Kamis, 07 Juli 2022 07:54 WIB

Meningioma

Responsive image
3369
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Salah satu penyakit yang berbahaya adalah tumor otak. Meningioma merupakan tumor otak yang paling umum dialami, yaitu sekitar 30%. Tumor ini biasanya jinak, dan tidak seperti kanker, meningioma tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Namun ketika tumor ini tumbuh, mereka dapat menekan otak dan sumsum tulang belakang, yang mengarah ke gejala serius.

Tumor ini muncul dari sel-sel di meninges, selaput otak, dan sumsum tulang belakang. Jadi secara teknis, meningioma sama sekali bukan tumor otak sebab meningioma bukan hasil dari sel-sel otak yang bermutasi. Namun, fakta meningioma yang utama adalah mereka masih bisa tumbuh di dalam tengkorak. Jika meningioma tumbuh atau menyebabkan pembengkakan yang menekan otak atau struktur lain di tengkorak maka kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala tumor otak. Meningioma tergolong tumor jinak yang berkembang sangat lambat, bahkan bisa tidak menunjukkan gejala hingga bertahun-tahun. Akan tetapi, di beberapa kasus, dampak meningioma pada jaringan otak, saraf, dan pembuluh darah bisa menyebabkan kondisi yang lebih serius.

Penyebab Meningioma

Penyebab terjadinya meningioma belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang lebih berisiko mengalami meningioma, yaitu :

·         Pernah menjalani radioterapi di kepala.

·         Menderita penyakit sistem saraf bawaan, seperti neurofibromatosis tipe 2.

·         Berjenis kelamin wanita.

·         Memiliki berat badan yang berlebihan.

Gejala Meningioma

Gejala meningioma tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Berikut ini adalah beberapa gejala meningioma :

·         Sakit kepala yang semakin lama semakin memburuk

·         Mual dan muntah

·         Kelemahan pada lengan atau tungkai

·         Pandangan kabur atau berbayang

·         Perubahan perilaku

·         Gangguan ingatan

·         Kesulitan dalam berbicara

·         Kejang

·         Gangguan pendengaran atau tinnitus

Pemeriksaan Meningioma

Meningioma bisa sulit didiagnosis karena pertumbuhannya yang lambat. Oleh karena itu, dokter memerlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis, yaitu CT scan atau MRI untuk mengetahui posisi dan ukuran tumor. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan biopsi.

Tingkatan meningioma

Berdasarkan karakternya, meningioma dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan, yaitu :

·         Tingkat 1, tumor masih jinak dan pertumbuhannya lambat.

·         Tingkat 2, pertumbuhan tumor lebih cepat dan memiliki kemungkinan untuk tumbuh lagi setelah diangkat.

·         Tingkat 3, tumor ganas yang pertumbuhan dan penyebarannya sangat cepat.

Penanganan Meningioma

Pengobatan meningioma ditentukan berdasarkan ukuran, letak, serta jinak atau ganasnya tumor. Pada tumor yang berukuran kecil, tumbuh secara lambat, dan tidak menimbulkan gejala, pengobatan umumnya tidak diperlukan. Dokter hanya akan menganjurkan pemeriksaan berkala untuk memantau perkembangan tumor. Sementara pada tumor yang menimbulkan gejala dan tumbuh cukup cepat, pengobatan yang diberikan dokter dapat berupa :

1.       Operasi

Tindakan operasi bertujuan untuk mengangkat tumor. Namun, jika tumor tumbuh di daerah yang sulit terjangkau, tumor mungkin tidak bisa diangkat seluruhnya. Dalam hal ini, dokter hanya akan mengangkat tumor yang masih mungkin untuk diangkat dan menggunakan metode lain untuk menghilangkan sisa tumor.

2.       Embolisasi Endovaskular

Embolisasi endovaskular dapat dilakukan jika tindakan operasi tidak dapat mengangkat seluruh tumor yang ada. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan aliran darah ke meningioma agar ukurannya menyusut.

Dalam prosesnya, dokter akan memasukkan kateter ke pembuluh darah yang menyuplai meningioma, lalu memasukkan lilitan atau lem khusus untuk menghalangi aliran darah ke tumor.

3.       Radioterapi

Selain embolisasi endovaskular, radioterapi juga dapat dilakukan ketika tindakan operasi tidak bisa mengangkat tumor seluruhnya. Pengobatan ini menggunakan energi radiasi dari sinar-x untuk menghancurkan sel meningioma yang tersisa dan mengurangi risiko kambuhnya meningioma setelah dioperasi.

4.       Kemoterapi

Kemoterapi dapat dilakukan pada meningioma yang tidak membaik setelah ditangani dengan operasi dan radioterapi. Pengobatan ini bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan obat-obatan.

Komplikasi Meningioma

Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat meningioma :

·         Kerusakan, perdarahan, atau infeksi pada jaringan sehat di sekitar otak atau tulang belakang akibat tindakan operasi

·         Tumor kembali tumbuh

·         Kesulitan konsentrasi

·         Kejang

·         Hilang ingatan

 

Referensi :

Devina Juanita. 2017. Karakteristik Pasien Meningioma di RSUP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Periode Januari 2016 Sampai Desember 2016. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makasar.

Tri Wahyuliati, dkk. 2015. Meningioma. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Shao, et al. 2020. Molecular Mechanism and Approach in Progression of Meningioma. Frontiers In Oncology, 10, Pp. 538845.

Du, et al. 2018. Meningioma Transcription Factors Link Cell Lineage with Systemic Metabolic Cues. Neuro Oncology, 20(10), Pp. 1331-1342. 

American Cancer Society. 2020. Cancer A-Z. Risk Factors for Brain and Spinal Cord Tumors.

American Society Of Clinical Oncology. 2020. Types of Cancer. Meningioma

Brigham and Womens Hospital. 2019. Neurosurgery. What is Meningioma? 

National Institute of Health. 2019. U.S. National Cancer Institute. Tumour Types. Meningioma

Cleveland Clinic. 2018. Disease & Conditions. Meningioma.