Selasa, 05 Juli 2022 12:45 WIB

Narsistik

Responsive image
21855
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya paling penting, sangat membutuhkan perhatian, dan kekaguman berlebihan. Selain itu, gangguan ini juga kerap menyebabkan kurangnya empati terhadap orang lain. Meski memiliki kepercayaan diri yang tinggi, orang yang mengidap gangguan ini lemah terhadap kritik sekecil apapun. Gangguan kepribadian narsistik kerap menimbulkan masalah di kehidupan sehari-hari seperti di tempat kerja atau sekolah. Umumnya, orang dengan gangguan narsistik akan merasa tidak bahagia atau kecewa ketika tidak mendapatkan pujian. Pengidap  gangguan kepribadian narsistik juga memiliki perasaan yang mudah tersinggung. Bahkan, cenderung mudah  depresi  ketika mereka dinasihati oleh orang lain. Gangguan kepribadian  narsistik dapat membuat penderitanya tidak bahagia atau kecewa jika tidak diperlakukan atau dipuji seperti yang mereka harapkan. Hal ini bisa menimbulkan masalah di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan atau lingkup sosial.

Penyebab Narsistik

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan gangguan kepribadian narsistik. Namun, narsistik diduga terkait dengan sejumlah faktor berikut :

  • Faktor genetik, yaitu riwayat narsistik dalam keluarga.
  • Faktor lingkungan, yaitu pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan, menuntut, atau tidak memedulikan anak; atau pengalaman masa kecil, seperti penyiksaan atau trauma.
  • Faktor neurobiologi, yaitu hubungan antara otak dengan pola pikir dan perilaku.

Gejala Narsistik
Gejala narsistik dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keparahannya. Gejala tersebut dapat berupa :

  • Mementingkan diri sendiri (egois).
  • Merasa berhak dan perlu dikagumi secara berlebihan dan terus-menerus.
  • Merasa lebih baik dari orang lain (superior) meski tidak memiliki pencapaian apa pun.
  • Merasa istimewa dan hanya ingin bergaul dengan orang yang dianggap setara dengannya.
  • Membanggakan pencapaian atau bakat diri sendiri secara berlebihan.
  • Sering mengkhayal tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau pasangan yang sempurna.
  • Menguasai percakapan dan meremehkan atau memandang rendah orang lain yang dianggap tidak setara dengannya.
  • Mengharapkan perilaku khusus dan kepatuhan dari orang lain.
  • Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan yang diinginkannya.
  • Tidak memedulikan perasaan atau kebutuhan orang lain.
  • Merasa iri pada orang lain atau menganggap orang lain iri padanya.
  • Memiliki sikap arogan atau angkuh.
  • Menginginkan yang terbaik dalam semua hal, misalnya mobil atau pekerjaan terbaik.

Di sisi lain, gangguan kepribadian narsistik bisa menyebabkan penderitanya tidak mampu menerima kritik dari orang lain. Akibatnya, penderita narsistik dapat mengalami sejumlah gejala berikut :

  • Tidak sabar atau marah saat tidak mendapat perlakuan yang diharapkan.
  • Memiliki masalah dengan diri sendiri hingga menjadi mudah tersinggung.
  • Mudah marah atau menghina dan merendahkan orang lain agar dapat terlihat superior.
  • Merasa kesulitan mengatur perasaan dan perilaku, serta mengendalikan stres dan beradaptasi dengan perubahan.
  • Merasa depresi dan murung ketika tidak mencapai kesempurnaan yang diharapkan.
  • Memiliki perasaan rendah diri, malu, lemah, dan hina yang disembunyikan.

Pemeriksaan Narsistik

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan mengacu pada kriteria narsistik pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Menurut pedoman tersebut, diagnosis gangguan
kepribadian narsistik dapat ditegakkan bila pasien memiliki 5 dari 9 kriteria berikut ini :

  • Merasa lebih baik dari orang lain.
  • Membutuhkan banyak pujian dari orang lain.
  • Sibuk mengkhayal tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau pasangan yang sempurna.
  • Merasa istimewa dan hanya mau bergaul dengan orang yang ia anggap setara dengannya.
  • Merasa berhak mendapat perlakuan khusus dari orang lain.
  • Memanfaatkan orang lain untuk keuntungan diri sendiri.
  • Tidak memiliki empati dan kepedulian terhadap orang lain.
  • Sering merasa iri terhadap orang lain, atau menganggap orang lain iri padanya.
  • Memiliki sikap arogan atau sombong.

Pengobatan Narsistik

Metode utama untuk mengatasi narsistik adalah terapi psikologis. Tujuannya adalah agar pasien bisa memahami diri sendiri dengan lebih baik dan mampu mengendalikan perilakunya. Terapi yang dapat dilakukan meliputi :

  • Terapi bicara (psikoterapi), untuk membantu pasien menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain, dan memahami penyebab timbulnya gejala narsistik.
  • Terapi perilaku kognitif, untuk membantu pasien mengubah perilaku dan pemikiran yang merusak, guna mendapat gambaran diri yang realistis.

Selain terapi, obat-obatan juga dapat diberikan untuk membantu meredakan gejala penyerta, seperti gangguan kecemasan atau depresi. Beberapa obat-obatan yang dapat diberikan adalah :

  • Antidepresan untuk mengatasi depresi, misalnya jenis Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs).
  • Antimania atau obat pengendali mood untuk meredakan gangguan suasana hati.
  • Antipsikotik untuk mengatasi gejala depresi atau gangguan kecemasan.

Referensi :

1. Dewi Purnama Sari. 2021. Gangguan Kepribadian Narsistik dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental. Jurnal Bimbingan dan Konseling IAIN Curup Rejang Lebong Bengkulu

2. Grapsas, S., et al. 2020. The "Why" and "How" of Narcissism : a Process Model of Narcissistic Status Pursuit. Perspectives on Psychological Science : A Journal of the Association for Psychological Science, 15(1), pp. 150-72. 

3. Kacel, E., Ennis, N., & Pereira, D. 2017. Narcissistic Personality Disorder in Clinical Health Psychology Practice : Case Studies of Comorbid Psychological Distress and Life-Limiting Illness. Behavioral Medicine (Washington, D.C.), 43(3), pp. 156-64. 

4. Cleveland Clinic. 2020. Disease & Conditions. Narcissistic Personality Disorder

5. Mayo Clinic. 2017. Diseases & Conditions. Narcissistic Personality Disorder

6. Ambardar, S. Medscape. 2018. What are the DSM-5 Diagnostic Criteria for Narcissistic Personality Disorder (NPD)

7. Very Well Mind. 2020. What is Narcissistic Personality Disorder (NPD)?