Sabtu, 09 Juli 2022 10:06 WIB

Diabetes Pada Anak

Responsive image
1400
Nyimas Sri Wahyuni, NERS, Sp.Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Diabetes melitus adalah suatu kondisi peningkatan kadar gula didalam darah yang ditimbulkan oleh gangguan metabolisme. Diabetes pada anak terbagi dalam dua tipe. Diabetes mellitus dibedakan menjadi dua tipe yaitu DM tipe 1 yang disebabkan oleh pankreas yang tidak cukup insulin dan DM tipe 2 yang disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang disertai kerusakan pada sel pankreas.

Diabetes mellitus tipe 1 (DMT1) adalah salah satu penyakit yang paling penyakit anak kronis yang umum dan kejadiannya meningkat di seluruh dunia. Insiden DMT1 bervariasi dalam kelompok etnis yang berbeda: dari Cina danVenezuela dengan tarif terendah 0,1/100.00 per tahun ke Sardinia dan Finlandia dengan insiden tertinggi tarif 36,8/100.000 per tahun. Studi EURODIAB baru-baru ini (1) telah menunjukkan bahwa jumlah kasus baru di Eropa pada tahun 2005 diperkirakan 15.000, dibagi di antara kelompok usia 0–4 tahun, 5–9 tahun, dan 10–14 tahun dengan rasio masing-masing 24%, 35%, dan 41%. Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan dalam waktu 10 tahun terjadi peningkatan sebanyak 700% angka kejadian DM pada anak.

DM pada anak memiliki gejala berikut:

  • Banyak makan. Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan. Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi;
  • Banyak minum. Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi;
  • Banyak kencing dan mengompol. Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik. Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.
  • Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu sebelum terdiagnosis. Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut;
  • Kelelahan dan mudah marah. Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah. Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung;
  • Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton.

DM tipe-1 tidak dapat dicegah dan siapapun dapat mengalaminya. Di Indonesia, DM tipe-1 pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus, kemudian kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus, kelompok usia kurang dari 5 tahun dengan 146 kasus, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus.

Berbeda halnya dengan DM tipe-1, DM tipe-2 pada anak biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih tua. Pada DM tipe-2, sering disertai dengan adanya kulit menjadi lebih gelap. Resistensi insulin atau gangguan pada kerja insulin dapat menyebabkan beberapa area kulit anak berubah menjadi lebih gelap, seperti ketiak dan leher.

Referensi:
Eda Akesen; Serap Turan; Tülay Güran; Zeynep Atay; Dil?ad Save; Abdullah Bereket (2011). Prevalence of type 1 diabetes mellitus in 6–18-yr-old school children living in Istanbul, Turkey. , 12(6), 0–0. doi:10.1111/j.1399-5448.2010.00744.x 

DEM?RB?LEK, Hüseyin; ÖZBEK, Mehmet Nuri (2013). Prevalence of type 1 diabetes mellitus in school children 6–18 years old in Diyarbak?r, Southeastern Anatolian Region of Turkey. TURKISH JOURNAL OF MEDICAL SCIENCES, 43(), 768–774. doi:10.3906/sag-1206-8