Paronikia atau dalam bahasa jawa sering disebut ‘cantangen’ merupakan infeksi jaringan yang terjadi pada sekitar kuku jari-jari tangan atau kaki. Infeksi ini bisa berbentuk seperti abses akibat infeksi bakteri atau jamur. Kondisi ini terjadi saat adanya gangguan antara lapisan dari lempeng kuku dan dasar kuku bagian proksimal (menjauhi tubuh). Paranokia sendiri bisa dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu akut dan kronis. Untuk paronikia akut, biasanya hanya melibatkan infeksi pada satu kuku jari. Sementara itu, paronikia kronis bisa terjadi pada lebih dari satu kuku jari. Kondisi ini bisa terjadi pada waktu yang bersamaan atau berulang. Paronikia dapat terjadi karena tangan atau kaki tidak menggunakan pelindung saat bekerja sehingga rawan terkena paparan atau kadang kita kurang menjaga kebersihan kaki atau tangan di sekitar kuku yang mengakibatkan terjadinya infeksi.
Penyebab Paronikia
Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Staphylococcus enterococcus yang masuk ke kulit kuku yang rusak, misalnya akibat kebiasaan mengigit kuku, sehingga menyebabkan infeksi pada lipatan kuku. Sementara itu, paronikia kronis lebih sering disebabkan oleh infeksi jamur Candida, meski bisa juga disebabkan oleh bakteri.
Paronikia pada dasarnya dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami paronikia, yaitu :
Gejala Paronikia
Gejala paronikia akut atau kronis umumnya sama. Berikut ini adalah gejala atau keluhan yang dapat muncul akibat paronikia :
Pada sebagian kasus, gejala paronikia berupa abses (kumpulan nanah) dapat muncul pada kulit di bawah kuku yang terinfeksi. Paronikia yang telah menimbulkan abses perlu segera mendapat penanganan dokter, terlebih jika disertai dengan demam.
Penanganan Paronikia
Pengobatan paronikia dilakukan untuk meredakan keluhan, mengatasi penyebab, mencegah kekambuhan di kemudian hari, dan mencegah komplikasi. Pada kasus yang ringan, paronikia dapat ditangani secara mandiri. Namun, jika muncul abses bahkan demam, paronikia perlu
ditangani oleh dokter.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan kepada penderita paronikia :
1. Obat-obatan
Untuk mengatasi penyebab paronikia, obat-obatan yang dapat
diresepkan dokter antara lain :
2. Operasi
Jika abses sudah terbentuk dan bengkak di jari kaki atau tangan yang terinfeksi sudah sangat besar, maka perlu dilakukan operasi untuk membuang nanah. Sebelum dokter bedah melakukan operasi, jari pasien akan dibius terlebih dahulu. Setelah bius diberikan, dokter akan membuat irisan pada abses agar nanah bisa dibuang. Pada kondisi kuku yang sedikit tumbuh ke dalam (cantengan), dokter bisa mengangkat sebagian atau seluruh kuku tersebut.
3. Perawatan Mandiri
Perawatan mandiri bisa digunakan untuk mengobati paronikia ringan atau membantu proses penyembuhan paronikia berat setelah mendapat pengobatan dari dokter. Beberapa perawatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah adalah :
Pencegahan Paronikia
Paronikia bisa dicegah dengan melakukan sejumlah upaya, antara lain dengan :
Referensi :
1. Apriliana Puspitasari. 2019. Profil Pasien Baru Kandidiasis dengan Paronikia. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
2. Shampson, B & Lewis, B. 2019. Paronychia Associated with Ledipasvir / Sofosbuvir for Hepatitis C Treatment. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 12(1), Pp. 35-37.
3. Wollina, Uwe. 2018. Systemic Drug-Induced Chronic Paronychia and Periungual Pyogenic Granuloma. Indian Dermatology Online Journal, 9(5), Pp. 293-298.
4. American Academy of Family Physicians. 2018. Condition. Paronychia.
5. National Institute o Health. 2019. U.S. National Library of Medicine. Medline Plus. Paronychia.
6. Harvard Health Publishing. 2019. Paronychia.
7. Cleveland Clinic. 2017. Nail Infection (Paronychia).
8. Balentine, JR. E-Medicine Health. 2020. Nail Bed Infection : Paronychia.