Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit, stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri, Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup seharihari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi Stres yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan. (dinkes.bantulkab.go.id/berita/355-Stres-dan-penyebabnya)
Menurut Hans Selye (1950) dalam Hidayat (2008), Stres merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban di atasnya. Dari definisi tersebut diatas, dapat dikatakan Stres apabilaseseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami Stres. Sebaliknya apabila seseorang yang dengan beban tugas yang berat tetapi mampu mengatasi beban tersebut dengan tubuh berespon dengan baik, maka orang itu tidak mengalami Stres.
Menurut Hidayat (2008), ditinjau dari penyebabnya, Stres dibagi menjadi enam macam, yaitu :
1. Stres fisik, yang disebabkan karena Stresor fisik seperti panas (temepratur yang tinggi) suara yang bising, sinar matahari, atau karena tegangan listrik
2. Stres kimiawi, karena zat kimia seperti obat – obatan, zat beracun, asam basa, hormone atau faktor kimia lainnya
3. Stres Mikrobiologi, yang disebabkan oleh mikro organisme seperti virus, bakteri, atau parasite
4. Stres fisiologis, karena gangguan fungsi organ
5. Stres saat proses tumbuh kembang, seperti saat pubertas, perkawinan, dan lanjut usia
6. Stres psikis atau emosional, disebabkan gangguan psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya, atau factor keagamaan
Sumber Stres atau yang biasa dikenal dengan Stresor bisa berasal dari dalam diri sendiri (internal) seperti perubahan fisiologis dan fikiran, dan yang dari luar diri (eksternal) yang bisa datang dari Lingkungan masyarakat, psikososial maupun spiritual
Stres bisa menjadi malapetaka terhadap keseimbangan emosional dan kesehatan fisik setiap individu? Khususnya bagi Individu dengantingkatan Stres yang begitu tinggi. Stres membuat individu tidak bisa berpikir secara jernih, bahkan hingga tidak mampu menikmati hidup.
Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan penatalaksanaan terhadap Stres yang dikenal dengan manajemen Stres. Manajemen stres adalah tentang bagaimana kita melakukan suatu tindakan dengan melibatkan aktivitas berpikir, emosi, rencana atau jadwal pelaksanaan, dan cara penyelesaian masalah.
a. Manajemen stres diawali dengan mengidentifikasikan sumber-sumber stres yang terjadi dalam kehidupan. Langkah ini tidaklah semudah bayangan kita. Terkadang sumber stres yang kita hadapi sifatnya tidak jelas dan tanpa disadari, kita tidak mempedulikan stres itu sebagai langkah untuk meminimalisir beban pikiran, perasaan, dan perilaku.
b. Langkah selanjutnya dari manajamen Stres adalah memilih strategi penyelesaian masalah yang efektif. Secara umum ada dua cara, yakni : a) mengubah situasi (hindari sumber masalah) dan b) mengubah reaksi kita terhadap sumber Stres tersebut.
c. Manajemen Stres lainnya adalah melakukan aktivitas menyenangkan. Aktivitas tersebut bisa berkaitan dengan hobi atau melakukan sesuatu bersama orang-orang yang kita sayangi, misalnya jalan-jalan ke tempat favorit, mengunjungi tempat-tempat yang baru, dan sebagainya.
d. Selain itu, membiasakan gaya hidup yang sehat juga merupakan cara efektif agar kita dapat bertahan dari Stres. Langkah mudahnya adalah melakukan olahraga ringan secara teratur, menjaga asupan makanan bergizi, menghidari alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang, serta mengurangi kandungan gula dan kafein.
e. Terakhir, kita juga dapat berlatih untuk melakukan teknik relaksasi.
Dalam mengatasi stress pada pasien, seorang perawat dapat berperan sebagai :
1. Pemberi asuhan keperawatan, dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, rencana dan tindakan serta evaluasi keperawatan. Selain itu, perawat juga harus memperhatikan individu atau klien sebagai mahluk yang holistik dan unik.
2. Advokat klien, dengan membela hak ataupun kepentingan klien, dan membantu klien untuk memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
3. Edukator, dengan meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator, Perawat memanfaatkan sumber-sumber dan potensi yang ada dan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasikan pelayanan kesehatan dengan tim kesehatan lain sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Kolaborator, yaitu bekerja sama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan klienUniversitas Sumatera Utara
6. Konsultan, berperan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
7. Peran sebagai pembaharuan, yaitu dengan mengadakan inovasi atau pembaharuan kepada klien meliputi cara berpikir, bersikap dan bertingkah laku untuk meningkatkan keterampilan klien atau keluarga untuk mencapai hidup yang sehat melalui pembuatan perencanaan, kerja sama, pembaharuan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Referensi :
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Penerbit Salemba Medika, Jakarta
dinkes.bantulkab.go.id/berita/355-stress-dan-penyebabnya, diakses tanggal 28 Oktober 2021
grhasia.jogjaprov.go.id/berita/371/manajemen-Stres.html, diakses tanggal 28 Oktober 2021