PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan penyakit yang disebabkan karena penyumbatan pada saluran pernapasan. Dikutip dari buku Bunga Rampai Kedokteran Respirasi 2020, PPOK menjadi penyebab kematian ketiga pada tahun 2020 dan diperkirakan pada tahun 2030 didapatkan 4,3 juta kematian per tahun. Peningkatan kasus PPOK ini disebaban karena faktor resiko PPOK yang semakin meningkat diantaranya yaitu rokok, partikel berbahaya, dan faktor usia lanjut.
Dikutip dari situs WHO (World Health Organization) asma adalah penyakit kronis bronkial atau saluran pernapasan pada paru-paru.Diperkirakan pada tahun 2019 terdapat sekitar 262 juta orang menderita asma dan 461.000 orang telah dilaporkan meninggal akibat asma. Asma dapat dikontrol dengan obat dan menghindari pemicu asma, yang dapat mengurangi keparahan asma.
PPOK dan Asma adalah penyakit yang berbeda namun memiliki pengobatan yang hampir sama. Pengobatannya dapat diberikan dalam berbagai cara, yaitu dihirup, diminum atau suntik. Keuntungan utama dari terapi inhalasi (dihirup) adalah obat disampaikan langsung ke dalam saluran udara dengan cara dihirup, sehingga menghasilkan efek obat yang lebih tinggi dengan risiko jauh lebih sedikit efek samping sistemik (diminum atau suntik).
Turbuhaler merupakan Jenis inhaler yang berisi bubuk kering atau Dry Powder Inhaler (DPI). Pasien cukup melakukan hirupan yang cepat dan dalam untuk menarik obat dari dalam alat ini. Zat aktifnya dalam bentuk serbuk kering yang akan tertarik masuk ke paru-paru saat menarik napas (inspirasi). Penggunaan inhaler jenis DPI (Dry Powder Inhaler) ini tidak memerlukan spacer sebagai alat bantu, sehingga lebih praktis untuk pasien.
Langkah-langkah Penggunaan Turbuhaler :
1) Putar dan buka tutupnya, posisikan turbuhaler tegak lurus sambil memutar pegangan dan putar kembali sampai terdengar klik.
2) Bernapas dengan pelan.
3) Meletakan mouthpiece diantara gigi tanpa menutup bibir sehingga mouthpiece tertutup rapat.
4) Tarik napas dengan kuat dan dalam dan tahan 5 – 10 detik.
5) Keluarkan turbuhaler dari mulut, bersihkan bagian mouthpiece dengan tisu kering, kemudian tutup kembali turbuhaler.
6) Berkumur setelah menggunakan turbuhaler.
Kesalahan Umum Pada Penggunaan Turbuhaler
· Tidak menggunakan turbuhaler dengan teknik yang benar.
· Tidak mengeluarkan nafas terlebih dahulu, cara menghirup pelan dan lemah.
· Tidak menahan nafas setelah menghirup obat.
· Tidak berkumur setelah menggunakan turbuhaler.
· Tidak membersihkan bagian mouthpiece setelah digunakan.
· Tidak memberikan jeda waktu dari satu semprotan ke semprotan berikutnya, dan tidak menyimpan turbuhaler dengan benar.
BERIKUT BEBERAPA TIPS TENTANG TURBUHALER
1. Pahami Cara Penggunaan Turbuhaler
Pahami cara penggunaan turbuhaler yang tertera pada brosur kemasan. Peran Apoteker sangat penting dalam pelaksanaan Pelayanan Informasi Obat kepada pasien guna memastikan pasien dapat memahami cara penggunaan obat turbuhaler dan dapat menghindari kesalahan umum yang sering terjadi pada penggunaan turbuhaler. Oleh karena itu Tanya Obat, Tanya Apoteker.
2. Cek Tanggal Kedaluarsa Obat
Kedaluwarsa adalah batas kedaluwarsa obat yang ditetapkan berdasarkan uji stabilitas yang dilakukan pada suhu dan kondisi sesuai dengan kondisi ideal penyimpanan obat. Lamanya kedaluwarsa dihitung sejak tanggal obat diproduksi hingga waktu uji terakhir dimana obat tersebut dinyatakan masih memenuhi persyaratan mutu atau lamanya uji stabilitas obat yang datanya tersedia dengan hasil obat memenuhi syarat.
3. Bawa Selalu Turbuhaler Kemanapun Anda Pergi
Turbuhaler merupakan produk khusus dalam pengobatan asma karena kerja obat yang langsung menuju paru paru sehingga sangat cepat untuk meredakan asma.
4. Jangan Gunakan Bersama Dengan Orang Lain
Untuk menghindari penyakit menular, alangkah baiknya jangan digunakan secara bersamaan dengan orang lain.
5. Jangan Menggunakan Lebih Dari Dosis Yang Dianjurkan
Gunakanlah sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter agar tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan dari obat tersebut.
6. Jangan Lupa Berkumur
Berkumurlah setelah menggunakan turbuhaler untuk menghindari penyakit yang dapat muncul berupa iritasi, mulut kering, karies gigi, kandidiasis, gusi bengkak, dan periodontitis, karena ada beberapa zat seperti kortikosteroid yang menempel di rongga mulut.
7. Hindari Penyebab Timbulnya Asma
Alangkah baiknya menghindari alergen atau penyembab timbulnya asma dibandingkan dengan mengobatinya guna menghindari efek yang tidak diinginkan dari penggunaan obat yang berlebihan dari turbuhaler.
8. Ketahuilah Sisa Dosis Obat
Dengan cara 10 (sepuluh) dosis terakhir ditandai dengan adanya indikator merah pada counter dosis.
9. Simpanlah Sesuai Dengan Cara Penyimpanan Yang Tertera Pada Brosur
Disimpan tidak lebih dari suhu 300C, jauhkan dari jangkauan anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alfian Nur Rosyid, Isnin Anang Marhana, Helmia Hasan. (2020). Bunga Rampai Kedokteran. Surabaya. Airlangga University Press, 196.
Purnamasari, Richa and, Arifah Sri Wahyuni, M.Sc., Apt. 2013 .Evaluasi Cara Penggunaan Inhaler Dan Nebulizer Pada Pasien. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Luba Lee, FNP-BC,MS.(21 Oktober 2021). Citing Internet Sources URL https://www.wikihow.com/Use-a-Turbuhaler.html, diakses pada tanggal 05 Februari 2021 pukul 19:00