Senin, 05 September 2022 15:39 WIB

Autoimun

Responsive image
8266
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kesehatan menjadi hal terpenting bagi setiap individu dalam menjalani hidup. Terutama saat dihadapi dengan berbagai penyakit yang tidak hanya menyerang fisik melainkan juga psikis atau mental seseorang.

Tubuh manuasia mempunyai kemampuan untuk melawan segala macam organisme pengganggu atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Kemampuan itu disebut kekebalan atau imunitas. Imunitas sendiri merupakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan antigen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Penyakit autoimun adalah respon imun yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh sendiri serta mengganggu fungsi fisiologis tubuh. Penyakit autoimun dapat menyerang bagian tubuh manapun dengan tanda klasik autoimun berupa inflamasi.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit autoimun, berjenis kelamin perempuan, memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga, memiliki berat badan berlebih atau obesitas, merokok, menggunakan obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, terkena paparan bahan kimia atau cahaya matahari dan menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr.

Penyakit autoimun ini menyebabkan kerugian bagi organ tubuh manusia karena dapat merusak organ-organ sel yang masih sehat dalam tubuh seseorang. Penyakit autoimun yang paling sering ditemukan di antaranya Artritis Reumatoid, Lupus Eritematosus Sistematik, Penyakit Seliak, Sindrom Sjorgen, Polomialgia Reumatika, Sklerosis Multipel, Spondilitis Ankilosa, Diabetes Tipe 1, Alopesia Areata, Radang Pembuluh darah, Arteritis Temporalis, dan lain sebagainya. Gangguan autoimun dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori berdasarkan organ yang diserang, yaitu organ tunggal dan sistemik. Organ tunggal berarti sitem imun menyerang satu organ tertentu, sedangkan sistemik yaitu sistem imun menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas.

Dari berbagai penyakit yang digolongkan penyakit autoimun di antaranya memiliki gejala yang sama, seperti kelelahan, pegal otot, ruam kulit, demam ringan, rambut rontok, sulit konsentrasi, dan kesemutan di tangan dan kaki. Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, beberapa jenis penyakit autoimun adalah :

1.      Lupus (penyakit autoimun yang saat ini menjadi fenomena).

2.      Lupus dapat mempengaruhi hamper semua organ tubuh dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, sariawan, bengkak pada tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak nafas, pucat, dan pendarahan.

3.      Penyakit Graves dapat menimbulkan gejala berupaya kehilangan berat badan tanpa alas an yang jelas, mata menonjol, rambut rontok, jantung berdebar, insomnia dan gelisah.

4.      Psoriasis dapat dikenali dengan kulit yang bersisik dan munculnya bercak merah pada kulit.

5.      Multiple Sclerosis, Myasthenia Gravis, Tiroiditis Hashimoto, Kolitis Ulseraif dan Crohn’s Disease, Rheumatoid Arthritis, Sindrom Guillain Barre, Sindrom Sjogren, dan Vaskulitis.

Kesadaran masyarakat terhadap penyakit autoimun pada saat ini masih rendah karena gejalanya yang bervariasi dan menyerupai beragam penyakit lainnya, sehingga perlu adanya edukasi dan pemaham masyarakat tentang penyakit autoimun.

 

Referensi  :

Septa Agustina. Makna Lupus bagi Odapus Perspektif Komunikasi Kesehatan Islam. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id.

DP. Sari. Latar Belakang Penyakit Autoimun. https://eprint.itn.ac.id.

Yulia Cahya Khasanah. Potensi Keekspresi Chimeric Antigen Reception (CAR) & GEN FOXP3 pada T Regulator sebagai Modalitas Terapi Penatalaksanaan Autoimun. https://journals.ums.ac.id.

Direktorat P2PTM. Penyakit Autoimun dan Wanita. https://p2ptm.kemkes.go.id.

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum