Senin, 11 Juli 2022 10:47 WIB

Pemeriksaan Potong Beku

Responsive image
12346
dr. Nora Ramkita - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Potong beku atau frozen section atau vries coupe (VC) adalah salah satu pemeriksaan dari Patologi Anatomi (PA) yang bertujuan untuk mendiagnosis lesi secara cepat saat pasien berada di atas meja operasi. Pemeriksaan potong buku dapat dilakukan di rumah sakit besar dengan peralatan mesin cryostat yang dapat membekukan atau mendinginkan jaringan dan menghasilkan sediaan agar dapat ditegakkan diagnosis dalam waktu singkat saat intraoperatif. 

Jaringan yang digunakan untuk potong beku adalah jaringan yang segar tanpa menggunakan fiksasi cairan formalin. Pemeriksaan potong beku selain digunakan untuk menegakkan diagnosis secara cepat suatu lesi atau tumor, apakah tumor tersebut jinak atau ganas. VC dapat pula digunakan untuk menilai perluasan pertumbuhan suatu tumor apakah batas sayatan operasi bebas massa tumor atau tidak bebas massa tumor. Potong beku atau frozen section juga membantu untuk pemeriksaan enzyme immunochemistry dan immunofluorescence. Kegunaan frozen section yang lain adalah untuk menunjukkan kandungan lemak dan karbohidrat pada jaringan.

Pemeriksaan potong beku dapat dilakukan di suatu rumah sakit yang memiliki layanan Patologi Anatomi VC, salah satunya adalah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Layanan pemeriksaan VC atau potong beku dapat dimanfaatkan oleh dokter bedah maupun dokter klinisi lain seperti obstetri dan gynekologi, maupun dokter yang mengoperasi di bidang keahlian spesialisasi lain dengan cara membuat dokter tersebut haruslah membuat perjanjian antara dokter Patologi Anatomi beserta dokter klinisi untuk penjadwalan VC. Dokter klinisi menginfokan kepada dokter Patologi Anatomi dengan membuat surat permintaan potong beku kepada dokter spesialis Patologi Anatomi. Tujuannya adalah agar pemeriksaan potong beku dapat dijalankan dengan tim serta peralatan VC yang siap saat operasi terhadap pasien tersebut dikerjakan.

Hasil dari pemeriksaan potong beku ini kemudian akan digunakan sebagai panduan dokter klinisi untuk menentukan tindakan operatif selanjutnya. Misalnya, jika didapatkan hasil diagnosis potong beku berupa tumor ganas, maka dokter klinisi akan melakukan perluasan reseksi tumor maupun tindakan lainnya. Contoh lainnya misalnya jika sepotong jaringan tersebut didiagnosis sebagai tumor ganas yang tidak bebas massa tumor pada batas sayatannya melalui pemeriksaan potong beku, maka dokter klinisi akan melakukan perluasan reseksi atau sayatan hingga didapatkan batas sayatan yang bersih dari massa tumor.

Prinsip pemeriksaan potong beku adalah pembekuan secara cepat pada jaringan dengan medium embedding dan mesin cryostat. Proses pemotongan atau grossing jaringan potong beku membutuhkan beberapa proses, dimulai dengan melakukan identifikasi sampel jaringan pada pasien. Dokter akan melakukan pembacaan formulir dan mencocokkannya dengan jaringan yang diterima, melihat identitas pasien, data jaringan dan keterangan klinis. Dokter Patologi Anatomi akan mengumpulkan informasi klinis yang dapat menunjang penegakan diagnosis diferensial. Kemudian dokter PA melihat serta menilai secara makroskopis jaringan berupa warna jaringan, tekstur jaringan, nodul dan struktur lainnya, atau batas sayatan biasanya berupa penanda benang.

Dokter akan melakukan pemeriksaan anatomi jaringan dengan mengidentifikasi batas reseksi. Pemberian tinta warna pada batas sayatan juga umumnya dilakukan. Kemudian dokter akan melakukan sectioning atau pemotongan jaringan dengan menggunakan pisau yang tajam. Jaringan yang dipotong adalah jaringan yang representatif untuk dapat melakukan penegakan diagnosis maupun menilai batas sayatan. Pemeriksaan potong beku biasanya dikombinasi dengan pemeriksaan imprint dan scrapping atau sitologi jaringan untuk membantu penunjang diagnosis pasien intraoperatif.

Jaringan diletakkan di cooling chamber. Kemudian jaringan yang sudah keras dan membeku dapat dilakukan section atau potongan jaringan, lalu jaringan dilakukan streaming merenggangkan pita jaringan dengan menggunakan bantuan kuas. Setelah pita jaringan merenggang, kemudian disentuhkan dengan glass object dan fiksasi segera dengan alkohol 96%.

Proses fiksasi slide dengan alkohol 96% dilakukan dengan agitasi selama beberapa detik. Proses fiksasi ini tidak boleh ada keterlambatan (delayed fixation), dikarenakan untuk mencegah sel bisa membengkak dan batas sitoplasma sel bisa pecah dengan menghasilkan gambaran sel yang tidak akurat. Kemudian objek gelas yang berisi pita jaringan tersebut dilakukan pengecatan haematoxylin and eosin (HE) serta pemberian mounting dan ditutup dengan cover glass serta pemberian label penomoran PA.

Pemeriksaan potong beku mempunyai beberapa keterbatasan dibandingkan dengan pemeriksaan histopatologi dengan blok parafin. Di samping kesalahan dan keterbatasan dalam pengambilan sampel serta kesulitan teknik pada pemeriksaan VC, seorang ahli Patologi Anatomi diharuskan membuat suatu keputusan diagnostik di bawah tekanan dalam waktu yang singkat, serta amat tergantung pada pengalaman serta pengetahuan yang dimiliki.

Pemeriksaan potong beku saat ini tetaplah sangat membantu dalam penanganan berbagai kasus tumor tertentu. Hal ini dikarenakan layanan pemeriksaan potong beku merupakan pemeriksaan Patologi Anatomi yang relatif cepat dan membantu penegakan diagnosis pasien serta membantu dokter klinisi dalam menentukan tindakan operatif selanjutnya.

Referensi

S. Kim Suvarna, Christopher Layton, John D. Bancroft, Bancrofts Theory and Practice of Histological Techniques. 8th edition. Elsevier, 2019. p84-9.

Dey, Pranab. Basic and Advanced Laboratory Techniques in Histopathology and Cytology. Springer Singapore, 2018. p3-99.