Kamis, 31 Agustus 2023 16:09 WIB

Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir

Responsive image
29295
Siti Khuzazanah, S.Kep., Ners - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari. Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan.

Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas.

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan intra uterine ke ekstra uterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran Pemeriksaan  fisik pada bayi dilakukan dengan dua tahap, yaitu

1.      Tahap pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir, yang bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR. Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung), grimace ( refleks atau respon terhadap rangsang), activity ( tonus otot), dan respiratory effort ( usaha bernapas).

2.      Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau tidak mengalami penyimpangan.

Kondisi Normal bayi Baru lahir :

a.       Lihat postur, tonus dan aktivitas:  Posisi tungkai dan lengan fleksi, Bayi sehat akan bergerak aktif.

b.      Lihat kulit; Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul.

c.       Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi sedang tidak menangis; Frekuensi napas normal 40-60 kali per menit,Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalam

d.      Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis; denyut jantung normal 100-160 kali per menit.

e.       Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer;  Suhu normal adalah 36,5 - 37,5º C

f.       Lihat dan raba bagian kepala; Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 48 jam.Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat sedikit membonjol saat bayi menangis

g.      Lihat mata; Tidak ada kotoran/sekret

h.      Lihat bagian dalam mulut Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah. Masukkan satu jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut, raba langit langit. Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa

i.        Lihat dan raba perut ;Perut bayi datar, teraba lemas

j.         Lihat tali pusat;  Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali pusat

k.      Lihat punggung dan raba tulang belakang ; Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang

l.           Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah; Tidak terdapat sindaktili, polidaktili, siemenline, dan kelainan kaki (pes equino varus dan vagus).

m.        Lihat lubang anus ; Terlihat lubang anus dan periksa apakah mekonium sudah keluar. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang air besar; Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam setelah lahir, Lihat dan raba alat kelamin luar Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan.

Dengan mempelajari cara pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, bila ada  masalah pada bayi baru lahir segera dapat ditangani dengan tepat, sehingga akan mengurangi angka mortalitas dan morbiditas.

 

Referensi:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .2013. Riset Kesehatan Dasar Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kosim Sholeh, M. (2003). Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes RI.

Lissauer, Avroy. 2013. Selayang Neonatalogi . edisi kedua. Jakarta : Indeks. 150-156.

Wahyuni, Sari. 2012. Asuhan neonatus, bayi dan balita penuntun belajar praktik klinik. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.

Saputra, Lyndon. 2014. Catatan ringkasAsuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tanggerang selatan: Bina Rupa Aksara Publisher