Rabu, 28 Desember 2022 13:53 WIB

Nyeri Dada

Responsive image
12909
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Nyeri dada merupakan keluhan yang dapat dialami oleh siapa saja. Keluhan ini merupakan salah satu keluhan yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri tersebut dapat terasa seperti ditekan, ditusuk atau ada juga yang terasa seperti terbakar pada dada. Banyak orang yang mengkaitkan nyeri dada dengan penyakit jantung. Ternyata, tidak hanya jantung, ada masalah pada otot, rangka, pencernaan, pernapasan yang dapat menyebabkan nyeri. Apabila nyeri dada disebabkan oleh penyakit dari pernapasan atau jantung, masyarakat perlu segera mencari pertolongan medis di pelayanan kesehatan terdekat karena dapat mengancam jiwa. Nyeri dada dapat berlangsung singkat atau terjadi selama berhari-hari, tergantung pada penyebabnya. Agar mendapat penanganan yang tepat, segera periksakan diri ke dokter, terutama bila nyeri menjalar ke lengan, leher, rahang, terasa tembus ke belakang, serta diiringi sesak napas dan keringat dingin. Tidak semua nyeri dada berbahaya. Namun, apabila Anda mengalami keluhan nyeri dada yang tidak kunjung hilang dengan beristirahat, nyeri dada yang disertai keringat dingin, sesak, atau bisa saja mual, waspadalah kemungkinan serangan jantung. Maka segeralah ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan penanganan cepat.

Penyebab Nyeri Dada

Adapun beberapa penyebab nyeri dada di antaranya adalah :

1.      Serangan Jantung

Hal ini menjadi penyebab tersering nyari dada yang dirasakan setiap orang. Serangan jantung merupakan kondisi aliran darah yang tersumbat dan menyebabkan jantung tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup. Sehingga, jantung akan mengalami kerusakan sel terutama pada otot jantung, dan membuat jantung tidak dapat bekerja secara optimal.

Kerusakan sel ini akan menyebabkan dada terasa seperti ditekan atau ditindih dengan benda berat, umumnya dapat terasa menjalar sampai ke rahang, leher, lengan, hingga punggung.

2.      Penyakit Jantung Lainnya

Beberapa kondisi kerusakan jantung yang menyebabkan keluhan nyeri dada dapat berupa miokarditis (peradangani otot jantung), perikarditis (peradangan pada lapisan terluar jantung), diseksi aorta (robeknya pembuluh darah terbesar di sekitar jantung).

3.      Penyakit pada Paru

Penyumbatan pembuluh darah di paru (emboli paru), radang pada selaput yang terluar paru (pleuritis), tekanan tinggi pada pembuluh darah di paru (hipertensi pulmonal), abses paru, dan atelektasis atau paru yang kempis (kolaps). Keluhan nyeri dada yang disebabkan penyakit di atas memiliki karakteristik seperti : nyeri dada saat menarik napas contohnya pada pleuritis atau keluhan penyerta seperti sesak, bengkak pada tungkai, dapat muncul pada penyakit yang berkaitan dengan organ paru.

Penyakit pada Sistem Pencernaan

Keluhan nyeri dada yang terasa seperti terbakar, dan disertai gejala lain seperti mual, muntah atau mulut terasa asam umumnya merupakan gejala dari GERD (naiknya asam lambung).

Namun adapula penyakit pada pencernaan yang dapat menyebabkan keluhan tidak nyaman pada dada seperti kolesistitis, pankreatitis, batu empedu.

4.      Penyakit pada Otot dan Tulang

Nyeri dada yang terasa pada lokasi tertentu (dapat ditunjuk) dan hanya terasa saat beraktivitas, bisa saja merupakan tanda dari masalah otot seperti ketegangan otot atau adanya retak atau peradangan tulang dada.

Gejala Nyeri Dada

Rasa nyeri dada yang dialami setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berbagai variasi keluhan nyeri dada meliputi :

1.      Nyeri dada terasa di sebelah kanan, kiri, tengah, atau seluruh bagian dada.

2.      Nyeri hilang timbul yang berlangsung beberapa menit, atau nyeri berlangsung lama dalam hitungan jam hingga terus menerus.

3.      Nyeri yang terasa seperti tertusuk, terbakar, atau seperti ditekan.

4.      Nyeri dada yang memburuk bila beraktivitas.

5.      Nyeri dada yang membaik atau memburuk ketika posisi tubuh berubah.

6.      Nyeri yang makin meningkat saat menarik napas atau batuk.

7.      Nyeri yang menjalar ke bagian tubuh lain.

Orang yang mengalami nyeri dada juga dapat mengalami keluhan lain sesuai penyakit yang dialaminya, seperti mulut terasa pahit, sulit menelan, batuk, atau timbul ruam di kulit.

Pemeriksaan Nyeri Dada

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dada, termasuk mendengarkan detak jantung dan suara paru-paru menggunakan stetoskop. Selanjutnya, guna memastikan penyebab nyeri dada, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut :

1.      Elektrokardiografi (EKG)

EKG bertujuan untuk mengetahui apakah nyeri dada disebabkan oleh serangan jantung.

2.      Foto Rontgen Dada

Pemeriksaan rontgen dada dilakukan untuk melihat bentuk dan ukuran jantung, serta mendeteksi gangguan di paru, seperti paru basah atau paru kolaps.

3.      Tes Darah

Tes darah dilakukan untuk mengukur kadar zat kimia dan enzim tertentu dalam darah yang meningkat ketika terjadi serangan.

4.      Ekokardiografi

Ekokardiografi dapat membantu dokter melihat bagian jantung secara detail dan mengetahui fungsi pompa jantung.

5.      Kateterisasi Jantung

Kateterisasi jantung dilakukan untuk memeriksa penyumbatan pada pembuluh darah.

6.      Endoskopi

Endoskopi bertujuan untuk melihat kondisi saluran pencernaan. Pemeriksaan ini dilakukan jika dokter menduga nyeri dada disebabkan oleh penyakit refluks asam lambung.

7.      CT scan

CT scan dilakukan untuk memeriksa kemungkinan penggumpalan darah di paru (emboli paru) dan memastikan pembuluh darah arteri pasien tidak robek (diseksi aorta).

8.      Tes Fungsi Paru

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah nyeri dada terkait dengan gangguan di paru.

Pencegahan Nyeri Dada

Nyeri dada dapat dicegah dengan menghindari penyakit yang mendasarinya. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah :

1.      Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang.

2.      Berolahraga rutin, minimal 30 menit setiap hari.

3.      Menjaga berat badan agar selalu ideal.

4.      Menurunkan berat badan bila menderita obesitas.

5.      Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

6.      Berhenti merokok

7.      Menerapkan jadwal makan yang teratur.

8.      Mengurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi.

9.      Senantiasa mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kadar lemak darah bila menderita hipertensi, diabetes, dan dyslipidemia.

Referensi :

T. Bahri Anwar. 2014. Nyeri Dada. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara Medan.

Frieling, T. 2018. Non-Cardiac Chest Pain. Visceral Medicine, 34(2), pp. 92-96.

Cleveland Clinic. 2020. Disease & Conditions. Chest Pain.

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

Climan, A. Verywell Health. 2021. What Causes Chest Pain?

Healthline Editorial Team. Healthline. 2022. Heart Attack Medications : Types and Warnings.

Moores, D. Healthline. 2021. What Are the Causes of Chest Pain?

Pietrangelo, A. Healthline. 2021. Drugs to Treat Anxiety Disorder.

Roth, E. Healthline. 2019. Blood Thinners for Heart Disease.