Kamis, 07 Juli 2022 15:52 WIB

Cegukan

Responsive image
17218
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Cegukan atau singultus adalah kontraksi pada otot diafragma (otot yang membatasi dada dan perut) yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak disadari. Saat kontraksi tersebut terjadi, pita suara menutup hingga menimbulkan suara cegukan dengan bunyi ‘hik’. Cegukan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari makan atau minum terlalu cepat dan banyak, mengonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol dan bersoda, merokok, stroke, tumor otak, mengonsumsi obat-obatan tertentu, baru saja menjalani operasi di daerah perut, dan mengalami kelainan yang mengiritasi saraf pada otot diafragma. Pada umumnya, cegukan hanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Namun jika Anda mengalami cegukan yang tidak berhenti selama tiga jam atau lebih, segeralah berkonsultasi kepada dokter. Cegukan umum terjadi pada setiap orang, termasuk bayi dan anak-anak. Selain menimbulkan suara ‘hik’cegukan juga dapat menyebabkan tekanan di dada, perut, dan tenggorokan.

Penyebab Cegukan

Cegukan terjadi ketika otot diafragma berkontraksi tanpa disengaja dan tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan udara masuk terlalu cepat masuk ke dalam paru-paru sehingga katup saluran pernapasan menutup dan menimbulkan suara ‘hik’.

Kontraksi otot diafragma yang tiba-tiba, baik yang hanya berlangsung sementara maupun berkepanjangan, dapat dipicu oleh berbagai hal. Cegukan yang bersifat sementara dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut :

·           Makan terlalu banyak atau terlalu cepat.

·           Mengonsumsi makanan yang panas dan pedas.

·           Mengonsumsi minuman bersoda atau beralkohol.

·           Menelan udara saat mengunyah atau mengisap permen.

·           Menelan terlalu banyak udara (aerophagia).

·           Mengalami perubahan suhu secara tiba-tiba.

·           Merasa gugup, terlalu bersemangat, atau stres.

Sedangkan cegukan yang berlangsung selama lebih dari 2 (dua) hari dapat dipicu oleh :

·           Gangguan sistem pencernaan, seperti gastritis, tukak lambung, pankreatitis, kanker pankreas, kanker lambung, penyakit radang usus, penyumbatan usus, atau hepatitis.

·           Gangguan metabolik, seperti kecanduan alkohol, diabetes, atau gangguan elektrolit.

·           Gangguan ginjal, seperti gagal ginjal kronis.

·           Gangguan saraf, misalnya akibat peradangan pada saluran napas, atau karena adanya tumor atau kista di leher.

·           Gangguan pada otak, seperti stroke hemoragik, radang dan infeksi otak, tumor otakmultiple sclerosis, dan hidrosefalus.

·           Gangguan di rongga dada, misalnya pneumonia, bronkitis, tuberkulosis, asma, cedera pada dada, dan emboli paru.

·           Gangguan jantung, contohnya serangan jantung dan peradangan selaput jantung.

·           Gangguan mental, misalnya gangguan kepribadian, kecemasan, dan stres.

·           Riwayat operasi pada dada atau perut.

Selain kondisi medis di atas, cegukan berkepanjangan juga dapat terjadi akibat efek samping penggunaan obat-obatan.

Gejala Cegukan

Cegukan merupakan gejala yang terkadang dapat disertai dengan tekanan di dada, perut, atau tenggorokan. Cegukan umumnya terjadi selama beberapa menit, tetapi bisa juga lebih lama.

Pada kondisi tertentu, cegukan bisa berlangsung selama lebih dari 2 hari atau bahkan lebih dari 1 bulan. Kondisi ini disebut dengan cegukan berkepanjangan (persisten). Meski jarang terjadi, kondisi ini bisa membuat penderitanya mengalami kelelahan dan stres.

Pemeriksaan Cegukan

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan saraf terkait keseimbangan dan koordinasi, kekuatan otot, refleks, saraf sensorik, dan penglihatan.

Selanjutnya, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan penunjang guna mencari tahu penyebab cegukan, yaitu :

·           Tes darah, untuk melihat tanda infeksi, fungsi hati, dan ginjal.

·           Pemindaian, untuk mendeteksi kelainan yang memengaruhi saraf, yaitu foto Rontgen, CT scan, atau MRI.

·           Endoskopi, untuk melihat kondisi kerongkongan atau saluran pernapasan.

·           Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa kondisi jantung.

Penanganan Cegukan

Cegukan yang berlangsung sementara dapat hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakannya lebih cepat, seperti :

·           Menahan napas

·           Mengambil napas dalam.

·           Berkumur dengan air es.

·           Minum air dengan cepat.

·           Minum air dingin dengan perlahan.

·           Mengonsumsi air hangat dan madu.

·           Bernapas menggunakan kantong kertas.

·           Mengonsumsi 1 sendok teh gula.

·           Mengonsumsi jahe segar.

·           Mengisap potongan lemon.

Pencegahan Cegukan

Tidak ada cara khusus yang terbukti dapat mencegah cegukan. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari kondisi yang bisa memicu cegukan, yaitu :

·           Hindari makan dan minum secara berlebihan atau makan terlalu cepat.

·           Hindari minum minuman bersoda.

·           Hindari mengonsumsi minuman beralkohol.

·           Lindungi diri dari perubahan suhu yang terjadi secara tiba-tiba.

·           Tetap tenang dan hindari kondisi yang dapat memicu reaksi emosional dan fisik.

·           Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin agar segera mendapat penanganan bila terdeteksi menderita suatu penyakit.

 

 

 

 

 

Referensi              :

1.      Reichenbach, Z., Piech, G., & Malik, Z. 2020. Chronic Hiccups. Current Treatment Options in Gastroenterology, 18(1), pp. 43-59. 

2.      Sugandhavesa, N., et al. 2019. Persistent Severe Hiccups after Dexamethasone Intravenous Administration. The American Journal of Case Reports, 20, pp. 628. 

3.      National Health Services UK. 2020. Health A to Z. Hiccups

4.      National Institute of Health. 2021. MedlinePlus. Hiccups

5.      Cleveland Clinic. 2021. Disease & Conditions. Hiccups

6.      Cunha, J. MedicineNet. 2021. How Are Hiccups Caused? 

7.      Giorgi, A. Healthline. 2021. Everything You Need to Know About Hiccups.