Jumat, 30 September 2022 16:26 WIB

Manfaat Telur sebagai Nutrisi bagi Tumbuh dan Kembang Anak Usia Dini

Responsive image
12129
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kehidupan manusia pada usia 0-6 tahun sering dikenal dengan masa emas (golden age). Masa tersebut merupakan masa penting dalam kehidupan manusia dan membutuhkan perhatian yang sangat mendalam. Ini dikarenakan pada masa tersebut manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan pesatnya. Pada masa ini tubuh manusia mengalami pertumbuhan, begitu juga dengan psikomotorik, mental, dan sosial juga mengalami perkembangan. Kita ketahui pertumbuhan dan perkembangan pada manusia dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu : faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh manusia itu sendiri seperti gen, ras, dan jenis kelamin, sedangkan faktor ekternal / luar berasal dari lingkungan, stimulus, sosial, ekonomi, dan nutrisi. Nutrisi atau gizi merupakan faktor mutlak yang diperlukan oleh tubuh dalam proses tumbuh kembang.

Kebutuhan nutrisi untuk setiap orang berbeda-beda dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin dan aktifitas. Nutrsi yang dibutuhkan anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa, anak-anak membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Hal ini karena anak prasekolah masih dalam fase tumbuh kembang. Anak usia dini disebut juga dengan masa prasekolah, dikarenakan pada masa ini anak mulai melatih berbagai gerakan refleks fisik motorik, dan panca inderanya, sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan ke tahap selanjutnya itu pendidikan dasar. Selain itu, pada anak usia dini mulai belajar tentang berbagai hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu yang besar, dan aktifitas yang banyak harus diimbangi dengan nutrisi yang bergizi.

Pada masa 1-5 tahun (balita) kebutuhan nutrisi anak menjadi lebih meningkat dari sebelumnya, hal ini dikarenakan pada periode ini banyak melakukan dan menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini nutrisilah yang memegang peran yang sangat besar pada tubuhnya. Nutrisi terdapat pada berbagai jenis makan, oleh karena itu pemberian makanan pada anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan harus sangat diperhatikan dari segi kandungan nutrisinya maupun tingkat keanekaragamannya. Makanan pun hendaknya memenuhi syarat kecukupan zat gizi sesuai dengan susunan menu seimbang, serta besar porsi disesuaikan dengan daya terima serta tidak lupa memperhatikan syarat kebersihan.

Kata nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang menyehatkan. Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang dikonsumsi. Namun tidak semua makanan yang dikonsumsi mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan. Banyak makanan yang beredar di lingkungan sekitar anak mengandung zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh bahkan tergolong berbahaya, seperti halnya makan yang mengandung pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan, yang akan memberikan dapat negatif pada tubuh anak sehingga dapat menghambat proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Secara umum di negara berkembang, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam memilih dan menyiapkan sajian makanan untuk dikonsumsi keluarganya. Sehingga pengetahuan ibu akan mempengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makan yang dikonsumsi keluarganya. Keadaan kesehatan gizi anak sangat bergantung pada tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanannya. Kualitas hidangan makanan ditunjukkan oleh ada tidaknya kandungan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam susunan hidangan. Sedangkan kuantitas menunjukkan jumlah setiap zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Jika susunan hidangan makanan dapat memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka tubuh berada padan kondisi kesehatan yang baik.

Sejak berusia 6 (enam) bulan, bayi sudah boleh diberikan MPASI, termasuk telur dan olahannya. Kita bisa memberikan anak dengan telur ayam, telur puyuh, ataupun telur bebek. Akan tetapi, manakah telur yang terbaik dari ketiga jenis telur tersebut?

Tentunya jika dilihat dari nutrisnya tentu antara masing masing telur berbeda jumlah kandungan nutrisinya, terkait hal tersebut apakah telur ayam, telur puyuh ataupun  telur bebek yang terbaik di antara hal tersebut. Pastinya ada manfaat yang diperoleh dari kandungan nutrisinya.

Kita ketahui tentunya telur merupakan sumber protein hewani yang mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau. Selain itu, telur juga mengandung vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam sebuah penelitian dijelaskan kandungan nutrisi antara telur ayam, telur puyuh dan telur bebek di antaranya :

1.      Telur Ayam

Telur ayam merupakan jenis telur yang cukup mudah ditemukan dan disukai oleh banyak orang. Satu telur ayam mengandung kira-kira 70 kalori dan beragam nutrisi berikut : Lemak : 5 gram, Protein : 6 gram, Natrium : 60 miligram, Kalsium : 25 miligram, Kalium : 60 miligram, Kolin : 140 miligram.

