Rabu, 06 Juli 2022 11:25 WIB

Pentingnya Konsep Caring Dalam Asuhan Keperawatan

Responsive image
58579
Ratih Wiharni, Amd. Kep - Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung

Berbagai pelayanan kesehatan telah dibentuk dan dibangun demi keberlangsungan hidup manusia. Selain sarana dan prasarana yang baik profesionalisme tenaga kesehatan juga merupakan kunci sukses sebuah pelayanan kesehatan. Perawat saat ini menjadi salah satu profesi penting dalam kehidupan manusia. Perawat dipandang sebagai salah satu profesi penyelamat kehidupan manusia karena peran holistiknya dalam pemenuhan kehidupan manusia.

Di lingkungan kesehatan seperti klinik maupun rumah sakit, perawat akan selalu berhadapan dengan klien ataupun tenaga kesehatan lainnya, karena itu, perawat dituntut untuk terus meningkatkan peran profesionalismenya, salah satunya adalah dengan meningkatkan perilaku caringCaring saat ini menjadi sebuah hal utama dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan bagi klien. Perilaku caring dapat  menentukan nilai moral perawat. Selain itu, perilaku caring dalam asuhan keperawatan dapat menentukan tingkat kepuasan klien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang, berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan, perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan rasa kepedulian.

Secara bahasa, caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Suatu sikap hormat dan menghargai orang lain.

Dapat dikatakan bahwa caring merupakan sebuah sikap atau perilaku sepenuh hati yang diberikan perawat kepada klien dengan rasa peduli, perhatian dan memperhatikan emosi pasien untuk menciptakan hubungan terapeutik. Hal ini menyebabkan pasien merasakan rasa nyaman, aman dan lega karena berkurangnya rasa stress yang dirasakan akibat menderita suatu penyakit (Gultom, 2014). Perilaku caring yang diberikan perawat akan membuat klien merasa puas, tak hanya akan sembuh dari masalah kesehatannya tetapi juga klien akan merasakan nyaman dan senang ketika diberikan asuhan keperawatan (Amali., 2019)

 

Ada berbagai macam manfaat yang akan dirasakan seseorang baik perawat maupun calon perawat jika menerapkan sikap caring dalam asuhan keperawatan. Apa saja manfaatnya ya?

Pertama, klien akan menunjukkan respon positif. Jika seorang perawat memperlakukan klien dengan sikap caring, maka klien tersebut akan memberikan respon positif kepada perawat tersebut, dan begitupun sebaliknya (Rahmayani, 2020). Hal ini sangat dirasakan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien. Contoh kecilnya, saat kita menunjukkan sikap caring dalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien, klien akan berespon baik terhadap setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Hal ini membuat klien memberikan rasa percayanya terhadap pelayanan yang diberikan. Contoh lainnya, banyak sekali masyarakat yang menyatakan bahwa perawat di pelayanan kesehatan itu tidak ramah dan judes terhadap klien. Perawat yang tidak memberlakukan sikap caring dan respon yang diberikan klien pun menjadi negatif. Respon tersebut jelas akan berbeda jika perawat memberlakukan sikap caring dalam asuhan keperawatan yang diberikan, klien pasti akan merasa senang dan akan mengatakan bahwa perawat di fasilitas kesehatan A ramah dan menyenangkan.

Ke dua, lancar berkomunikasi dengan klien. Sikap caring dalam asuhan keperawatan dapat membangun rasa saling percaya dengan klien karena komunikasi dapat berjalan lancar sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan menjadi mudah (Rahmayani, 2020).

Ke tiga,  klien menghargai kita. Dengan penerapan sikap caring dalam asuhan keperawatan, maka klien akan lebih menghargai perawat yang memperlakukan mereka dengan sepenuh hati karena perawat ada di saat mereka memerlukannya dan klien merasa lebih diperhatikan (Rahmayani, 2020).

Ke empat, dapat belajar banyak hal mengenai manusia. Dengan menerapkan sikap caring secara terus menerus kepada orang lain dengan baik, ia dapat menempatkan dirinya untuk berada pada posisi yang orang lain rasakan (Rahmayani, 2020).

Ke lima, pengembangan diri. Menerapkan sikap caring terus menerus dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam pelayanan asuhan keperawatan dapat meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik. Selain itu, jika suatu hal dilakukan secara terus menerus secara kontinyu akan memunculkan rasa tanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukannya.

 

Lalu jika sikap caring sangat penting, apa saja faktor-faktor yang termasuk ke dalamnya?

Watson mencetuskan teori caring memiliki faktor-faktor pembentuk sikap caring dalam dunia keperawatan yang kemudian dikenal dengan “10 Faktor Karatif Caring”.

Berikut adalah 10 Faktor Karatif Caring :

1.    Membangun suatu sistem nilai altruistik. Dalam faktor ini, perawat dapat memberikan kasih sayang serta memiliki sikap yang terbuka pada klien (Yuda, 2018)

2.    Membangun rasa kepercayaan dan harapan. Hal ini dilakukan perawat dengan menjalin hubungan terapeutik bersama klien dengan tujuan untuk menawarkan suatu bantuan.

