Selasa, 05 Juli 2022 09:04 WIB

Mengenal Kolesteatoma

Responsive image
12724
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kolesteatoma adalah tumbuhnya tumor jinak di area telinga tengah atau di belakang gendang telinga. Penyakit ini terjadi akibat adanya gangguan pada saluran penghubung antara telinga tengah dengan saluran di belakang rongga hidung yang bernama tuba eustachius. Jika saluran tuba eustachius ini tersumbat, maka tekanan di dalam telinga tengah dapat menarik gendang telinga ke dalam dan membentuk kista. Kista yang akan berkembang itulah yang menjadi kolesteatoma. Kondisi yang menyerupai tumor ini sebaiknya tidak kita anggap remeh karena bisa menyebabkan gangguan pendengaran, bahkan ketulian jika tidak ditangani dengan tepat. Kolesteatoma sering kali dialami oleh orang yang menderita  infeksi telinga tengah  secara berulang. Sedangkan pada kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa dialami sejak lahir sehingga dianggap sebagai cacat lahir atau  kelainan kongenital.

Kenali Penyebab dan Gejala Kolesteatoma

Kolesteatoma terjadi akibat adanya gangguan pada  tuba eustachius, yaitu saluran penghubung di bagian belakang hidung dan telinga tengah. Saluran ini berfungsi untuk menyamakan tekanan di dalam dan luar telinga, serta mengeluarkan cairan dari telinga bagian tengah.
Namun, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan fungsi tuba eustachius terganggu, yaitu :

  • Rhinitis alergi
  • Infeksi sinus atau  sinusitis .
  • Infeksi telinga tengah atau  otitis media  yang kronis.

Jika kolesteatoma telah terbentuk, ada beberapa gejala yang dapat muncul, seperti :

  • Keluar cairan berbau busuk.
  • Telinga terasa tertekan atau penuh akibat pertumbuhan kista.
  • Sakit di bagian dalam atau belakang telinga.
  • Penurunan fungsi pendengaran.

Jika tidak diobati, kolesteatoma dapat memicu vertigo,  mastoiditis , kelumpuhan otot wajah, bahkan  gangguan pendengaran  permanen.

Bagaimana Kolesteatoma Ditentukan?

Pemeriksaan kolesteatoma dini dapat mencegah banyak komplikasi yang dapat mereka sebabkan. Dokter mencurigai kolesteatoma ketika melihat :

  • Bintik putih di belakang gendang telinga.
  • Perubahan lain pada gendang telinga.
  • Drainase telinga yang berlanjut selama lebih dari 2 minggu bahkan dengan perawatan.

Dokter akan merujuk seorang anak dengan kolesteatoma ke ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT), yang juga dikenal sebagai ahli THT. Ahli bedah THT bekerja dengan spesialis pendengaran (audiologis) untuk melihat seberapa baik telinga bekerja. Mereka akan melakukan tes pendengaran (audiometri) terlebih dahulu. Ahli bedah THT biasanya akan melakukan CT scan, yang dapat menunjukkan detail tulang kecil dari telinga dengan jelas. Hasil tes membantu ahli bedah untuk konfirmasi diagnosis, jika ragu rencanakan perawatan

Penanganan Kolesteatoma
Jika kolesteatoma masih tergolong ringan, dokter biasanya akan melakukan tindakan untuk membersihkan telinga dan memberikan obat tetes.

1. Obat
Pasien diberikan  obat tetes telinga  dan antiobiotik. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan atau mengeringkan cairan yang mengendap di dalam telinga dan mengobati infeksi yang terjadi. Jika pembesaran kolesteatoma sudah parah, pengobatan satu-satunya adalah melalui operasi pengangkatan kolesteatoma. Operasi ini biasanya membutuhkan waktu 2-3 jam. Pada kebanyakan kasus, operasi kolesteatoma merupakan salah satu prosedur rawat jalan. Jadi, Anda tidak harus tinggal di rumah sakit setelah menjalani prosedur tersebut. Rawat inap baru diperlukan jika kista sangat besar atau Anda mengalami infeksi serius.
 

2. Mastoidektomi
Sesuai namanya, dalam prosedur ini, dokter bedah akan membuka tulang mastoid atau tulang di belakang telinga. Tujuannya adalah untuk mengangkat kista secara menyeluruh.
 

3. Timpanoplasti
Timpanoplasti dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada gendang telinga atau membran timpani. Dalam prosedur ini, dokter bedah akan menggunakan tulang rawan atau lapisan bernama fascia dari bagian lain telinga untuk mengisi lubang di gendang telinga. Setelah operasi, beberapa pasien biasanya mengalami pusing, sakit telinga ringan, atau rasa penuh di telinga. Efek samping ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari dan pendengaran biasanya akan membaik selama 2-3 bulan setelah operasi.

Cara Mencegah Kolesteatoma
Untuk menurunkan risiko terkena kolesteatoma, Anda dianjurkan untuk menjaga kesehatan telinga dan  membersihkan kotoran telinga  dengan cara yang benar, yaitu :

  • Bersihkan telinga bagian luar dengan kain lembab dan hindari mengorek telinga dengan jari, kuku, atau alat pengorek telinga.
  • Gunakan obat tetes telinga untuk melunakkan gumpalan kotoran agar mudah dikeluarkan.
  • Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga karena berisiko membuat kotoran terdorong masuk lebih dalam ke saluran telinga.

Jika Anda sering mengalami infeksi telinga atau merasakan gejala kolesteatoma, segera periksakan diri ke  dokter  agar penanganan dapat dilakukan untuk mencegahnya tumbuh semakin besar dan menimbulkan komplikasi yang serius.

 

Referensi :
1. Riyan Charly Milyantono, dkk. 2019. Laporan Kasus : Otitis Media Tuberkulosis dengan Kolesteatoma pada Anak. Jurnal Kesehatan Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.
2. Shewel, et al. 2020. Recidivism of Childhood Cholesteatoma and Surgical Techniques : A Meta Analysis Study. Egypt Journal Otolaryngology, 36, pp. 38. 
3. National Center for Advancing Translational Sciences. Cholesteatoma. Marcin, A. Healthline. 2022. Tips for Cleaning Your Ears Safely. 
4. Healthline Editorial Team. Healthline. 2018. Cholesteatoma : Causes, Symptoms, and Diagnosis. 
5. KidsHealth, Nemours. 2019. For Parents. Tympanoplasty. 
6. Ellis, R.R. WebMD. 2021. Benign Ear Cyst (Cholesteatoma).