Selasa, 06 Februari 2024 09:41 WIB

Bahaya Konsumsi Gula Berlebih

Responsive image
1301
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Gula merupakan salah satu bentuk karbohidrat sederhana yang biasanya dihasilkan dari tanaman tebu, meskipun juga dapat diperoleh dari sumber lain seperti nektar bunga kelapa, nira aren, pohon palem, buah kelapa, atau pohon lontar. Salah satu jenis disakarida yang ditemukan dalam gula adalah sukrosa. Gula memegang peran penting sebagai sumber energi karena mudah dicerna dan memiliki rasa manis yang khas. Tidak hanya itu, gula juga memiliki pemanfaatan lain, termasuk sebagai bahan dasar dalam produksi minuman beralkohol, sebagai bahan pengawet dalam industri makanan, dan sebagai zat pencampur dalam formulasi obat-obatan. Konsumsi gula yang berlebihan telah menjadi masalah kesehatan utama akhir-akhir ini. Masyarakat saat ini sering tergiur dengan makanan dan minuman yang tinggi gula seperti soft drink, dessert dan makanan siap saji dengan tambahan gula. Akibatnya, konsumsi gula melebihi batas yang dianjurkan, yang berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Penelitian ini  telah  menunjukkan  hubungan  yang  kuat  antara  konsumsi  gula  yang  berlebihan  dan sejumlah  masalah  kesehatan  yang  serius. Efek samping  dari  konsumsi  gula  berlebihan termasuk peningkatan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Meningkatnya prevalensi obesitas di seluruh dunia telah menjadi masalah kesehatan global yang mendesak. Konsumsi gula yang berlebihan dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas karena gula memiliki nilai energi yang tinggi dan memberikan sedikit atau tidak ada nutrisi penting bagi tubuh. Konsumsi gula yang berlebihan juga berkontribusi pada perkembangan diabetes. Gula dapat menyebabkan resistensi insulin dan memengaruhi metabolisme glukosa, yang merupakan faktor risiko penting untuk berkembangnya diabetes.

Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Gula

Konsumsi gula dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor sosial, psikologis, dan lingkungan. Faktor sosial meliputi norma sosial, dukungan sosial, dan pengaruh teman sebaya. Faktor psikologis meliputi kecenderungan untuk mencari makanan yang enak dan memuaskan, kecemasan, dan stres. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan pangan, harga dan promosi. Faktor sosial dapat mempengaruhi asupan gula, norma sosial menunjukkan bahwa dengan  konsumsi  lebih  banyak  buah  dan  sayuran,  sedangkan  norma  sosial  negatif  terkait dengan konsumsi lebih banyak makanan cepat saji. Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi konsumsi gula, kecenderungan untuk mencari makanan enak dan mengenyangkan berhubungan dengan makan makanan tinggi lemak dan gula. Selain itu, stres juga bisa memengaruhi konsumsi gula. Satu studi menemukan bahwa stress berhubungan dengan makan makanan tinggi lemak dan gula. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi konsumsi gula, mempromosikan penjualan  makanan  dan  minuman  tinggi  gula  dikaitkan  dengan  konsumsi  gula  yang  lebih tinggi dikalangan anak-anak.

Strategi untuk Mengurangi Konsumsi Gula

Sejumlah strategi dapat diterapkan untuk mengurangi konsumsi gula, termasuk pendidikan, regulasi dan perlindungan lingkungan. Edukasi dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya konsumsi gula berlebihan dan memberikan anjuran untuk mengurangi konsumsi gula. Peraturan dapat membatasi ketersediaan makanan dan minuman tinggi gula dan memberlakukan pajak gula. Tindakan lingkungan dapat meningkatkan ketersediaan makanan dan minuman sehat dan mengurangi iklan makanan dan minuman tinggi gula. Langkah-langkah lingkungan juga bisa efektif dalam mengurangi konsumsi gula. Intervensi lingkungan yang ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan buah dan sayur serta mengurangi iklan makanan dan minuman tinggi gula dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayur anak-anak.

Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat memiliki efek negatif pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi gula setiap hari. Efek buruk dari mengonsumsi terlalu banyak gula pada berbagai aspek kesehatan manusia. Artikel ini menyoroti pentingnya inisiatif kesehatan masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula, mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat, dan meningkatkan kesadaran tentang konsekuensi negatif dari mengonsumsi terlalu banyak gula.

 

Referensi :

Sinaga, J., Sinambela, J. L., Purba, B. C., & Pelawi, S. 2024. Gula dan Kesehatan: Kajian Terhadap Dampak Kesehatan Akibat Konsumsi Gula Berlebih. Mutiara: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia.

Pramesta, V., Cahya, A. I. B., Saptaningtyas, R., Sulistyaningtyas, A. R., & Ethica, S. N. 2021. Penyuluhan Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Masyarakat Desa Sumberlerak Kabupaten Boyolali dengan Media Poster. Majalah Ilmiah UPI YPTK.

Fatmawati, I., Malkan, I., & Luthfiana, D. 2018. Penyuluhan Gizi Mengenai Bahaya Konsumsi Makanan Tinggi Gula Sederhana Sebagai Penyebab Terjadinya Status Gizi Lebih Pada Remaja Smp Di Sukmajaya Depo. In Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 1, No. 1).