Kamis, 07 Juli 2022 15:50 WIB

Blefaritis

Responsive image
6576
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis biasanya terjadi pembengkakan pada folikel kelenjar minyak kecil yang berada pada kelopak mata. Kondisi ini umumnya terjadi akibat infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan, iritasi, dan kemerahan. Blefaritis mungkin juga disebabkan oleh gangguan kulit tertentu seperti rosacea atau ketombe. Peradangan ini tidak menular dan tidak menyebabkan gangguan penglihatan serius.

Gejala Blefaritis

Gejala peradangan kelopak mata terlihat jelas dari penampakannya, yaitu kelopak mata membengkak, gatal, dan merah. Blefaritis bukan merupakan kondisi yang serius. Namun, blefaritis dapat menyebabkan gangguan mata lainnya, seperti mata kering, bintitan, dan konjungtivitis, terutama jika tidak diobati.

Jenis dan Penyebab Blefaritis

Blefaritis dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu blefaritis anterior dan posterior. Masing-masing jenis blefaritis ini memiliki penyebab yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya :

1.      Blefaritis Anterior

Blefaritis anterior adalah peradangan di kulit kelopak mata bagian luar. Blefaritis anterior umumnya dipicu oleh :

·            Infeksi bakteri Staphylococcus.

·            Reaksi alergi terhadap produk kosmetik mata.

·            Ketombe dari kulit kepala atau alis yang jatuh ke kelopak mata.

·            Infeksi kutu di bulu mata.

2.      Blefaritis Posterior

Pada blefaritis posterior, peradangan terjadi di kelopak mata bagian dalam yang bersentuhan langsung dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat terjadi akibat :

·            Penyumbatan kelenjar minyak yang terletak di bagian dalam kelopak mata (kelenjar meibom).

·            Rosacea

·            Kelainan fungsi kelenjar meibom.

·            Dermatitis seboroik

Gejala Blefaritis

Blefaritis umumnya terjadi di kedua mata. Namun, blefaritis juga bisa terjadi di satu mata, walaupun kasusnya cukup jarang.

Keluhan yang muncul akibat blefaritis umumnya memburuk di pagi hari. Beberapa tanda dan gejala blefaritis adalah :

·             Bengkak dan kemerahan di kelopak mata.

·             Kelopak mata terasa gatal.

·             Mata merah

·             Bulu mata dan tepi kelopak mata penuh dengan kotoran mata.

·             Kelopak mata menjadi lengket.

·             Kelopak mata terasa berminyak.

·             Mata tampak berair atau malah tampak kering.

·             Mata terasa berpasir.

·             Sensasi terbakar atau tersengat di mata.

·             Pengelupasan kulit di sekitar mata.

·             Bulu mata rontok.

·             Sering mengedipkan mata.

·             Penglihatan buram

·             Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.

Pemeriksaan Blefaritis

Diagnosis blefaritis dapat dilakukan oleh dokter umum atau dokter mata. Hal pertama yang dilakukan dokter adalah melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Setelah itu, dokter akan memeriksa kelopak mata pasien, baik bagian depan maupun belakang kelopak mata. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan mata dengan alat khusus yang menyerupai kaca pembesar.

Untuk mengetahui penyebab blefaritis atau kemungkinan penyakit mata lainnya, dokter akan mengambil sampel dari kulit kering atau minyak di kelopak mata. Sampel tersebut akan dianalisa untuk mendeteksi infeksi jamur atau bakteri, serta kemungkinan adanya alergi.

Penanganan Blefaritis

Penting untuk diingat, gunakan kain bersih yang berbeda untuk membersihkan masing-masing mata.

Jika perawatan mandiri di atas tidak dapat meredakan gejala blefaritis, dokter akan meresepkan obat-obatan, antara lain :

1.      Kortikosteroid

Pada blefaritis yang tidak disebabkan oleh infeksi, dokter akan meresepkan tetes mata atau salep kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Air mata buatan juga dapat diresepkan untuk mengurangi iritasi yang disebabkan oleh mata kering.

2.      Antibiotik

Untuk blefaritis yang dipicu oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Antibiotik yang diberikan bisa dalam bentuk minum, salep, atau tetes mata, tergantung pada tingkat keparahan kondisi pasien.

Jika blefaritis terjadi akibat penyakit mata lain, seperti rosacea dan dermatitis seboroik, maka penyakit tersebut harus diatasi terlebih dahulu agar blefaritis dapat membaik. Sementara pada blefaritis yang disebabkan oleh ketombe di kepala, penanganan dapat dilakukan dengan pemberian sampo antiketombe.

 

 

 

 

 

Referensi                    :

1.      Suparyanto. 2016. Sekilas tentang Penanganan Blefarit. Jurnal Kesehatan Puskesmas Wonosari Gunung Kidul.

2.      Utami, G. 2021. Diagnosis dan Manajemen pada Blefaritis Anterior dan Posterior. Intisari Sains Medis, 12(1), Pp. 262-8. 

3.      Hosseini, K., Bourque, L., & Hays, R. 2018. Development and Evaluation of a Measure of Patient-Reported Symptoms of Blepharitis. Health and Quality of Life Outcomes, 16(1), Pp. 11. 

4.      American Academy of Ophthalmology. 2021. Eye Health A-Z. What Is Blepharitis? 

5.      National Institute of Health. 2020. National Eye Institute. Blepharitis

6.      Cleveland Clinic. 2020. Disease & Conditions. Blepharitis

7.      Bedinghaus, T. Verywell Health. 2021. Eye Health. How Blepharitis Is Treated

8.      Heiting, G. All About Vision. 2021. Blepharitis : Causes, Symptoms and Treatment