Jumat, 03 Juni 2022 10:26 WIB

Pentingnya Empati dalam Kehidupan

Responsive image
20265
Ardiansyah, SKM. M.M - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain (wikipedia, 2021)

Tidak semua orang memiliki tingkat empati yang sama, ada yang mudah untuk berempati dengan orang lain dan ada pula yang kesulitan untuk bisa menempatkan diri di posisi orang lain. Empati adalah hal yang tidak dimiliki seseorang dan terkadang membutuhkan latihan untuk bisa dikembangkan atau ditingkatkanosi dan membentuk nilai-nilai moral.

Empati yang dimiliki seorang perawat merupakan kemampuan dan upaya perawat untuk memasuki kehidupan seorang pasien, untuk melihat dan merasakan perasaan pasien serta memahami makna perasaan tersebut bagi kehidupan pasien sehingga terjalin hubungan yang terapeutik antara perawat denga pasien. Oleh karena itu memiliki sifat empati sangat dibutuhkan seorang perawat, selain untuk menjalin hubungan yang baik dengan pasien, empati juga diperlukan untuk mempermudah menggali permasalahan pasien, yang nantinya berguna untuk dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.

Empati seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan akan mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Perawat yang memiliki rasa empati yang baik dalam dirinya akan mampu meningkatkan kemampuannya dalam mengerti emosional yang sedang dialami pasien serta memberikan respon yang tepat terhadap emosional tersebut. Namun saat ini banyak terdengar keluhan-keluhan pasien dan keluarga tentang buruknya pelayanan keperawatan di rumah sakit. Keluhan yang sering terdengar mengenai sikap dan tindakan perawat yang mengecewakan dan tidak berempati misalnya, perawat sering marah-marah, tidak sabar, kurang perhatian, kurang tanggap, tidak mengerti kebutuhan pasien, kurang terampil, tidak memberikan rasa nyaman pada pasien, dan sebagainya (Butarbutar & Fathi,  2018)

Penelitian Damaiyanti, 2008 (dalam Hasim, dkk, 2018)  menyatakan bahwa apabila perawat mampu melakukan hubungan interpersonal dengan pasien secara baik serta memberikan perhatian yang penuh maka kepuasaan pasien akan meningkat sehubungan dengan hal tersebut.

Dari hasil penelitian oleh Hasim, dkk 2018 didapatkan hasil  ada hubungan antara persepsi pasien tentang empati perawat dengan kepusaan pasien, dimana empati perawat yang dinilai perawat mendengar keluhan pasien, memberikan komentar terhadap apa yang dirasakan pasien, menjelaskan cara mengatasi masalah pasien, memberikan informasi yang jelas pada pasien, menjelaskan pada pasien dengan kata kata sendiri, berbicara dengan suara yang lembut, memelihara kontak mata, melayani dengan penuh kesabaran dan menghargai dan menghormati pasien akan meningkatkan kepuasaan pasien (Damaiyanti, 2008 dalam Hasim, dkk 2018)

Tidak hanya dalam dunia keperawatan. Memiliki empati juga mmerupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari – hari. Mengapa sikap empati itu penting ? Beberapa alasannya adalah:

a.     Dengan empati maka kita akan lebih mudah bekerja sama dengan orang lain

b.     Empati membuat kita lebih mudah membangun pertemanan bahkan persahabatan

c.      Sikap empati berpengaruh dalam pengambilan keputusan moral

d.     Dengan empati kita akan berani mengambil sikap ketika orang lain mendapat perlakuan tak adil

Karena empati merupakan sebuah kemampuan, Anda bisa membentuk atau memperkuatnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menumbuhkan dan memperkuat rasa empati:

1. Perbanyaklah bergaul dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda dengan Anda.

Saat berkomunikasi dengan orang lain, perhatikan bahasa tubuh dan bentuk komunikasi nonverbal lainnya, misalnya mimik muka.

2. Berusahalah untuk mendengarkan orang lain sebaik mungkin, tanpa menyela.

Tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik. Sikap empati tentu berperan penting ketika berada di posisi ini. Sadari betul bahwa ketika ada orang bercerita tentang kesulitan yang dihadapinya, tugas pendengar adalah mendengarkan, bukan untuk memberi jawaban.

Tugas utama Anda adalah mendengarkan ceritanya, bagaimanapun caranya orang tersebut mengekspresikan emosinya. Mau menyisihkan waktu dan mendengarkan curahan hati orang lain adalah bentuk empati yang nyata.

3. Sering-seringlah menempatkan diri Anda pada posisi orang lain.

Menumbuhkan dan memperkuat rasa empati memang tidak bisa dilakukan secara instan. Namun, terus lakukan cara-cara di atas setiap hari. Seiring berjalannya waktu, rasa empati  anda akan terasah dan anda akan segera merasakan manfaatnya, terutama di kehidupan sosial anda.

Meski mustahil bisa memposisikan diri seperti orang lain secara 100%, setidaknya cobalah membayangkan jika anda ada di posisi tersebut. Bayangkan jika Anda yang mengalami hal itu. Pola pikir seperti ini akan membantu membentuk sikap empati sekaligus rasa solidaritas untuk bersama-sama merasakan apa yang mereka hadapi.

4. Tertarik dengan sekitar

Contoh sikap empati adalah ketika seseorang dengan tulus mau mengajak bicara orang asing yang duduk di sebelahnya saat di pesawat atau bus. Bukan untuk menginterogasi, namun orang yang memiliki sikap empati tinggi menganggap orang lain lebih menarik ketimbang dirinya sendiri.

Di sinilah sikap empati membuat seseorang mau melihat dengan kacamata lebih luas terhadap apa yang terjadi di dunia. Topik yang dibicarakan tentu bukan basa basi tentang cuaca, namun memahami perspektif dari kacamata orang lain. Tak mudah melakukan hal ini karena perlu keberanian.

Demikian, semoga kita dapat terus menumbuhkan rasa empati di dalam diri kita sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih bermafaat

Referensi :

Hasim, dkk. 2018. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Empati Perawat Dengan Kepuasaan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rsud Sleman Yogyakarta. Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta 2 Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Jurnal ISSN : 1978-5755 Vol. 7 No.1 Maret.

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Empati, diakses 30 Desember 2021

https://www.sehatq.com/artikel/cara-mengembangkan-sikap-empati-yang-baik-bagi-diri-sendiri-dan-orang-lain, diakses 30 Desember 2021

https://www.alodokter.com/memahami-arti-ciri-ciri-dan-manfaat-empati, diakses tanggal 30 Desember 2021