Senin, 21 November 2022 12:59 WIB

Penyebab Suara Serak yang Perlu Diwaspadai

Responsive image
62862
dr. Ida Ayu Alit Widiantari, Sp.T.H.T.K.L - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Suara serak adalah perubahan kualitas pada suara yang bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Perubahan itu sendiri dapat berupa suara yang menjadi parau, lemah, atau sulit untuk dikeluarkan. Kondisi ini menandakan adanya masalah pada pita suara. Saat berbicara, pita suara menyatu dan aliran udara dari paru-paru berembus sehingga membuat pita suara bergetar. Getaran tersebut menghasilkan gelombang suara yang melewati rongga tenggorokan, mulut, dan hidung, kemudian keluar sebagai bunyi (Stachler, R. et al, (2018). 

Kualitas bunyi atau suara ditentukan oleh ukuran dan bentuk pita suara, serta kondisi rongga yang dilewati oleh gelombang suara. Perbedaan suara juga tergantung pada besarnya tegangan di pita suara. Makin tinggi tegangan di pita suara, makin tinggi pula suara yang dihasilkan. Begitu juga sebaliknya. Suara serak bukanlah suatu penyakit, melainkan sebuah gejala dari kondisi lain. Meski bukan merupakan kondisi darurat, suara serak dapat menjadi tanda dari kondisi yang serius, terutama jika sudah berlangsung cukup lama. 

Penyebab suara serak antara lain peradangan pada laring (laringitis) oleh karena infeksi virus, bakteri, atau jamur, alergi, Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau laryngopharyngeal reflux, yang menyebabkan asam lambung naik dan mengiritasi tenggorokan, laring, dan pita suara, serta penggunaan pita suara yang berlebihan. Penyebab yang lainnya adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada pita suara, seperti nodul, polip dan kista. Umumnya terjadi jika pita suara terlalu sering kontraksi secara berlebihan misalnya berbicara atau bernyanyi dengan suara yang keras, berbicara dalam waktu yang lama, berbicara dalam nada yang terlalu tinggi atau rendah, berbisik dan batuk. Selain itu, pertumbuhan jaringan abnormal juga bisa berupa kanker laring, atau papiloma yang terjadi akibat infeksi virus HPV (American Academy of ORLHNS, (2018)).

Suara serak juga bisa disebabkan luka pada pita suara. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh cedera dari luar yang mengenai pita suara, penggunaan selang pernapasan untuk operasi, atau pemakaian alat bantu napas (ventilator). Pita suara dapat menjadi lebih tipis dan melemah seiring bertambahnya usia. Namun, lemahnya pita suara juga dapat terjadi akibat cedera saraf ketika lahir. Seseorang dengan pita suara lemah biasanya memiliki suara yang kecil dan seperti terengah-engah. Pembuluh darah di pita suara dapat pecah ketika seseorang mengeluarkan suara terlalu keras atau secara terus-menerus. Penyakit atau gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson dan stroke, dapat melemahkan otot pita suara. Selain itu, penyakit saraf langka yang disebut dengan spasmodic dysphonia juga bisa menyebabkan otot pita suara menegang sehingga suara menjadi serak (National Institutes of Health, (2017)).

Kapa Anda perlu berkonsultasi ke dokter? Lakukan konsultasi ke dokter jika Anda mengalami keluhan suara serak, terutama jika tidak membaik setelah lebih dari 10 hari. Namun, jangan menunda untuk ke dokter jika suara serak disertai dengan gejala-gejala berikut kesulitan bernapas atau menelan, sakit saat berbicara, batuk darah, benjolan di leher dan suara hilang sama sekali.

 

Referensi:

Stachler, R. et al. (2018). Clinical Practice Guideline: Hoarseness (Dysphonia) (Update). SAGE Journals,158(1),pp.S1–S42.
American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (2018). Conditions and Treatments A–Z. Hoarseness.
National Institutes of Health. National Institute of Deafness and Other Communication Disorders (2017). Hoarseness.