Jumat, 18 November 2022 16:11 WIB

Amnesia

Responsive image
17700
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Amnesia melibatkan hilangnya memori, misalnya, peristiwa, informasi, dan pengalaman. Sementara melupakan identitas seseorang adalah perangkat plot umum di film dan televisi, tidak sering terjadi dengan amnesia dalam kehidupan nyata. Amnesia atau hilang ingatan merupakan gangguan yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat fakta, informasi, maupun pengalaman yang pernah dialami. Pengidap amnesia umumnya masih mengingat identitas diri, namun sulit untuk mempelajari informasi baru dan membentuk ingatan baru. Amnesia ditandai dengan hilangnya sebagian atau seluruh ingatan penderitanya. Meski demikian, penderita amnesia umumnya masih dapat mengingat identitas dirinya, hanya saja mereka cenderung kesulitan untuk mengingat hal baru atau mengingat kejadian di masa lalu. Amnesia dapat menjadi konsekuensi dari kerusakan pada daerah otak yang penting untuk memproses ingatan. Tidak seperti episode kehilangan memori sementara (transient global amnesia), amnesia bisa permanen. Amnesia sering dikaitkan dengan demensia, tetapi keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Amnesia mengacu pada kondisi hilangnya memori yang dapat bersifat sementara atau permanen, sedangkan demensia merupakan gangguan pada daya ingat sekaligus penurunan fungsi koginitif. Tidak ada pengobatan khusus untuk amnesia. Namun, teknik untuk meningkatkan memori dan dukungan psikologis dapat membantu pengidap amnesia dan keluarga mereka untuk menghadapinya.

Penyebab Amnesia

Amnesia disebabkan oleh kerusakan pada bagian sistem limbik yang ada di otak. Sistem limbik merupakan bagian yang berperan dalam mengatur ingatan dan emosi seseorang.

Kerusakan pada sistem limbik bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi sebagai berikut :

1.      Stroke

2.      Cedera pada kepala, misalnya akibat kecelakaan.

3.      Ensefalitis atau peradangan otak.

4.      Kejang

5.      Tumor otak

6.      Penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Alzheimer atau demensia.

7.      Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dalam jangka panjang.

8.      Konsumsi obat-obatan tertentu.

9.      Penurunan pasokan oksigen pada otak, misalnya akibat keracunan karbon monoksida, gangguan pada pernapasan, atau serangan jantung.

10.   Trauma psikologis, misalnya akibat pelecehan seksual.

Gejala Amnesia

Gejala utama amnesia adalah hilangnya ingatan masa lalu atau sulit mengingat hal-hal baru. Berdasarkan gejala yang muncul, amnesia dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu :

1.      Amnesia Anterograde

Amnesia jenis ini membuat penderitanya sulit membentuk ingatan baru. Gangguan ingatan yang dialami penderita amnesia anterograde dapat bersifat sementara, misalnya setelah seseorang mengonsumsi minuman beralkohol. Namun, amnesia jenis ini juga bisa bersifat permanen bila terjadi kerusakan di bagian otak.

2.      Amnesia Retrograde

Pada kondisi ini, penderita tidak bisa mengingat informasi atau kejadian di masa lalu. Gangguan ini bisa dimulai dengan kehilangan ingatan yang baru terbentuk, kemudian berlanjut dengan kehilangan ingatan yang lebih lama, seperti ingatan masa kecil.

3.      Amnesia Global Sementara

Amnesia global sementara masih belum bisa dimengerti sepenuhnya. Namun, hilang ingatan pada kondisi ini biasanya bersifat ringan dan sementara. Saat mengalami jenis amnesia ini, penderita akan merasa bingung atau gelisah yang hilang timbul dan berulang.

4.      Amnesia Infantil

Amnesis infantil adalah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengingat kejadian yang terjadi dalam 3 hingga 5 tahun awal kehidupannya. Kondisi ini juga dinamakan amnesia masa kanak-kanak.

Pemeriksaan Amnesia

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan neurologis (fungsi sistem saraf). Untuk memastikan diagnosis, dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang berikut :

1.      Tes kognitif, untuk memeriksa kemampuan berpikir dan mengingat.

2.      Tes darah, untuk mendeteksi infeksi pada otak.

3.      MRI atau CT scan, untuk melihat adanya kerusakan, perdarahan, dan tumor otak.

4.      Elektroensefalogram (EEG), untuk mendeteksi aktivitas listrik pada otak.

Penanganan Amnesia

Pengobatan amnesia bertujuan untuk memperbaiki gangguan daya ingat dan menangani penyebab yang mendasari amnesia. Metode pengobatan yang dapat dilakukan meliputi :

1.       Obat-obatan

Sampai saat ini belum ada obat yang bisa memulihkan ingatan penderita amnesia. Namun, dokter dapat memberikan obat untuk mengatasi penyebab yang mendasari amnesia. Suplemen vitamin juga terkadang diberikan untuk mencegah kerusakan sistem saraf yang lebih parah.

2.       Terapi okupasi

Pasien akan disarankan untuk menjalani terapi okupasi. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien mengenali informasi baru dan memanfaatkan ingatan yang masih ada.

3.       Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat bantu, seperti smartphone, telepon, dan agenda elektronik, akan membantu pasien mengingat aktivitas sehari-hari.

Selain itu, buku catatan dan foto-foto, seperti foto tempat atau foto seseorang, juga dapat digunakan pasien untuk mengingat kejadian atau orang sekitarnya.

 

Referensi :

Lalu Wahyu Alfian. 2021. Manajemen Terkini Amnesia Pasca Cedera Otak. Jurnal Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Mataram Nusa Tenggara Barat.

Ferguson, M. et al. 2019. A Human Memory Circuit Derived from Brain Lesions Causing Amnesia. Nature Communications, 10(1), pp. 1-9.

Luis, C. & Ryan, T. 2018. United States of Amnesia: Rescuing Memory Loss from Diverse Conditions. Disease Models & Mechanisms, 11(5), pp. dmm035055.

National Institutes of Health. 2021. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Traumatic Brain Injury : Hope Through Research.

National Health Service UK. 2020. Health A to Z. Memory Loss (Amnesia).

Cleveland Clinic. 2020. Disease & Conditions. Amnesia.

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Amnesia.

Barclay, R. & Goldman, L. Healthline. 2021. Understanding Amnesia.