Rabu, 21 Desember 2022 22:18 WIB

Jenis dan Fase Penyembuhan Luka

Responsive image
135057
Alfin Nurrido AMd. Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Luka adalah kerusakan pada fungsi perlindungan kulit disertai hilangnya kontinuitas jaringan epitel dengan atau tanpa adanya kerusakan pada jaringan lainnya seperti otot, tulang dan nervus yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: tekanan, sayatan dan luka karena operasi (Ryan, 2014).

Ada beberapa penyebab terjadinya luka, diantaranya :

· Mekanik, contohnya trauma benda tumpul, benda tajam, senjata api dan bahan peledak

 · Fisik, contohnya paparan suhu, panas, dingin dan paparan listrik

 · Kimia, contohnya paparan zat asam dan basa.

Jenis-jenis Luka Secara garis besar luka dapat digolongkan menjadi :

1.    Luka terbuka

Yaitu luka yang terpapar oleh udara karena adanya kerusakan pada kulit tanpa atau disertai kerusakan jaringan di bawahnya. Luka terbuka merupakan jenis luka yang banyak dijumpai. Jenis-jenis luka terbuka antara lain :

a.    Luka Lecet (Abrasi atau Ekskoriasis) Yaitu luka yang mengenai lapisan kulit paling atas (epidermis) yang disebabkan oleh gesekan kulit dengan permukaan yang kasar.

b.     Luka Insisi atau Luka Iris/Sayat (Vulnus scissum) Yaitu luka yang terjadi karena teriris oleh benda yang tajam dan rata seperti silet atau pisau. Tepi luka tampak teratur. Misalnya luka operasi.

c.     Luka Robek (Laserasi atau Vulnus laceratum) Yaitu luka yang disebabkan oleh benturan keras dengan benda tumpul. Tepi luka biasanya tidak teratur.

d.    Luka Tusuk (Vulnus punctum) Yaitu luka yang disebabkan oleh benda runcing yang menusuk kulit, misalnya jarum atau paku.

e.    Luka karena Gigitan (Vulnus morsum) Yaitu luka yang terjadi akibat gigitan hewan atau manusia. Bentuk luka tergantung dari bentuk dan susunan gigi yang menggigit.

f.       Luka Tembak Yaitu luka karena peluru dari tembakan senjata api.

g.    Luka Bakar (combustio) Yaitu luka yang terjadi karena kontak dengan api atau benda panas lainnya, zat kimia, terkena radiasi, aliran listrik atau petir.

2.    Luka Tertutup

Yaitu cedera pada jaringan di mana kulit masih utuh atau tidak mengalami luka. Misalnya :

a.    Luka Memar (Contusio) Merupakan cedera pada jaringan dan menyebabkan kerusakan kapiler sehingga darah merembes ke jaringan sekitarnya. Biasanya disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul.

b.    Hematoma Adalah pengumpulan darah setempat (biasanya menggumpal) di dalam organ atau jaringan akibat pecahnya dinding pembuluh darah.

3.    Berdasarkan lamanya penyembuhan, luka dapat digolongkan menjadi :

a.    Luka akut

Adalah luka yang terjadi kurang dari 5 hari dengan diikuti proses hemostasis dan inflamasi. Luka akut sembuh atau menutup sesuai dengan waktu penyembuhan luka fisiologis 0-21 hari (Arisanty, 2013). Luka akut juga merupakan 13 luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Contoh : luka lecet, luka robek, luka operasi tanpa komplikasi.

b.    Luka kronik

Merupakan luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren), dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Luka kronik juga sering disebut kegagalan dalam penyembuhan luka (Arisanty, 2013). Contoh : ulkus.

4 Derajat Luka Berdasarkan kualitas deskriptif luka dibagi menjadi tiga yaitu :

·         Stadium I : Hilangnya atau rusaknya kulit pada lapisan epidermis/lecet.

·        Stadium II : Hilangnya atau rusaknya kulit pada lapisan epidermis hingga lapisan dermis bagian atas.

·         Stadium III : Hilangnya atau rusaknya kulit dari lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan subkutis.

·         Stadium IV : Hilangnya atau rusaknya seluruh lapisan kulit hingga otot dan tulang

Fase Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusak. Sifat penyembuhan pada semua luka bervariasi, bergantung pada lokasi, keparahan dan luas cidera. Ada 3 fase penyembuhan luka yaitu :

1.    Fase Inflamasi

Fase ini terjadi sejak terjadinya injuri hingga sekitar hari kelima. Pada fase inflamasi, terjadi proses :

a.    Hemostasis (usaha tubuh untuk menghentikan perdarahan), di mana pada proses ini terjadi :

·         Konstriksi pembuluh darah (vasokonstriksi)

·         Agregasi platelet dan pembentukan jala-jala fibrin

·         Aktivasi serangkaian reaksi pembekuan darah

b.    Inflamasi, di mana pada proses ini terjadi :

·         Peningkatan permeabilitas kapiler dan vasodilatasi yang disertai dengan migrasi sel-sel inflamasi ke lokasi luka.

·         Proses penghancuran bakteri dan benda asing dari luka oleh neutrofil dan makrofag.

2.    Fase Proliferasi

Fase ini berlangsung sejak akhir fase inflamasi sampai sekitar 3 minggu. Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, dan terdiri dari proses :

a.    Angiogenesis Adalah proses pembentukan kapiler baru yang distimulasi oleh TNF-α2 untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke daerah luka.

b.    Granulasi Yaitu pembentukan jaringan kemerahan yang mengandung kapiler pada dasar luka (jaringan granulasi). Fibroblas pada bagian dalam luka berproliferasi dan membentuk kolagen.

c.     Kontraksi Pada fase ini, tepi-tepi luka akan tertarik ke arah tengah luka yang disebabkan oleh kerja miofibroblas sehingga mengurangi luas luka. Proses ini kemungkinan dimediasi oleh TGF-β.

d.    Re-epitelisasi Proses re-epitelisasi merupakan proses pembentukan epitel baru pada permukaan luka.

3.    Fase Maturasi atau Remodelling

Fase ini terjadi sejak akhir fase proliferasi dan dapat berlangsung berbulan-bulan. Pada fase ini terjadi pembentukan kolagen lebih lanjut, penyerapan kembali sel-sel radang, penutupan dan penyerapan kembali kapiler baru serta pemecahan kolagen yang berlebih. Selama proses ini jaringan parut yang semula kemerahan dan tebal akan berubah menjadi jaringan parut yang pucat dan tipis. Pada fase ini juga terjadi pengerutan maksimal pada luka. Jaringan parut pada luka yang sembuh tidak akan mencapai kekuatan regang kulit normal, tetapi hanya mencapai 80% kekuatan regang kulit normal.

Referensi:

https://eprints.undip.ac.id/69274/3/Laporan-KTI_Candra Farida_22010115120076_BAB_II.pdf Diakses pada 14 Mei 2022

https://eprints.umm.ac.id/41765/3/jiptummpp-gdl-ervinwahid-47157-3-babii.pdf Diakses pada 14 Mei 2022