Selasa, 13 September 2022 15:01 WIB

Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

Responsive image
4816
Muhammad Adwin Luthfian Noor, S.Tr.Sos - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Gangguan jiwa merupakan masalah yang serius dan penting untuk ditangani. Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anggota keluarga terdekat termasuk anak. Sama seperti kesehatan tubuh, menjaga kesehatan mental anak merupakan salah satu hal yang tidak kalah pentingnya. Gangguan jiwa umumnya ditandai dengan munculnya beragam gejala. Apabila tidak segera ditangani, aktivitas sehari-hari dapat terganggu.

Orangtua akan mudah mengidentifikasi kebutuhan fisik dari anak. Mulai dari makanan dengan gizi yang tercukupi hingga pakaian yang sesuai dengan kebutuhan. Namun, kebutuhan mental anak mungkin akan sulit untuk mengidentifikasinya. Padahal kesehatan mental anak juga sangat perlu dipenuhi. Apabila kesehatan mental anak terpenuhi, maka anak akan dapat berpikir dengan jernih, memiliki perkembangan yang baik dan sesuai dengan usianya, serta antusias dalam mempelajari keterampilan baru.

Menemani anak dan memberikan kata-kata penyemangat dari orang dewasa kepada anak dapat membantu anak mengembangkan kepercayaan diri, harga diri, dan pandangan emosional yang sehat tentang kehidupan. Ada beberapa hal yang semua anggota keluarga dapat lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak, antara lain sebagai berikut:

1.    Memberikan Pujian Pada Anak

Memberikan pujian atas kemampuan anak dapat membantu mereka mengembangkan keinginan untuk mengeksplorasi hal baru dan belajar. Biarkan anak bereksplorasi dan bermain sesuai dengan usianya. Yakinkan anak dengan tersenyum dan seringlah mengajak anak untuk berbicara. Jadilah peserta aktif dalam setiap kegiatan anak. Perhatian dari keluarga dapat membantu anak untuk membangun kepercayaan dan harga dirinya.

2.    Menetapkan Tujuan yang Realistis

Anak membutuhkan tujuan realistis yang sesuai dengan ambisi dan kemampuan mereka. Dengan bantuan keluarga, anak dapat memilih kegiatan baru yang dapat menguji kemampuan mereka dan meningkatkan kepercayaan diri.

3.    Jujur

Jangan sembunyikan kegagalan yang anggota keluarga alami dari anak. Penting bagi mereka untuk mengetahui bahwa semua orang pasti membuat kesalahan. Dengan mengetahui bahwa orang dewasa tidak sempurna bisa membantu mereka memahami kehidupan.

4.    Menyelaraskan Perkataan dan Perbuatan

Penting bagi orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak karena pada hakikatnya anak akan lebih mudah mencontoh perilaku yang dilakukan oleh orangtuanya daripada hanya mendengar perkataan belaka.

5.    Menghindari Komentar Sarkastik

Jika seorang anak gagal dalam sebuah ujian, cari tahu bagaimana perasaan anak mengenai situasi tersebut. Anak mungkin akan berkecil hati. Namun jika orangtua tahu situasi yang tepat, maka ajaklah anak untuk berbicara. Menerima kegagalan adalah salah satu cara terbaik untuk menguatkan kesehatan mental anak.

6.    Menyemangati dan Memotivasi Anak

Jangan selalu meminta anak untuk berusaha mendapatkan hasil yang terbaik, tetapi ajari anak untuk selalu menikmati proses yang dilakukan. Mengeksplorasi aktivitas baru akan mengajarkan anak tentang teamwork, harga diri, dan keterampilan baru.

 

Menciptakan lingkungan kondusif merupakan tugas yang berat bagi keluarga. Jika keluarga berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif, maka diharapkan dapat menjaga kesehatan mental seorang anak dalam masa perkembangannya. Apabila keluarga mengalami kesulitan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan para profesional yang tepat. Yuk bangun keluarga yang sehat baik fisik maupun mental.

Referensi:

1.    Canadian Paediatric Society. 2017. Your Child’s Mental Health. Ottawa: Caring for Kids. Diakses dari https://caringforkids.cps.ca/handouts/mentalhealth/mental_health pada tanggal 13 April 2022.

2.    Morin, Amy. 2021. How to Improve Your Child’s Mental Health. New York: Verywell Family. Diakses dari https://www.verywellfamily.com/improve-childrens-mental-health-4154379 pada tanggal 13 April 2022.