Selasa, 19 Desember 2023 15:35 WIB

Mengenal Penyakit Katarak

Responsive image
1931
Esti Pramesita, AMK - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Katarak adalah proses degeneatif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa. Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata yang berada di dalam bola mata. Kekeruhan lensa atau katarak akan mengakibatkan cahaya terhalang untuk masuk ke dalam mata sehingga penglihatan menjadi menurun. Gumpalan protein pada lensa mata mengakibatkan menurunnya ketajaman bayangan mencapai retina. Orang yang menderita katarak pada mulanya terdapat gumpalan kecil pada mata yang tidak menganggu penglihatan dan lama-kelamaan gumpalan tersebut akan bertambah besar sehingga perlahan-lahan ketajaman penglihatan berkurang. Penglihatan penderita katarak akan terganggu dan bahkan bisa mengakibatkan kebutaan buta bila dibiarkan semakin parah dan tidak ditangani secara baik.

Penyebab

Penyebab Katarak yang paling umum ditemui adalah akibat proses penuaan atau trauma yang menyebabkan perubahan pada jaringan mata. Lensa mata sebagian besar terdiri dari air dan protein. Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi semakin tebal dan tidak fleksibel.

Faktor Risiko

1.    Penuaan menjadi penyebab tersering dari kekeruhan lensa atau katarak.

2.    Riwayat trauma lensa mata yang pernah mengalami trauma, seperti masuknya serpihan material tajam ke mata, terbentur bola, kembang api, dapat membuat katarak timbul lebih cepat.

3.    Pengidap penyakit tertentu seperti Pengidap Diabetes Melitus, Hipertensi, Hipokalemia dan Dermatitis Atopik dapat berkaitan dengan timbulnya katarak di kemudian hari.

4.    Riwayat keluarga yang mengidap katarak dan riwayat operasi pada mata.

5.    Myopia yaitu seseorang yang menderita myopia akan memiliki peningkatan kadar MDA dan penurunan kadar glutation tereduksi sehingga memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa.

6.    Sinar ultraviolet dan radiasi ultraviolet menghasilkan radikal bebas di dalam jaringan. Jaringan di permukaan mata yang transparan sangat peka terhadap sinar ultraviolet. Seseorang yang mempunyai riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama dapat mempercepat terjadinya katarak.

7.    Merokok menimbulkan kerusakan lensa pada katarak seperti kerusakan akibat oksidasi pada protein lensa. Rokok kaya akan radikal bebas dan substansi oksidatif lain seperti aldehid. Kita tahu bahwa radikal bebas dari asap rokok dapat merusak protein. Dilihat dari semua ini, tidaklah mengherankan bahwa perokok lebih rentan terhadap katarak dibanding dengan yang bukan perokok.

8.    Alkohol, seseorang yang mengonsumsi alkohol kronis berisiko tinggi terkena penyakit mata termasuk katarak. Alkohol secara langsung bekerja pada protein dan secara tidak langsung dengan cara mempengaruhi penyerapan nutrisi penting pada lensa.

9.    Penyakit sistemik seperti Diabates, Diabetes Melitus dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, salah satunya adalah katarak. Dengan meningkatnya kadar gula darah, maka meningkat pula kadar glukosa dalam Akuos Humor.

10.  Trauma, trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa sehingga timbul katarak. Kerusakan lensa akibat trauma pada kapsul lensa yang dapat menyebabkan katarak. Trauma katarak dapat meliputi sebagian atau seluruh lensa.

11.  Infeksi, uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai sinekia posterior yang menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior lensa.

12.  Obat-obatan seperti kortikosteroid, data klinis dan laboratorium menunjukkan banyak obat yang mempunyai potensi kataraktogenik. Obat-obatan yang meningkatkan resiko katarak adalah kortikosteroid, fenotiazin, miotikum, kemoterapi, diuretik, obat penenang, obat rematik dan lain- lain.

13.  Nutrisi, multivitamin, vitamin A, Vitamin C, vitamin E, niasin, tiamin, riboflavin, beta karoten dan peningkatan protein mempunyai efek protektif terhadap perkembangan katarak.

Gejala

1.      Pandangan mata menjadi kabur.

2.      Merasa silau bila terkena cahaya.

3.      Mata melihat cincin dari sumber cahaya.

4.      Pandangan mata berkabut.

5.      Gambar menjadi ganda.

Penanganan

1.      Alat bantu kacamata.

2.      Obat-obatan / tetes mata.

3.      Operasi

Komplikasi

Apabila Katarak terus memburuk dari waktu ke waktu yang menyebabkan penglihatan semakin menurun. Hal itu bisa menyebabkan pengidap sulit mengemudi, bahkan membahayakan keselamatan, begitu juga dengan kualitas hidup pengidap secara keseluruhan. Bila tidak diobati dalam waktu yang lama, tidak jarang Katarak bisa menyebabkan kebutaan total. Katarak yang tidak diobati dapat menjadi “Hyper-Mature”, suatu kondisi yang membuatnya lebih sulit dihilangkan dan lebih mungkin menyebabkan komplikasi operasi Katarak. Operasi Katarak biasanya aman dan jarang menyebabkan komplikasi.

Pemeriksaan

1.      Keratometri

2.      Oftalmoskop

3.      A-Scan Ultrasound

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Jika mengalami beberapa gejala Katarak yang semakin mengganggu dan memburuk serta pasien merasakan nyeri pada mata atau kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Pencegahan

1.    Memeriksakan mata secara teratur pada dokter spesialis mata.

2.    Melindungi mata dari benturan dan cahaya matahari yang terlalu lama, dengan menggunakan kacamata yang melindungi dari sinar ultraviolet baik UVA dan UVB.

3.    Kelola masalah kesehatan (apabila mempunyai riwayat penyakit penyerta seperti diabetes) yang dapat meningkatkan risiko katarak.

4.    Membatasi kebiasaan menyetir di malam hari.

5.    Memperbaiki pencahayaan di rumah, terapkan pola makan sehat dengan memperbanyak buah dan sayur.

 

Referensi :

Bachtiar Armyta. 2021. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Katarak pada Rumah Sakit Universitas Hasanuddin. Skripsi Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Subekti Permatahati Melati Rahmah. 2016. Perbedaan Lokasi Kekeruhan Katarak pada Pasien Diabetes Mellitus Dibandingkan dengan Pasien bukan Diabetes Mellitus di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.