Rabu, 26 April 2023 07:40 WIB

Siapa yang Berisiko Tertular Penyakit Kusta?

Responsive image
6123
Dr. dr. Luh Made Mas Rusyati, Sp.KK(K), FINSDV, FA - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Kusta merupakan penyakit kronis yang penularannya sulit, oleh karena memerlukan waktu lama dan juga kontak erat. Penyakit ini sudah ada sejak lama namun masih ditakutkan sampai sekarang karena bisa menyebabkan kecacatan. Selain kecacatan, penderita kusta juga menghadapi stigmatisasi dan diskriminasi.

Orang yang paling berisiko tertular kusta adalah keluarga yang tinggal serumah yang bisa disebut narakontak. Seseorang yang tinggal bersama penderita kusta dapat mengalami infeksi namun tidak menimbulkan gejala. Hal ini disebabkan karena gejala pada pasien kusta memerlukan waktu hingga bertahun tahun. Penyakit ini ditularkan melalui droplet dari hidung dan mulut. Kontak dekat dalam waktu yang lama selama berbulan-bulan dengan seseorang yang terkena kusta yang tidak diobati menjadi faktor risiko penularan. Penyakit ini tidak menular melalui kontak biasa dengan penderita kusta seperti bersalaman atau berpelukan, berbagi makanan atau duduk bersebelahan.

Gejala kusta terutama melibatkan kulit, saraf, dan selaput lendir. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala kulit seperti: bercak pada kulit yang berubah warna, biasanya rata, yang mungkin mati rasa dan terlihat pudar (lebih terang dari kulit di sekitarnya); pertumbuhan (nodul) pada kulit; luka yang tidak nyeri pada telapak kaki; pembengkakan atau benjolan yang tidak nyeri di wajah atau cuping telinga; dan kehilangan alis atau bulu mata. Gejala yang ditimbulkan akibat kusta yang melibatkan selaput lendir dapat berupa hidung tersumbat dan mimisan.

Sebaiknya keluarga yang menjadi narakontak (tinggal satu rumah atau berdekatan dalam waktu yang lama) dengan penderita kusta segera memeriksakan diri ke Spesialis Dermatologi dan Venereologi atau Spesialis Kulit dan Kelamin untuk dilakukan pemeriksaan fisik dan darah, sehingga nantinya bisa diberikan pencegahan berupa pengobatan yang sesuai. Pada pasien, keluarga, dan lingkungan pasien juga perlu dilakukan pendekatan untuk menjelaskan pada pasien bahwa kusta bukan merupakan penyakit kutukan, melainkan penyakit infeksi yang memerlukan pengobatan segera dan dukungan pengobatan dari keluarga terdekat untuk menghindari kecacatan akibat kusta.

 

 

Referensi:

CDC. Hansen’s Disease (Leprosy) [Internet]. CDC. 2017 [dikutip 24 Maret 2023]. Tersedia pada: https://www.cdc.gov/leprosy/about/about.html

WHO. Leprosy [Internet]. WHO. 2023 [dikutip 24 Maret 2023]. Tersedia pada: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/leprosy

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Lepra. Kementrian Kesehatan RI; 2012.

Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Penaggualangan Kusta. Kementrian Kesehatan RI; 2019.