingkan memperhatikan kadar kolesterol.

Fakta: "Seluruh faktor tersebut adalah kontributor dalam peningkatan risiko penyakit jantung," kata Professor Stephan Gielen, ketua terdahulu dari European Society of Preventive Cardiology. "Memang betul penting untuk berhenti merokok, aktif secara fisik dan memperhatikan asupan makanan. Namun, perubahan gaya hidup biasanya hanya menurunkan kadar kolesterol sebesar 5-10 persen. Untuk pasien dengan kadar kolesterol LDL yang tinggi, perlu lebih banyak penurunan. Mengkombinasikan olahraga dengan terapi statin dapat menurunkan risiko mortalitas secara substansial dan merupakan kombinasi yang ideal."

Mitos: Efek samping statin berbahaya dan sebisa mungkin harus dihindari.

Fakta: Efek samping tersering dari penggunaan statin adalah nyeri pada otot (atau myalgia), yang terjadi pada kurang dari 1% pasien dan seringkali dapat membaik dengan mengubah terapi ke merek statin lainnya. Klaim mengenai efek samping yang lebih berat, seperti diabetes tipe 2 atau Alzheimer beberapa kali dilaporkan, namun buktinya lemah. Statin dapat meningkatkan gula darah dalam jumlah kecil, namun seseorang harus memiliki kondisi pre-diabetes yang signifikan untuk dapat mengalami diabetes tipe 2 karena statin. Hal ini terjadi hanya pada 1% pasien dengan prediabetes yang meminum obat.

Pada penyakit Alzheimer, penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American College of Cardiology menemukan tidak ada asosiasi antara penggunaan statin dengan penurunan memori atau penurunan kemampuan berpikir. Bahkan ditemukan bahwa pasien yang meminum statin untuk penyakit jantung dan memiliki predisposisi genetik Alzheimer memiliki skor yang lebih baik pada tes memori. Penulis studi tersebut, Doctor Katherine Samaras, profesor pada University of South Wales, Australia, mengatakan bahwa "jika Anda mengalami gangguan memori saat meminum statin, jangan menghentikan terapi statin tersebut. Cobalah komunikasikan dengan dokter Anda. Anda mungkin memiliki faktor lain yang menyebabkan adanya penurunan memori tersebut."

Mitos: seseorang yang mengkonsumsi statin sebaiknya menghentikan saja konsumsi statin.

Fakta: Penelitian yang sudah dipublikasikan menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi statin dan berisiko mengalami penyakit kardiovaskular, mengalami peningkatan risiko tersebut jika mereka berhenti mengkonsumsi statin. Dari sebuah studi yang dilakukan pada 28000 pasien, ditemukan bahwa 3 dari 10 pasien berhenti mengkonsumsi statin karena mereka mengasumsikan bahwa rasa nyeri dan tidak nyaman yang dirasakannya adalah akibat dari obat tersebut. Namun ternyata, 8.5?ri mereka mengalami serangan jantung atau stroke hanya dalam waktu 4 tahun, sementara pada pasien yang tidak menghentikan obatnya hanya 7.6% yang mengalami hal tersebut.

Tidak bisa dipungkiri bahwa manfaat menggunakan statin jauh melebihi risiko yang ada. Carilah informasi melalui berbagai jurnal dan artikel dari institusi yang terpercaya, dan komunikasikan kekhawatiran dengan tenaga kesehatan yang merawat Anda.

 

Referensi:

European Society of Cardiology. What you should know about statins [Internet]. Europe; ESC;2019. [cited 2024 Jan 2]. Available from: https://www.escardio.org/static-file/Escardio/Advocacy/what-you-should-know-about-statins.pdf?mts=1592586150000.pdf

NHS. Statins. England; NHS; 2022. [cited 2024 Jan 2]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/statins/#:~:text=Statins are a group of,of it inside the liver.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/doctor-giving-bottle-pills-patient_11191551.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=883a0c91-c294-4b3b-b93e-c253297de973