Kamis, 01 September 2022 10:47 WIB

Penyebab Gangguan Jiwa

Responsive image
8197
dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ - RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Penyebab seseorang bisa menderita gangguan jiwa bermacam-macam atau disebut multifaktorial, yaitu:

· Faktor genetik atau keturunan

· Kondisi ibu selama dia mengandung, bila ada gangguan mental, emosional, atau fisik maka akan memengaruhi saraf otak janin yang dikandungnya

· Proses persalinan, bila ada komplikasi maka meningkatkan risiko

· Penyakit fisik seperti panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya mulai dari lahir sampai usia sekarang

· Riwayat jatuh, terbentur kepala, kena pukul atau kecelakaan

· Penggunaan Narkoba/Napza seperti: alkohol, ganja (cannabis). Shabu-shabu, Extasy, obat penenang, heroin (putaw), dll.

· Riwayat peristiwa traumatis, beban psikologis yang berat, masalah yang sulit diselesaikan, konflik, keinginan yang tidak tercapai, kemarahan yang terpendam, kesedihan yang mendalam, kehilangan, kekecewaan, dll.

Semuanya itu membuat keseimbangan zat kimia di otak (neurotransmitter) menjadi berubah dan tidak stabil dan inilah yang memunculkan adanya perubahan pada: cara berpikir, perasaan, sikap, dan perilaku.

Jenis Gangguan Jiwa

Berikut ini beberapa gangguan jiwa yang sering terjadi dan memerlukan perhatian khusus:

1.    Demensia

Kepikunan pada orang tua, ditandai dengan hilangnya daya ingat (memori), perubahan kepribadian, perubahan perilaku menjadi mudah marah, mudah sedih, perilaku tidak wajar seperti bicara dan tertawa sendiri, keluyuran, sulit belajar hal-hal yang baru.

2.    Psikotik/skizofrenia:

Gangguan penilaian realitas ditandai dengan adanya halusinasi seperti mendengar suara-suara bisikan, melihat bayangan-bayangan, merasa di badan seperti ada yang menyentuh/meraba, seperti mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya, pembicaraan tidak nyambung, adanya waham yaitu keyakinan yang salah, seperti merasa dibicarakan orang lain, seperti merasa ada yang ingin berbuat tidak baik, merasa sebagai orang yang berbeda, seringkali disertai dengan perilaku agresif yang berbahaya seperti marah, merusak, dan melukai orang lain.

3.    Depresi:

Perasaan sedih yang mendalam disertai dengan hilangnya semangat dan motivasi, badan jadi mudah lelah/tidak bertenaga, perubahan pada pola tidur dan pola makan, sulit konsentrasi/tidak fokus, dan ada keinginan untuk bunuh diri

4.    Cemas/ansietas

Rasa cemas/khawatir/panik mendominasi gangguan ini, disertai dengan adanya perubahan pada tubuh seperti nafas cepat dan pendek, jantung berdebar, keringat dingin, nyeri/tidak nyaman di perut, pusing, pandangan kabur

5.    Bipolar:

Ini adalah gangguan mood/perasaan, orang yang mengalaminya mengalami perubahan mood dari senang ke sedih yang berlebihan, saat senang merasa memiliki banyak energi, tidak tidur-tidur, mengerjakan banyak hal, ada perilaku berisiko, hasrat seksual meningkat, belanja berlebihan, membagikan barang tidak wajar, bicara cepat dan loncat dari satu topik lainnya. Pada lain kesempatan muncul gangguan depresi seperti gejala di atas

6.    Gangguan kepribadian:

Suatu gangguan yang sudah mendalam ditandai dengan kepribadian yang tidak fleksibel dan kaku sehingga tidak bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan.

·         GK paranoid (gampang curiga),

·         GK skizoid (dingin,tdk senang bersosialisasi),

·         GK skizotipal (eksentrik,perilaku aneh),

·         GK histrionik (ekspresif, ingin jadi pusat perhatian),

·         GK narsisistik (ingin selalu diutamakan dan jadi nomor satu),

·         GK ambang (emosi tidak stabil, mudah meledak-ledak),

·         GK antisosial (tidak memperdulikan perasaan orang lain dan norma yang berlaku, banyak melanggar aturan),

·         GK cemas menghindar (selalu menghindari berbagai tugas dan enggan mengambil suatu tanggung jawab),

·         GK dependen (selalu bergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan).

·         GK anankastik (perfeksionis, keras kepala, serba teratur)

Akibat Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi dan produktivitasnya dan ini bisa mengganggu juga keluarga dan masyarakat. Orang dengan gangguan jiwa tidak bisa sekolah, kuliah dan bekerja dengan baik. Fungsi  sosial juga menjadi terganggu, ODGJ  tidak mampu berinteraksi dengan sekitarnya dengan baik.

Kemampuan fokus, konsentrasi, atensi, memori, memutuskan untuk bertindak,  kemampuan berkomunikasi, fungsi gerakan juga terganggu sehingga fungsi dan produktivitas menjadi terganggu.

Deteksi Dini

Dengan melakukan deteksi dini dan penanganan yang baik maka gangguan jiwa dapat cepat dipulihkan dan tidak mejadi makin berat. Deteksi dini gangguan jiwa dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, psikiater, psikolog, perawat jiwa dan di rumah sakit jiwa.

Pemeriksaan yang dilakukan adalah wawancara, pemeriksaan lab dan radiologi (bila diperlukan), tes kesehatan mental dan tes psikologis lainnya. Setelah diagnosis ditegakkan maka terapi akan segera dimulai dan kesembuhan akan cepat diraih. Pengobatan untuk gangguan jiwa berlangsung lama dan dibutuhkan konsultasi yang rutin.

Dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan maka gangguan jiwa yang berat dapat dihindari sehingga bahaya juga bisa dicegah.

Mari kita juga menghindari memberikan stigma dan diskriminasi bagi orang dengan gangguan jiwa karena mereka dan keluarganya sudah cukup menderita dengan gangguan jiwa yang dialaminya.

 

Referensi:

American Psychiatric Association. (2010). DSM-5 development. Retrieved from https://www.dsm5.org/Pages/Default.aspx

Bell, V. ( 2007). Online information, extreme communities and Internet therapy: Is the Internet good for our mental health? Journal of Mental Health, 16, 445-457.

Stolzenburg S, Freitag S, Evans-Lacko S, Muehlan H, Schmidt S, Schomerus G. The Stigma of Mental Illness as a Barrier to Self Labeling as Having a Mental Illness. J Nerv Ment Dis. 2017 Dec;205(12):903-909.