Dengan mengetahui denyut nadi kita dapat mengetahui detak jantung, kekuatan jantung serta irama jantung. Sehingga, dengan kita mengetahui denyut nadi yang normal, kita dapat memberitahu apakah organ jantung tersebut bekerja dengan baik. Namun, jika denyut nadi kita terlalu cepat maupun lambat, bisa jadi itu mengindikasikan sejumlah kondisi tertentu yang perlu untuk mendapatkan perhatian. Denyut nadi normal merupakan tanda bahwa jantung bekerja dengan baik. Nah, denyut nadi yang terlalu lemah atau terlalu cepat bisa disebabkan berbagai hal. Untuk mengetahui denyut nadi normal, kita harus tahu bagaimana cara mengukurnya. Denyut nadi adalah ukuran untuk mengetahui berapa kali pembuluh darah arteri mengembang dan berkontraksi dalam 1 menit sebagai respons terhadap detak jantung. Jumlah denyut nadi umumnya sama dengan detak jantung sebab kontraksi jantung menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi di arteri. Oleh karena itu, mengukur denyut nadi sama artinya dengan mengukur denyut jantung.
Jumlah Denyut Nadi Normal
Jumlah denyut nadi setiap orang bisa berbeda-beda. Denyut nadi yang rendah biasanya terjadi saat sedang tidur atau beristirahat dan akan meningkat ketika berolahraga.
Adapun denyut nadi tiap orang itu bervariasi, tergantung beberapa faktor yang mempengaruhi. Namun, secara umum denyut nadi normal manusia per menitnya, yaitu :
1. Usia bayi hingga 1 tahun : 100-160 kali per menit.
2. Usia 1 hingga 10 tahun : 70-120 kali per menit.
3. Usia 11 hingga 17 tahun : 60-100 kali per menit.
4. Usia orang dewasa : 60-100 kali per menit.
Mengapa denyut nadi normal bayi dan juga anak-anak cenderung lebih tinggi ketimbang orang dewasa? Karena kebutuhan suplai darah bayi dan anak itu lebih banyak, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras lagi dan detaknya lebih cepat untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, denyut jantung bisa berubah-ubah tergantung aktivitas fisik serta kondisi kesehatan.
Penyebab peningkatan denyut nadi :
1. Aktivitas fisik
2. Anemia
3. Konsumsi obat-obatan, seperti obat tiroid, obat alergi, dan obat batuk.
4. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
5. Obesitas
6. Faktor psikologis, seperti cemas dan stres.
Sementara itu, denyut nadi lambat dapat disebabkan berbagai hal, yaitu :
1. Penyakit jantung
2. Konsumsi obat-obatan untuk penyakit jantung.
3. Tingkat kebugaran yang baik, misal pada atlet atau mereka yang rutin olahraga.
4. Kelenjar tiroid kurang aktif atau hipotiroidisme.
Cara Menghitung Denyut Nadi Normal di Pergelangan Tangan
Untuk mengukur denyut nadi lewat pergelangan tangan, bisa melakukan cara berikut. Pertama, tempatkan jari telunjuk / tengah di pergelangan tangan yang dilewati oleh pembuluh darah arteri, lalu tekanlah dengan kuat arteri tersebut hingga anda merasakan denyut nadinya. Hitunglah denyut nadi selama 60 detik (atau 15 detik lalu kalikan dengan 4, nanti anda akan mendapat hasil denyut nadi per menitnya).
Usahakan untuk tetap fokus menghitung denyut nadinya dan jangan sampai terlewat. Apabila belum merasa yakin dengan hasilnya, kita dapat mengulangi pengukuran denyut nadinya.
Beberapa cara dapat dilakukan untuk menjaga denyut nadi tetap normal, yakni dengan cara rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal dan mengendalikan stres. Stres atau cemas berlebihan juga bisa membuat denyut jantung lebih cepat. Untuk mengendalikan stres supaya denyut nadi senantiasa terjaga, kita bisa melakukan latihan pernapasan atau meditasi.
Itulah cara mengetahui denyut nadi normal manusia per menitnya. Apabila khawatir karena denyut nadi yang tidak normal, lebih baik kunjungi dokter dan lakukan pemeriksaan. Sehingga penanganan yang tepat dapat segera dilakukan.
Hal yang Dapat Memengaruhi Denyut Nadi
Rendah atau tingginya denyut nadi umumnya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
1. Usia
Denyut nadi normal pada anak-anak cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Sementara pada lansia, denyut jantung cenderung lebih rendah dan lambat.
2. Suhu udara
Suhu dan kelembapan udara yang tinggi dapat memicu jantung untuk memompa lebih banyak darah. Akibatnya, denyut nadi pun akan meningkat sekitar 10 kali per menit.
3. Posisi tubuh
Mengubah posisi juga dapat meningkatkan denyut nadi meski hanya sedikit. Misalnya, dari posisi duduk atau berbaring ke posisi berdiri, denyut nadi bisa naik pada 15-20 detik pertama. Namun, setelah beberapa menit, denyut nadi akan normal kembali.
4. Emosi
Saat marah atau emosi, sistem saraf pada otak akan memicu berbagai reaksi dalam tubuh dan salah satunya adalah melepaskan hormon adrenalin. Hormon ini berdampak pada meningkatnya denyut nadi dan napas yang lebih cepat.
5. Ukuran tubuh
Penderita obesitas umumnya memiliki denyut nadi yang lebih tinggi karena jantung harus bekerja lebih keras memompa darah pada tubuh yang lebih besar.
6. Efek samping obat
Obat-obatan yang bisa menghambat produksi hormon adrenalin, seperti penghambat beta, dapat memperlambat denyut nadi. Sebaliknya, terlalu banyak mengonsumsi obat tiroid bisa meningkatkan denyut nadi.
Masalah medis tertentu pada jantung, seperti gangguan irama jantung atau aritmia, juga dapat menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat atau justru lebih lambat.
Apabila denyut nadi terlalu cepat atau lambat disertai gejala nyeri dada, pusing, sakit kepala, sesak napas, bahkan kehilangan kesadaran, segera periksakan diri ke dokter.
Referensi :
Supriyono, dkk. 2023. Hubungan antara Aktivitas Fisik, Denyut Nadi dan Status Gizi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
Johns Hopkins Medicine. Vital Signs (Body Temperature, Pulse Rate, Respiration Rate, Blood Pressure).
Cleveland Clinic. 2023. How the Heat Can Affect Your Heart.
Laskowski, E. Mayo Clinic. 2022. What's A Normal Resting Heart Rate?
American Heart Association. 2023. All About Heart Rate (Pulse).
Iliades, C. Everyday Health. 2023. 8 Ways to Prevent Afib in Summer.
Ellis, M. Healthline. 2019. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia (PSVT).