Selasa, 15 November 2022 09:39 WIB

Makanan Fermentasi untuk Jantung Sehat

Responsive image
5866
dr. Aditya Angela A, M.Biomed - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Fermentasi adalah salah satu cara manusia untuk mengawetkan makanan. Diperkirakan terdapat lebih dari 4000 jenis makanan fermentasi yang diproduksi dan dikonsumsi di seluruh dunia. Awalnya makanan dan minuman fermentasi dibuat untuk memperpanjang waktu simpan makanan. Belakangan diketahui efek positif makanan dan minuman fermentasi untuk tubuh manusia.

Makanan dan minuman fermentasi adalah makanan atau minuman  yang mengalami proses konversi akibat adanya pertumbuhan bakteri. Cara fermentasi yang tertua dan tersering adalah pengeringan dan penggaraman. Proses fermentasi makanan dapat dikelompokkan berdasarkan bakteri yang terlibat dan zat metabolit yang dihasilkan, diantaranya alkohol dan karbon dioksida (ragi), asam asetat (Acetobacter), asam laktat (Lactobacillus, Streptococcus), asam propionik (Propionibacterium freudenreichii), ammonia dan asam lemak (Bacillus). Fermentasi juga dapat dibedakan berdasarkan jenis makanan atau minuman yang difermentasi, diantaranya susu, daging, sayur mayur, dan buah-buahan. Yogurt, keju, tempe, tape, dan sayur asin adalah beberapa contoh makanan fermentasi.

Makanan dan minuman fermentasi mengandung banyak mineral, vitamin, dan bakteri probiotik. Bakteri probiotik, disebut juga microbiota, adalah bakteri yang paling banyak ditemukan pada usus makluk hidup. bakteri ini berperan penting dalam mencerna. Bakteri probiotik juga mampu menjaga kesehatan usus dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri patogen. Melalui hal ini, infeksi usus dapat dicegah.

Selain berperan dalam kesehatan usus, makanan dan minuman fermentasi juga baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Pertama melalui adanya microbiota, keseimbangan glukosa dan lemak di tubuh menjadi lebih terjaga, sehingga kadar gula darah tubuh menjadi lebih stabil dan dapat mencegah terjadinya sindroma metabolic dan diabetes melitus. Makanan dan minuman fermentasi juga dapat memperbaiki rasa kenyang sehingga mencegah konsumsi makanan yang berlebihan.

Selain itu, susu fermentasi juga diketahui dapat mengurangi peradangan dan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Bakteri probiotik mempunyai potensi untuk menghasilkan vitamin K2 yang dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2, kalsifikasi pembuluh darah dan penyakit jantung koroner. Selain itu, beberapa senyawa yang dihasilkan saat fermentasi, seperti exopolysaccharides dan beberapa vitamin B diketahui dapat menjadi mediator untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

 

Referensi:

Kui Zhang, Peng Bai, Zhenhua Deng, Dose-Dependent Effect of Intake of Fermented Dairy Foods on the Risk of Diabetes: Results From a Meta-analysis. Canadian Journal of Diabetes. Volume 46, Issue 3,2022,Pages 307-312,

Rodzi NARM, Lee LK. Traditional fermented foods as a vehicle of non-dairy probiotics: Perspective in South East Asia countries. Food Research International 150 (2021) 110814.

Diez-Ozaeta I, Astiazaran OJ. Fermented foods: an update on evidence-based health benefits and future perspective. Food Research International. 156 (2022): 111133.

Buziau, AM, Soedamah-Muthu SS, Geleijnse JM, Mishra GD. Total fermented dairy food intake is  inversely associated with cardiovascular disease risk in women. The Journal of Nutrition. 2019; 149:1797-1804.

Sumber gambar : www.health.harvard.edu