3.    Mengembangkan rasa sensitif baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Faktor ini dapat dilakukan dengan belajar untuk menerima keadaan diri sendiri dan orang lain.

4.    Membentuk sikap pertolongan dan kepercayaan. Hal ini dapat dilakukan perawat melalui komunikasi efektif bersama klien untuk membentuk dan menopang pertolongan-kepercayaan.

5.    Menawarkan serta mengungkapkan perasaan negatif maupun positif. Perawat dapat membantu dan menerima perasaan klien dengan menunjukkan bahwa kita siap untuk berbagi perasaan.

6.    Dalam menyelesaikan masalah perlu menggunakan proses caring yang inovatif.

7.    Menawarkan kegiatan belajar dan mengajar. Dalam faktor ini, perawat belajar bersama-sama ketika mengajarkan klien untuk melakukan perawatan diri. Selain itu, klien juga memiliki tanggung jawab untuk belajar bersama dengan perawat.

8.    Memfasilitasi dukungan, perlindungan, serta perbaikan secara fisik, mental, sosial, serta spiritual dengan membangun suasana yang nyaman, damai, dan adanya rasa kebersamaan, keindahan serta kepercayaan pada semua tingkatan fisik maupun non-fisik.

9.    Mendapatkan bantuan manusia dengan membantu klien untuk memenuhi kebutuhan dasar dengan mengacu pada sikap caring.

10. Memperkenankan adanya kekuatan fenomena yang bersifat spiritual. Dalam hal ini. perawat memberikan pengertian secara spiritual untuk memberikan gambaran yang lebih baik mengenai kondisi yang sedang dirasakan. Biasanya, hal ini dilakukan perawat dalam menangani klien dengan kondisi menjelang ajal (Potter & Perry, 2009)

 

 

 

Beberapa karakteristik dalam konsep caring menurut Wolf & Banner (1998),

1.    Mendengar dengan penuh perhatian.

2.    Memberi rasa nyaman.

3.    Berkata jujur.

4.    Memiliki kesabaran.

5.    Bertanggung jawab.

6.    Memberi informasi secara jelas sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.

7.    Memberi sentuhan.

8.    Menggunakan sensitifitas.

9.    Menunjukkan rasa hormat pada klien.

10. Memanggil klien dengan namanya.

Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan jika konsep caring diterapkan dalam pelayanan asuhan keperawatan, diantaranya yaitu :

Mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

Penerapan caring yang diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien.

Dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu (Watson, 1979 dalam Tomey & Alligod, 2006)

Adanya hubungan yang signifikan antara persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan (William, 1997).

Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.

Meningkatkan keuntungan finansial bagi RS

 

Kesimpulan

Dari berbagai macam penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa penerapan konsep caring dalam asuhan keperawatan sangat  penting. Caring merupakan inti dari pelayanan keperawatan. Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar perilaku caring tumbuh secara alami dalam jiwa perawat. Perawat dituntut untuk bersikap ’care’ dan juga harus caring terhadap sekitarnya. Pasien sebagai klien dalam pelayanan asuhan keperawatan, terkadang hanya membutuhkan perhatian dan empati dari seseorang yang merawatnya agar lebih bersemangat dalam menjalani setiap proses pengobatan sakitnya. Oleh karena itu, seharusnya seorang perawat benar-benar paham tentang konsep caring dan mampu menerapkannya dalam asuhan keperawatan. Dengan membentuk, membangun menerapkan serta memahami sikap caring perawat maupun calon perawat akan mudah menjalani tugasnya nanti.

***

 

REFERENSI

 

Dwi, Yoana (20 Desember 2021). Perlunya Menjaga Sikap Caring, Demi Kepuaasan Klien. Dari https://www.kompasiana.com, diunduh tanggal 5 Maret 2022

 

Gultom,Y.R.(2014). PENGARUH MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM MUTIARA MEDAN TAHUN 2014. Dari https://dokumen isi.pdf, diunduh tanggal 6 Maret 2022

 

N. Kusnanto. (2019). Perilaku Caring Perawat Profesional. Dari https://repository.unair.ac.id, diunduh tanggal 10 Maret 2022

 

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d) Arti Kata Peduli – Kamus Besar Bahasa Indonesia. Retrieved Desember 19, 2021. Dari https://kbbi.web.id/puas, diunduh tanggal 10 Maret 2022

 

Pardede, Jek Amidas. Konsep Caring Dalam keperawatan : Pendekatan Teori Jean Watson. dari https://osf.io, diunduh tanggal 4 April 2022

 

Rangkuti, Nur Hamidah (2012). Makalah Konsep Dasar Keperawatan Bab “Caring”. Dari https://www.kompasiana.com, diunduh tanggal 4 April 2022

 

Materi Seminar Keperawatan : Soft Skill Caring pada tanggal 29 hingga 30 Oktober 2021

 

Gambar Pelengkap diunduh dari Google tanggal 4 April 2022