Selasa, 05 Juli 2022 08:44 WIB

Cholangitis

Responsive image
6764
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Cholangitis adalah infeksi pada saluran empedu. Saluran empedu ini merupakan saluran yang dilewati cairan empedu dari organ hati menuju kantung empedu dan usus. Cairan empedu umumnya bersifat steril. Namun jika terjadi sumbatan maka cairan ini tidak dapat mengalir (stasis) dan dapat menimbulkan infeksi. Selain itu, aliran yang tersumbat ini bisa menjadi aliran balik cairan empedu. Kondisi ini dapat ditandai dengan demam, mual, dan nyeri di perut. Empedu adalah cairan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses pencernaan. Pada kondisi normal, cairan tersebut akan dibawa oleh saluran empedu untuk disimpan di dalam kantong empedu. Pada cholangitis, saluran empedu mengalami peradangan sehingga saluran tersebut membengkak dan tersumbat. Hal ini menyebabkan cairan empedu yang dibawa oleh saluran empedu kembali ke hati dan menyebabkan gangguan di organ tersebut. Cholangitis bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, cholangitis dapat menimbulkan komplikasi serius, mulai dari gangguan pada organ lain hingga kematian.

Penyebab Cholangitis
Sebagian besar kasus cholangitis akut disebabkan oleh infeksi bakteri. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan cholangitis, yaitu :

  • Penyumbatan oleh gumpalan darah.
  • Tumor
  • Infeksi parasit
  • Pembengkakan pada pankreas.
  • Batu saluran empedu .
  • Efek samping prosedur medis, seperti  endoskopi .
  • Bakteremia

Sementara itu, penyebab cholangitis kronis belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan cholangitis kronis terkait dengan penyakit autoimun , yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang saluran empedu yang sehat.

Faktor Risiko Cholangitis
Cholangitis dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini, antara lain yaitu :

  • Berusia antara 50-60 tahun.
  • Memiliki riwayat penyakit  batu empedu  sebelumnya.
  • Menderita penyakit autoimun, seperti penyakit Crohn atau  kolitis ulseratif .
  • Menjalani operasi atau prosedur medis yang melibatkan saluran empedu.
  • Menderita HIV/AIDS.
  • Bepergian ke daerah yang terdapat banyak kasus infeksi parasit.

Gejala Cholangitis
Gejala cholangitis dapat bervariasi, mulai dari yang umum hingga spesifik. Pada cholangitis akut, gejala dapat timbul secara mendadak. Beberapa gejala yang dapat timbul pada cholangitis adalah :

  • Nyeri di bagian kanan atas perut yang terasa seperti kram atau tertusuk dan dapat hilang timbul.
  • Demam
  • Kedinginan
  • Mual dan muntah.
  • Urin berwarna gelap.
  • Tinja berwarna lebih pucat.
  • Penyakit kuning
  • Tekanan darah rendah.
  • Kelelahan

Pemeriksaan Cholangitis
Untuk mendiagnosis cholangitis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Guna memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan serangkaian pemeriksaan berikut ini :

  • Tes darah, untuk mendeteksi infeksi dan mengetahui seberapa baik fungsi hati.
  • Ultrasonografi (USG) , untuk melihat kondisi organ bagian dalam perut, seperti : hati, limpa, dan kantong empedu.
  • CT scan, untuk memeriksa ada atau tidaknya penyumbatan di saluran empedu.
  • Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), untuk mendeteksi gangguan di saluran empedu dengan prosedur endoskopi.
  • Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTCA), untuk mendeteksi masalah di saluran empedu dengan menyuntikkan zat kontras ke saluran empedu.

Penanganan Cholangitis
Penanganan cholangitis tergantung pada penyebabnya. Pada pasien cholangitis akut, penanganan umumnya dilakukan di rumah sakit, dengan memberikan cairan melalui infus dan antibiotik. Pada pasien cholangitis kronis, dokter akan memberikan obat  asam ursodeoksikolat. Namun, penting diingat bahwa obat tersebut tidak dapat menyembuhkan cholangitis kronis, tetapi hanya untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Selain pengobatan di atas, dokter dapat menyarankan pasien cholangitis akut atau kronis untuk menjalani prosedur medis berikut :

  • Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ECRP), untuk mengatasi penyumbatan di saluran empedu, serta memasang stent ke saluran empedu agar tetap terbuka.
  • Operasi, untuk mengangkat bagian saluran empedu yang tersumbat.

 

Referensi :
1. Masrul Lubis Siregar. 2013. Penatalaksanaan Kolangitis Akut. Jurnal Kesehatan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Mukai, S., et al. 2021. Urgent and Early EUS-Guided Biliary Drainage in Patients with Acute Cholangitis. Endoscopic Ultrasound, 10(3), pp. 191-9.

3. Alizadeh, M. 2017. Cholangitis : Diagnosis, Treatment and Prognosis. Journal of Clinical and Translational Hepatology, 5(4), pp. 404-13.

4. Tabibian, J., & Bowlus, C. 2017. Primary Sclerosing Cholangitis : a Review and Update. Liver Research, 1(4). Pp. 221-30.

5. National Institute of Health. 2020. Medline Plus. Cholangitis.

6. Johns Hopkins Medicine. 2021. Conditions and Diseases. Cholangitis.

7. Cleveland Clinic. 2018. Disease & Conditions. Primary Biliary Cholangitis (PBC).

8. Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Primary Sclerosing Cholangitis.

9. Tresca, A. Verywell Health. 2021. Symptoms and Treatment of Acute Cholangitis.