Jumat, 13 Oktober 2023 14:15 WIB

Pencegahan Infeksi Paska Operasi

Responsive image
5315
Sudiman, S.Kep.NS. M.Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan sakit (Potter& Perry, 2005). Infeksi pasca operasi adalah infeksi dari luka yang didapat setelah operasi. Dapat terjadi diantara 30 hari setelah operasi, biasanya terjadi antara 5 sampai 10 hari setelah operasi. Infeksi luka operasi ini dapat terjadi pada luka yang tertutup maupun pada luka yang terbuka. Infeksi dapat terjadi pada jaringan superfisial (yang dekat dengan kulit) ataupun pada jaringan yang lebih dalam. Pada kasus yang serius, infeksi pasca operasi dapat mengenai organ tubuh (Tjahyono Sigit A, 2009). Kriteria untuk mendefinisikan infeksi luka operasi, yaitu:

1.      Infeksi Superfisial, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dan infeksi hanya mengenai pada kulit atau jaringan subkutan pada daerah bekas insisi.

2.      Infeksi Dalam, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana tidak menggunakan alat-alat yang ditanam pada daerah dalam dan jika menggunakan alat-alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan infeksi yang terjadi berhubungan dengan luka operasi dan infeksi mengenai jaringan lunak yang dalam dari bekas insisi.

3.      Organ atau ruang, yaitu infeksi yang terjadi diantara 30 hari setelah operasi dimana tidak menggunakan alat yang ditanam pada daerah dalam, dan jika menggunakan alat yang ditanam maka infeksi terjadi diantara 1 tahun dan infeksi mengenai salah satu dari bagian organ tubuh, selain pada daerah insisi tetapi juga selama operasi berlangsung karena manipulasi yang terjadi.

Infeksi yang terjadi pada luka operasi disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri gram negatif (E.coli), gram positif (Enterococcus) dan terkadang bakteri anaerob yang dapat berasal dari kulit, lingkungan, dari alat-alat untuk menutup luka dan operasi. Bakteri yang paling banyak adalah Staphylococcus (Santoso, 2009).Faktor-faktor yang menyebabkan infeksi (Saifuddin, 2005) adalah sebagai berikut :

  1. Kuman : staphylococcusaures dan staphylococcus epidermis
  2. Daya tahan tubuh menurun
  3. Sumber infeksi (infeksi dari dalam, infeksi dari luar)
  4. Faktor gizi (gizi kurang)

Tanda Gejala Infeksi

Pasien pasca operasi sangat rentan terhadap infeksi, baik dari virus, bakteri maupun jamur. Namun terkadang kita tidak menyadari kapan infeksi mulai terjadi pada luka sehingga setelah infeksi sudah sangat parah kita baru tahu karena menimbulkan masalah kesehatan. Berikut ini adalah gejala dan tanda dari infeksi pasca operasi:

1. Dolor (nyeri).

Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri . Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal (patologis) jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya.

2. Kalor(panas).

Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibodi dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

3. Tumor (bengkak).

Tumor dalam konteks gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah.

4. Rubor (kemerahan).

Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan.

5. Fungsio Laesa.

Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan.

Jika infeksi terjadi sudah cukup lama, akan terbentuk cairan putih kental di daerah infeksi tersebut yang disebut dengan nanah (pus). Nanah terbentuk karena adanya "perang" antara antibody dengan antigen. Umumnya, pemeriksaan nanah atau pus dapat dilakukan melalui uji kultur laboratorium untuk mengetahui mikroorganisme penyebab infeksi tersebut yang bertujuan untuk menentukan pengobatan apa yang cocok untuk melawat patogen tersebut.

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Pasca Operasi

1. Umur. Menurut Purwandari (2006), bayi mempunyai pertahanan yang lemah terhadap infeksi, lahir mempunyai antibody dari ibu, sedangkan sistem imunnya masih imatur. Dewasa awal sistem imun telah memberikan pertahanan pada bakteri yang menginvasi. Pada usia lanjut, karena fungsi dan organ tubuh mengalami penurunan, sistem imun juga mengalami perubahan. Peningkatan infeksi nosokomial juga sesuai dengan umur dimana pada usia 65 tahun kejadian infeksi tiga kali lebih sering daripada usia muda.

2. Nutrisi. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah infeksi setelah operasi, demam dan penyembuhan luka yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami infeksi berat yang bisa mengakibatkan kematian.

3. Penyakit. Menurut Nawasasi (2008), Pasien dengan operasi usus, jika ia juga memiliki penyakit lain seperti Tuberculosis, Diabetes Melitus, kekurangan nutrisi dan lain-lain maka penyakit- penyakit tersebut tentu saja amat sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh sehingga akan mengganggu proses penyembuhan luka operasi. Iwan (2008), menyampaikan bahwa faktor daya tahan tubuh yang menurun dapat menimbulkan resiko terkena infeksi nosokomial. Pasien dengan gangguan penurunan daya tahan: immunologik, usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Obat-obatan yang digunakan. Menurut Iwan, 2008 Pencegahan infeksi setelah operasi pada klien dengan operasi bersih terkontaminasi, terkontaminasi, dan beberapa operasi bersih dengan penggunaan antimikroba profilaksis diakui sebagai prinsip bedah. Pada pasien dengan operasi terkontaminasi dan operasi kotor, profilaksis bukan satu-satunya pertimbangan. Penggunaan antimikroba di kamar operasi, bertujuan mengontrol penyebaran infeksi pada saat pembedahan. Pada pasien dengan operasi bersih terkontaminasi, tujuan terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah perkembangan infeksi dengan menghambat mikroorganisme

Cara Pencegahan Infeksi Paska Operasi di Rumah Sakit

  1. Jangan menyentuh daerah luka dengan tangan.
  2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan / perawatan luka.
  3. Alat-alat perawatan luka yang akan digunakan harus dalam keadaan steril (bebas dari kuman)
  4. Bersihkan luka dengan menggunakan tekhnik septic dan antiseptic.
  5. Setelah dibersihkan luka ditutup kembali dengan verband

Cara Pencegahan Infeksi Paska Operasi di Rumah

  1. Ikutilah anjuran dokter Anda, terutama tentang bagaimana merawat bekas luka operasi.
  2. Mencuci tangan adalah cara yang terbaik untuk mencegah infeksi.
  3. Minum antibiotik yang diresepkan sampai selesai.
  4. Beritahu keluarga dan teman untuk mencuci tangan mereka dengan baik dengan sabun dan air sebelum mengunjungi anda (lakukan 6 langkah cara mencuci tangan yang direkomendasikan WHO).
  5. Lakukan pemeriksaan lanjut dengan dokter anda.

 

Referensi:

Potter and perry 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta EGC. 13.

Saifuddin, 2005. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 16.

Tjahyono Sigit A, 2009. Penyembuhan Bedah Caesar.

Townsend C M, Beauchamp RD, Evers BM, Mattox KL. 2004. Sabiston Textbook of Surgery. The Biological Basis of Modern Surgical Practice17th edition. Elsevier Saunders; Philadelpia.P 258-263

Bonnie Barnard,MPH,CIC.2003.http://www.theific.org/basiconcepts/11.pdf, 1 Juni 2017