Nyeri punggung bawah (NPB) / Low BackPain (LBP) adalah gejala yang paling sering timbul di masyarakat kita. Sekitar 60-80% dari seluruh penduduk dunia pernah mengalami paling tidak satu episode nyeri pungung bawah selama hidupnya (lifetimeprevalence) tanpa mengenal perbedaan umur dan jenis kelamin. Nyeri dapat bervariasi dari berat dan berlangsung lama sampai sedang dan sebentar. Ini akan membaik dalam beberapa minggu bagi kebanyakan orang.
Penelitian mengemukakan bahwa LBP adalah konsekuensi logis dari perkembangan manusia dari kuadripedal menjadi bidpedal sehingga walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang paling ringan misalnya kelemahan otot sampai yang paling berat misalnya tumor ganas tetapi sebagian besar LBP dalam masyarakat adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh maupun selama pergerakan tubuh.
Anamnesa dan pemeriksaan fisik memegang peranan penting untuk bisa mengetahui penyebab dari terjadinya nyeri punggung bawah ini seperti, riwayat trauma, demam, riwayat kanker, penggunaan steroid yang lama, dan lain-lain. Banyak klasifikasi LBP yang dapat ditemukan dalam literatur namun tidak ada yang benar-benar memuaskan. Sangat beragamnya klasifikasi ini menunjukkan betapa banyaknya penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkan LBP.
Salah satu penyebab timbulnya keluhan nyeri punggung bawah adalah Trauma dan gangguan mekanis yang merupakan penyebab utama LBP pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut.
PemeriksaanpenunjangyangdapatdilakukanuntukmenilaiLBP:
Darah rutin : tidak spesifik
Urine rutin : tidak spesifik
Liquorcerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
Myelogram mungkin disarankan untuk menjelaskan ukuran danlokasi dari hernia. Bila operasi dipertimbangkan maka myelogram dilakukan untuk menentukan tingkat protrusi diskus.MRI tulang belakang: bermanfaat untuk diagnosis kompresi medulaspinalis atau kaudaekuina. Alat ini sedikit kurang teliti daripada CT scan dalam hal mengevaluasi gangguan radiks saraf.
Foto : foto rontgen tulang belakang. Pada penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif dengan penyempitan sela invertebrate dan pembentukan osteofit.
EMG : untuk membedakan kompresi radiks dari neuropati perifer
Myelo-CT : untuk melihat lokasi HNP
Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan untuk mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab dasar LBP. Sering dokter menggunakan satu pengobatan atau kombinasi beberapa jenis pengobatan dalam rencana terapi pada penderita, dengan pemberian analgetik untuk mengontrol nyeri. Hal tersebut bervariasi dari pemberian ibu profen hingga acetaminofen, akan tetapi pada beberapa kasus berat, NSAIDs digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan inflamasi yang dapat terjadi.
Prognosis baik jika LBP mendapat tatalaksana yang tepat. Pada 1 bulan, 35% penderita dapat diharapkan pulih, pada 3 bulan, 85% telah sembuh, dan pada 6 bulan, 95% telah sembuh.
Jika penderita tidak membaik setelah mendapat tatalaksana, maka harus dilakukan pencarian etiologi yang lebih meluas dan menyeluruh, termasuk mempertimbangkan kemungkinan LBP yang berulang kembali.
REFRENSI
Sumber foto : lonestarneurology.net