Acute kidney injury (AKI) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Gangguan Ginjal Akut, adalah episode gagal ginjal atau kerusakan ginjal yang terjadi secara mendadak, dapat terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari. Gangguan ginjal akut (GgGA) menyebabkan penumpukan produk limbah/sisa metabolisme tubuh dalam darah manusia serta mempengaruhi fungsi ginjal dalam menjaga keseimbangan cairan yang tepat dalam tubuh.
GgGA juga dapat mempengaruhi fungsi organ lain seperti otak, jantung, dan paru-paru. GgGA ini sering terjadi pada pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien dengan penyakit yang berat dan dirawat di unit perawatan intensif, terutama pada pasien lansia.
GgGA biasanya terjadi karena komplikasi dari penyakit berat lainnya. Jenis kerusakan ginjal ini biasanya terjadi pada populasi lansia dan orang dengan penyakit penyerta atau disebut komorbid. GgGa sangat penting dideteksi sejak dini dan segera diobati, karena sisa metabolisme akan menumpuk di dalam tubuh, sehingga mempengaruhi kemampuan organ lain untuk bekerja dengan baik. Jika GgGA ini berat sehingga ginjal sama sekali tidak dapat berfungsi, maka pasien memerlukan dukungan sementara yang disebut terapi pengganti ginjal dengan jenis hemodialisis, suatu proses terapi yang dikenal dengan istilah cuci darah, menggunakan ginjal buatan (dializer) dan mesin dialisis, terapi ini hanya dapat menggantikan fungsi pengeluaran dari ginjal.
Kriteria Diagnosis GgGA
Diagnosis GgGA ditegakkan dengan menggunakan parameter kadar kreatinin darah dan jumlah urine atau diuresis dari pasien.
Kriteria diagnosis GgGA menggunakan kriteria dari KDIGO tahun 2022 .
Berikut kriteria diagnosis GgGA :
-Tahap I : Peningkatan kadar kreatinin serum 0,3 mg/dl dalam 48 jam atau ³1,5 – 1,9 kali dari baseline. Output urine : < 0,5 ml/kg BB/jam dalam 6 jam
-Tahap II : Peningkatan kadar kreatinin serum ³2 – 2,9 kali dari baseline. Output urine :< 0,5 ml/kg BB/jam dalam > 12 jam
-Tahap III : Peningkatan kadar kreatinin serum ³ 3 kali dari baseline atau > 4 mg/dl dengan peningkatan akut minimal 0,5 mg/dl atau membutuhkan terapi pengganti ginjal. Output urine : < 0,3 ml/kg BB/jam dalam > 24 jam atau anuria selama 12 jam.
Penyebab GgGA dapat disebabkan gangguan/kelainan sebelum ginjal (pre renal), kelainan pada ginjal itu sendiri (intrarenal) atau kelainan pada struktur setelah ginjal (post renal). Penyebab pre renal disebabkan oleh kondisi penurunan aliran darah dari tubuh ke ginjal seperti pada pasien kekurangan cairan (pada dehidrasi dan perdarahan), penurunan kemampuan pompa jantung atau gagal jantung, penurunan kadar albumin darah dan kondisi infeksi yang berat/sepsis ( suatu infeksi yang berkelanjutan). Penyebab intra renal disebabkan adanya bahan/zat yang langsung merusak sel-sel ginjal itu sendiri seperti pada penggunaan bahan atau obat yang merusak ginjal (nefrotoksik) seperti herbal, obat nyeri golongan NSAID, toksin/racun dari infeksi, dan beberapa kelainan lain seperti kelainan/penyakit autoimun. Penyebab post renal disebabkan adanya sumbatan aliran urine dari ginjal ke luar tubuh, biasanya pada kejadian berpindahnya batu ginjal ke saluran di bawahnya (bagian ureter) yang menyempit.
Beberapa golongan pasien sangat mudah terjadi GgGA yaitu pada pasien :
· Usia tua
· Wanita
· Ras kulit hitam
· Penyakit ginjal kronik
· Diabetes mellitus
· Keganasan
· Anemia
· Pasien dengan penyakit kronik lain : penyakit jantung, paru, lambung dsb
Bagaimana Tatalaksana GgGA ?
Tatalaksana GgGA tergantung pada apa yang menyebabkan kondisi gagal ginjal dan seberapa parah penyakitnya.
Terapi GgGA termasuk diantaranya:
- Meningkatkan asupan air dan cairan lain jika mengalami dehidrasi,
- Antibiotik jika memiliki infeksi,
- Menghentikan minum obat-obatan tertentu (setidaknya sampai masalahnya teratasi),
- Pemasangan kateter urine untuk mengalirkan kandung kemih jika ada penyumbatan, serta
- Beberapa kasus perlu perawatan di rumah sakit.
Kebanyakan orang dengan GgGA dapat sembuh total, tetapi pada beberapa orang, GgGA dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal jangka panjang. Dalam kasus yang berat, mungkin diperlukan dialysis/cuci darah, di mana dializer/alat cuci darah menyaring darah untuk membersihkan tubuh dari limbah berbahaya serta kelebihan garam dan air.
Dapatkah GgGA dicegah?
Karena GgGA terjadi secara tiba-tiba, sulit untuk memprediksi atau mencegahnya. Perawatan ginjal yang baik dapat membantu mencegah GgGA, penyakit ginjal kronis (PGK) dan gagal ginjal akhir. Penting untuk bekerja sama dengan dokter dalam mengelola diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit penyerta lainnya.
Hidup sehat pun perlu diperhatikan! Makan diet rendah garam dan lemak, olahraga selama 30 menit setidaknya lima hari per minggu, batasi/hindari konsumsi alkohol dan minum semua obat sesuai yang sudah diresepkan oleh dokter. Jika Anda mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti aspirin atau ibuprofen, jangan mengonsumsi lebih dari yang direkomendasikan pada kemasannya. Obat-obatan ini dalam jumlah besar dapat mengganggu ginjal anda dan dapat menyebabkan GgGA.
Referensi:
KDIGO Clinical Practice Guideline for Acute Kidney Injury, https://www.kidney-international.org. VOLUME 2|ISSUE 1|MARCH 2012
Rully MA Roesli. Diagnosis dan Pengelolaan Gangguan Ginjal Akut Edisi kedua 2013