Selasa, 05 Juli 2022 13:59 WIB

Abses Otak

Responsive image
3704
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Mungkin hingga saat ini masih banyak yang bertanya, apa itu abses otak? Pada dasarnya abses otak adalah seseorang yang mengalami penumpukan nanah akibat infeksi bakteri atau jamur di otak yang dipicu oleh cedera kepala atau infeksi di jaringan tubuh lain yang menyebar ke otak. Kondisi ini sering ditandai dengan munculnya sakit kepala yang berat, demam, kejang, bahkan gangguan kesadaran. Kondisi ini cukup berbahaya dan perlu penanganan yang cepat dan tepat. Mengingat hal tersebut maka ada baiknya setiap orang mengenal abses otak secara lebih dekat dengan harapan dapat tertangani secara tepat. Salah satu hal penting untuk dapat mengenal abses otak secara tepat adalah mengetahui penyebab utamanya. Pada abses otak hal ini terjadi karena adanya infeksi bakteri atau jamur akibat infeksi langsung di otak, misalnya pada cedera kepala, termasuk prosedur operasi otak, infeksi dari area berdekatan seperti infeksi telinga tengah (ontitis media), sinusitis, atau mastoiditis
(infeksi pada tulang di belakang telinga), dan infeksi akibat penyebaran dari organ lain melalui darah seperti pneumonia, abses gigi, endokarditis (infeksi jantung).

Penyebab Abses Otak

Penyebab utama abses otak adalah adanya infeksi bakteri atau jamur di jaringan otak. Infeksi bakteri atau jamur ini bisa berasal dari infeksi langsung di otak, cedera pada kepala, termasuk prosedur operasi di otak, dan penyebaran infeksi di organ lain melalui darah. Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penumpukan nanah di otak berasal dari golongan Bacteriodes, Streptococcus, Staphylococcus, atau Enterobacter. Sedangkan jenis patogen lain yang paling sering menyebabkan terbentuknya abses otak adalah jamur Aspergilus  atau parasit Toxoplasma gondii. Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya abses otak, yaitu :

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS , kanker, atau menggunakan obat imunosupresan .
  • Mengalami infeksi telinga tengah ( otitis media ), infeksi pada tulang telinga (mastoiditis),  sinusitis , abses gigi, atau  meningitis .
  • Menderita cedera kepala , patah tulang tengkorak, atau pernah menjalani operasi pada kepala.
  • Menderita infeksi paru,  endokarditis , infeksi di rongga perut, infeksi panggul, atau infeksi kulit.
  • Menderita  Penyakit Jantung Bawaan  (PJB) atau kelainan pada pembuluh darah paru atau pulmonary arteriovenous fistula.

Gejala Abses Otak

Gejala abses otak bisa beragam, tergantung pada ukuran dan lokasi abses. Gejala yang muncul bisa berkembang secara lambat maupun cepat.

Berikut adalah beberapa gejala abses otak :

  • Sakit kepala  yang terus menerus.
  • Demam
  • Muntah
  • Kejang
  • Leher terasa kaku.
  • Gangguan fungsi saraf, seperti kelemahan otot, kelumpuhan, dan bicara cadel.
  • Perubahan perilaku, seperti gelisah atau linglung.
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda, kabur, atau buram.

Pemeriksaan Abses Otak

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan saraf (neurologi). Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis dan menentukan
penyebab abses otak. Beberapa pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, yaitu :

  • Tes darah , untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dari kadar dan jumlah sel-sel darah.
  • Pemindaian, seperti Rontgen, CT scan, atau MRI , untuk mengetahui lokasi dan ukuran abses otak.
  • Lumbal pungsi , untuk mengindentifikasi patogen termasuk jenis bakteri penyebab abses otak.
  • Biopsi , untuk mengidentifikasi perubahan sel dan jaringan yang ada di otak, serta untuk menyetahui patogen penyebab abses otak.
  • Pemeriksaan  kultur darah , untuk mencari bakteri atau jamur yang menyebabkan abses otak.
  • Electroencephalogram (EEG), untuk mengetahui aktivitas kelistrikan pada otak, terutama pada pasien abses otak yang mengalami kejang berulang.

Penanganan Abses Otak

Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter untuk menangani abses otak adalah :

1. Obat-obatan

Obat-obatan diberikan untuk mengatasi infeksi yang menyebabkan abses otak dan mengurangi keluhan dan gejala yang dialami oleh pasien. Beberapa jenis obat yang akan diberikan oleh dokter adalah :

  • Obat anti-biotik atau anti-jamur, untuk mengatasi infeksi yang menyebabkan abses otak, termasuk untuk mengatasi abses otak yang disebabkan oleh toksoplasmosis.
  • Obat diuretik dan steroid, untuk mengurangi tekanan intrakranial dan pembengkakan di otak.
  • Obat anti-kejang, untuk mengatasi kejang yang bisa terjadi pada abses otak.

2. Operasi

Operasi akan dilakukan bila ukuran abses lebih dari 2 cm atau jika abses berisiko untuk pecah dan merusak jaringan otak sekitarnya. Operasi dilakukan dengan mengangkat abses. Setelah operasi,
pasien akan dirawat inap selama beberapa waktu agar kondisinya dapat terus dipantau.

 

Referensi :
1. Cita Darmastuti, dkk. 2017. Penatalaksanaan Fokal Infeksi Odontogenik pada Penderita Abses Otak dengan Anestesi Lokal. Majalah Kedokteran Gigi Klinik Departemen Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

2. Adrea Valentino. 2019. Abses Otak. Jurnal Kesehatan Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Riau Pakan Baru Riau.

3. Sonneville, et al. 2017. An Update on Bacterial Brain Abscess in Immunocompetent Patients. Clinical Microbiology and Infection : The Official Publication of The European Society of Clinical Microbiology and Infectious Diseases, 23 (9), pp. 614-620. 

4. Miranda, et al. 2013. Brain Abscess : Current Management. Journal of Neurosciences in Rural Practice, 4(1), pp. S61-S81.

5. National Healt Service UK. 2019. Health A to Z. Brain Abscess

6. National Institute of Health. 2018. U.S. National Library of Medicine MedlinePlus. Brain Abscess. 

7. Johns Hopkins Medicine. 2020. Conditions and Diseases. Cerebral Abscess. 

8. University Rochester Medical Center. 2020. Encyclopedia. Brain Abscess in Children