Selasa, 05 Juli 2022 10:28 WIB

Radang Otak

Responsive image
14431
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Radang otak adalah penyakit yang membuat otak mengalami peradangan. Radang otak termasuk penyakit langka atau tidak umum, namun bisa mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan penanganan medis yang tepat. Semua orang bisa terkena radang otak, namun anak kecil dan kelompok lansia paling berisiko saat terserang penyakit ini karena daya tahan atau kekebalan tubuh mereka cenderung lemah. Radang otak , atau secara medis disebut ensefalitis, merupakan infeksi otak yang umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit. Radang otak dapat menimbulkan gejala ringan mirip flu seperti demam atau sakit kepala. Namun, dalam kondisi parah penyakit ini bisa menyebabkan linglung, kejang, sampai gangguan penglihatan dan pendengaran. Di beberapa kasus, radang otak dapat mengancam jiwa. Terdapat dua jenis radang otak, yakni : Radang otak primer Kondisi ini terjadi saat kuman langsung menyerang otak. Infeksi bisa menyebar atau hanya menyerang satu bagian. Bisa juga hasil pengaktifan kembali kuman yang sebelumnya tidak aktif. Radang otak sekunder Kondisi ini disebabkan kerusakan sistem imun Alih-alih menyerang sel biang infeksi, sistem imun justru menyerang sel sehat di otak. Ensefalitis sekunder kerap muncul selang dua atau tiga minggu dari infeksi awal. Meski jarang terjadi, radang otak berpotensi menjadi serius dan mengancam nyawa. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin.

Penyebab Radang Otak
Sebagian besar radang otak disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi virus dapat langsung menyerang otak atau disebut radang otak primer, namun juga dapat berasal dari organ tubuh lain lalu menyerang otak atau disebut radang otak sekunder.
 

Jenis virus yang dapat menyebabkan radang otak antara lain :

  • Virus Herpes simpleks, penyebab penyakit herpes di mulut dan  herpes genital , serta  herpes pada bayi .
  • Virus Varicella zoster, penyebab  cacar air  dan  herpes zoster.
  • Virus Epstein-Barr, penyebab penyakit mononukleosis.
  • Virus penyebab penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan rubela.
  • Virus dari hewan, seperti  rabies  dan  virus nipah .

Gejala Radang Otak
Ensefalitis atau radang otak diawali dengan gejala ringan yang menyerupai  flu , seperti demam, sakit kepala, muntah, tubuh terasa lelah, serta nyeri otot dan sendi. Seiring perkembangannya, radang otak dapat menimbulkan gejala yang lebih serius, seperti :

  • Demam hingga lebih dari 39 o C
  • Linglung
  • Halusinasi
  • Emosi tidak stabil
  • Gangguan bicara, pendengaran, atau penglihatan
  • Kelemahan otot
  • Kelumpuhan pada wajah atau bagian tubuh tertentu
  • Kejang
  • Penurunan kesadaran

Pada bayi dan anak-anak, gejala radang otak yang muncul bersifat umum, sehingga tidak mudah disadari karena menyerupai gejala penyakit lain. Gejala yang dapat muncul adalah :

  • Mual dan muntah
  • Nafsu makan menurun
  • Tubuh anak terlihat kaku
  • Muncul tonjolan pada bagian ubun-ubun kepala
  • Rewel dan sering menangis

Pemeriksaan Radang Otak
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan guna memastikan seseorang mengalami radang otak atau ensefalitis. Pemeriksaan lanjutan tersebut dilakukan dengan :

  •  MRI atau CT scan

MRI atau CT scan merupakan pemeriksaan pertama yang dilakukan dokter untuk mendeteksi radang otak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan kelainan pada otak, seperti pembengkakan atau tumor yang memicu peradangan pada otak.

  •  Lumbal pungsi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis virus penyebab infeksi. Dalam pemeriksaan  lumbal pungsi , dokter akan memasukkan jarum ke tulang belakang untuk mengambil sampel cairan serebrospinal guna diperiksa di laboratorium.

  •  Elektroensefalogram (EEG)

Pemeriksaan ini dilakukan dokter untuk memeriksa aktivitas listrik otak dan menentukan lokasi otak yang terinfeksi.

  •  Tes laboratorium

Beberapa tes laboratorium, seperti tes darah, urine, atau dahak, dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.

  •  Biopsi otak

Prosedur ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan virus melalui pengambilan sampel jaringan otak. Prosedur ini hanya dilakukan jika gejala yang dialami makin memburuk dan pengobatan tidak lagi efektif.

Pengobatan Radang Otak
Tujuan pengobatan adalah mengatasi penyebab, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi. Pengobatan yang akan diberikan  dokter saraf  dapat berupa :
 

1. Obat-obatan
Sebagian besar radang otak disebabkan oleh infeksi virus, sehingga penanganan utama dilakukan dengan pemberian  obat antivirus . Jenis obat antivirus yang digunakan adalah acyclovir dan ganciclovir. Meskipun demikian, kedua obat ini hanya dapat menangani virus tertentu, seperti herpes simpleks dan varicella zooster. Jika infeksi disebabkan oleh bakteri atau jamur, dokter akan memberikan obat antibiotik atau obat antijamur. Dokter juga akan memberikan obat-obatan lain yang berguna untuk meredakan gejala yang muncul.
 

2. Nutrisi
Penderita radang otak atau ensefalitis juga akan diberikan infus cairan dan nutrisi untuk mencegah dehidrasi dan menjaga kebutuhan nutrisi dalam tubuh.
 

3. Alat bantu
Bila diperlukan, penderita akan dipasang alat bantu napas. Lamanya pengobatan dapat berlangsung selama beberapa hari, minggu, hingga berbulan-bulan tergantung kondisi pasien.

 

Referensi :

1. Kusumo Dananjoyo, dkk. 2018. Nyeri Kepala Tumor Otak Pada Dewasa Jurnal Kesehatan FKKMK Universitas Gajahmada Yogyakarta.

2. Kennedy, P.G., Quan, P., & Lipkin, W.I. 2017. Viral Encephalitis of Unknown Cause : Current Perspective and Recent Advances. Viruses, 9(6), 138.

3. Venkatesan, A. & Geocadin, R.G. 2014. Diagnosis and Management of Acute Encephalitis : A Practical Approach. Neurology Clinical Practice, 4(3), pp. 206-125. 

4. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2017. Imunisasi. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 Tahun.

5. National Health Service UK. 2016. Health A-Z. Encephalitis.

6. National Institute of Health. 2018. MedlinePlus. Encephalitis. 

7. Cleveland Clinic. 2016. Health. Meningitis and Encephalitis. 

8. Mayo Clinic. 2017. Diseases and Conditions. Encephalitis. 

9. Johnson, S. Healthline. 2017. Encephalitis. 

10. Ambardekar, N. WebMD. 2019. Understanding Encephalitis - The Basics.