Telur ayam yang dijual di pasaran biasanya terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni telur ayam negeri dan ayam kampung. Cangkang telur ayam negeri umumnya berwarna kecoklatan, sedangkan cangkang telur ayam kampung berwarna putih dan ukurannya cenderung lebih kecil.

Kandungan nutrisi telur ayam kampung tidak berbeda jauh dengan telur ayam negeri. Namun, ayam kampung diduga memiliki gen khusus yang membuat telurnya lebih bersih dari bakteri Salmonella dibandingkan telur ayam negeri.

2.      Telur Puyuh

Telur puyuh merupakan telur yang berasal dari burung puyuh. Berbeda dengan telur ayam, telur puyuh memiliki ukuran yang jauh lebih kecil. Cangkangnya pun berwarna krem dengan bercak cokelat dan hitam. Walau berukuran kecil, telur puyuh juga kaya nutrisi, lho. Satu porsi telur puyuh terdiri dari 4-5 butir telur. Berikut adalah perkiraan kandungan nutrisi satu porsi telur puyuh : Kalori : 75 kalori, Lemak : 5,5 g, Protein : 6,5 g, Natrium : 25 miligram, Kalsium : 8 miligram, Kalium : 110 miligram, Kolin : 30 miligram.

Selain itu, telur puyuh juga kaya akan antioksidan yang berfungsi untuk menangkal radikal bebas, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan dipercaya mampu mengatasi gejala alergi.

3.      Telur Bebek

Telur bebek memiliki ukuran yang lebih besar daripada telur ayam dan puyuh. Cangkang telur bebek pun lebih unik karena berwarna biru kehijauan. Berikut adalah perkiraan kandungan nutrisi pada satu butir telur bebek : Kalori : 146 kalori, Lemak : 11 g, Protein : 10 g, Natrium : 345 miligram, Kalsium : 50.5 miligram, Kalium : 175 miligram, Kolin : 165 miligram.

Lantas, manakah telur yang terbaik untuk si anak? Bila dibandingkan, telur bebek memiliki kandungan protein dan kolin yang paling tinggi. Protein dibutuhkan oleh anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan kolin sangat penting untuk kesehatan mata dan perkembangan otaknya.

Oleh karena itu, telur bebek akan sangat cocok dijadikan MPASI bagi bayi yang lahir prematur, memiliki riwayat berat badan lahir rendah atau sedang mengejar berat badan ideal.

Kandungan antioksidan pada telur puyuh diduga dapat melindungi jaringan tubuh dari kerusakan, bahkan mampu meringankan gejala alergi. Itulah sebabnya, telur ini baik diberikan kepada bayi yang berisiko mengalami alergi atau sering sakit. Walaupun kadar proteinnya tidak setinggi telur bebek atau telur puyuh, bukan berarti telur ayam tidak bermanfaat. Telur ayam tetaplah sumber protein yang baik untuk anak. Selain itu, telur ayam cenderung lebih murah dan mudah didapatkan.

Baik telur ayam, telur puyuh, maupun telur bebek boleh diberikan kepada anak, namun tentunya dipastikan bahwa telur yang diberikan kepada anak adalah telur yang segar. Selain itu konsumsi telur juga dianjurkan sebanyak 2-3 kali perminggu baik diolah secara direbus, digoreng ataupun mencampurkan telur ke dalam makanan. Tentunya memasak telur hingga benar-benar matang sempurna, dikarenakan telur yang masih setengah matang bisa mengandung bakteri Salmonella yang menyebabkan keracunan makanan.

Berdasarkan ulasan di atas, tentunya memberikan telur kepada anak sangatlah dianjurkan, dikarenakan kandungan nutrisi yang dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak, selain itu juga perlu diperhatikan kematangannya dalam penyajiannya.

 

Referensi        :

Aditianti, Sriprihatin, Hermina. Pengetahuan Sikap Perilaku Individu tentang Makanan Beraneka Ragam Sebagai Salah Satu Indikator Keluarga Sadar Gizi. Buletin Penelitian Kesehatan. 2016. Vol:44, No : 2. Hal : 125.

Dyah, Umiyarni Purnamasari. 2018. Panduan Gizi dan Kesehatan Anak Sekolah. Yogyakarta : Penerbit Andi, hal : 113-114.

Hasdianah, H. S. Siyoto & Y. Peristyowati. 2014. Gizi Pemanfaatan Gizi, Diet, dan Obesitas. Yogyakarta. Nuha Medika.