Senin, 04 Juli 2022 14:12 WIB

Penyakit Dekompressi (Caisson Disease)

Responsive image
9471
dr. Mieke A. H. N. Kembuan, Sp. N(K) - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Penyakit dekompresi, atau yang dikenal secara umum sebagai penyakit Caisson, adalah kondisi kedaruratan saraf yang umumnya ditemukan pada penyelam. Kondisi ini disebabkan oleh pelepasan gelembung gas Nitrogen yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah di sumsung tulang belakang
dan otak. Udara dapat masuk ke dalam sirkulasi darah maupun jaringan selama terjadi tekanan yang
rendah di lingkungan sekitar. Komponen udara umumnya tersusun dari Nitrogen yang secara normal
terlarut dalam cairan tubuh dan jaringan, yang kemudian dapat terlepas dari cairan fisiologis dan membentuk gelembung udara pada lingkungan dengan tekanan rendah. Peningkatan tekanan pada saat menyelam menyebabkan jumlah Nitrogen yang terlarut dalam cairan dan jaringan tubuh akan meningkat dikarenakan peningkatan kelarutan gas akan meningkat sesuai dengan tekanan gas (Hukum Henry). Saat penyelam naik ke permukaan terlalu cepat, maka jumlah nitrogen yang terlarut akan kembali ke dalam bentuk gas dalam jumlah yang besar sehingga menyebabkan pembentukan gas dalam jumlah yang banyak. Gelembung udara terdapat dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah arteri maupun vena. Resiko penyakit dekompresi akan meningkat pada kondisi menyelam pada kedalaman yang lebih dalam, penyelaman berulang dalam waktu yang singkat, perubahah ketinggian yang singkat, usia tua, dan komposisi lemak tubuh yang besar, dan naik ke permukaan terlalu cepat (>19 m/menit) pada aktivitas menyelam.

Gejala yang muncul penyakit dekompresi bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga berat. Secara umum gejala penyakit dekompresi terbagi menjadi 2 kelompok yaitu gejala tipe 1 dan tipe 2. Gejala tipe 1 terdiri dari nyeri otot dan sendi, kelelahan, dan gejala pada kulit. Gejala tipe 2 mencakup gejala pada sistem saraf pusat, sistem pernapasan, hingga sistem kardiovaskular. Nyeri merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penyakit dekompresi, dengan karakteristik nyeri yang paling umum adalah nyeri sendi, diikuti nyeri otot, dan nyeri pinggang. Lokasi nyeri yang paling sering ditemukan adalah bahu, diikuti siku, lutut, dan pergelangan kaki. Gejala lain yang dapat ditemukan adalah kesemutan, sakit kepala, lelah, malaise, mual dan muntah, dan anoreksia, sampai pada kelumpuhan. Pada kasus yang berat, penyakit dekompresi dapat menyebabkan gangguan saraf seperti disfungsi kognitif, lesi saraf otak, kerusakan pada sumsum tulang belakang, hingga penurunan kesadaran akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Penegakan diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Hingga saat ini belum ada pemeriksaan penunjang spesifik yang dapat mendiagnosis penyakit dekompresi.

Gejala ringan seperti nyeri sendi dan otot akan berkurang seiring dengan berkurangnya kedalaman atau beberapa saat setelah selesai menyelam. Pemberian oksigen 100% bertekanan tinggi atau terapi oksigen hiperbarik dapat diberikan pada gejala yang tetap/memberat atau pada kondisi gejala berat. Tekanan oksigen yang tinggi dapat menyebabkan perpindahan (disolusi) gas nitrogen di dalam pembuluh darah dan memperlancar aliran darah pada jaringan yang rusak, namun penggunaanya harus diperhatikan dikarenakan dapat menyebabkan kerusakan pada otak akibat efek intoksikasi oksigen. Pencegahan penyakit dekompresi dapat dicegah dengan cara mengikuti instruksi dari instruktur penyelam selama melakukan penyelaman, tidak melakukan penyelamanan pada pasien yang memiliki penyakit paru-paru, serta tidak naik ke permukaan secara cepat setelah menyelam.

 

Daftar Pustaka
1. Linggayani NM, Ramadhan MR. Penyakit Caisson pada Penyelam. J Agromed Unila 2017; 4(2): 348-353.

2. Phatak UA, David EJ, Kulkarni. Decompression syndrome (Caisson Disease) in an Indian diver. Ann Indian Acad Neurol 2010; 13(3):202-203.