Kamis, 18 Agustus 2022 09:31 WIB

Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah: Aspek Motorik dan Aspek Intelegensi

Responsive image
10313
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Aspek Motorik

Keterampilan motorik anak usia sekolah meliputi bermain lempar tangkap, jumping jack, berdiri setelah melompat kaki, melakukan permainan rough and tumble yaitu permainan dengan berguling, menendang, bergumul, bergulat terkadang berkejar-kejaran, seringkali ditingkahi dengan jeritan dan tawa (Elizabeth,2014). Ketrampilan bersepeda, memainkan alat musik, menggambar/ melukis serta ketrampilan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan kelompok serta kegiatan hidup sehari-hari sudah berkembang (Elizabeth,2015).

Pada masa anak-anak, perkembangan khayalnya demikian tinggi sehingga banyak diantara anak-anak yang kehidupannya sangat berpengaruh pada khayalannya. Pengaruh dari kekuatan khayal ini menurut Mosby (2014) dapat menimbulkan kesenangan dan kegemaran anak: 1) senang dengan dongeng, 2) suka berdusta semu, anak bukan sengaja mau berbohong akan tetapi ceritanya menjadi bohong karena dipengaruhi fantasinya, 3)suka mencorat-coret dan menggambar dengan maksud ingin mewujudkan khayalannya dalam bentuk gambar, 4) suka bermain.

Aspek motorik yang dapat dilakukan anak  sekolah meliputi kemampuan kelancaran dan kecepatan dalam mengendalikan motorik halus, selalu aktif melompat, mengejar dan melarikan diri (Jankowski,2016).

Keterampilan lain pada usia sekolah menurut Elizabeth (2015)  dikategorikan menjadi empat kategori:

  1. keterampilan menolong diri sendiri misalnya makan, minum, mandi, berpakaian, sudah mahir seperti orang dewasa
  2. keterampilan menolong orang lain misalnya menyapu, mengepel, membersihkan tempat tidur, membersihkan papan tulis di sekolah
  3. keterampilan sekolah misalnya menulis, melukis, menggambar, olah raga, main musik, dan kegiatan lain di sekolah dasar
  4. keterampilan bermain, yang dapat dilakukan di lapangan, di dalam ruangan, kolam renang, taman rekreasi di pantai dan sebagainya.

Anak usia sekolah sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran dari masa sebelumnya akan tetapi anak lebih senang melakukan berbagai kegiatan fisik sehingga guru perlu memberikan kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan fisik sehingga dapat menggerakkan semua bagian-bagian tubuhnya.

Aspek Intelegensi

Intelegensia adalah kemampuan seseorang untuk meletakkan hubungan bagian-bagian pengetahuan sehingga kecerdasan/keterampilan seseorang dapat diukur (Jankowski,2016). Perkembangan Inteligensi (kecerdasan), menurut C.P Chaplin dalam Yusuf, 2010 mengartikan intelegensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Intelegensi memungkinkan individu melakukan adaptasi terhadap lingkungan sehingga meningkatkan kemungkinan bertahap hidup dan melalui perilakunya, individu membentuk dan mempertahankan keseimbangan dengan lingkungan (Elizabeth,2014).

Pada masa sekolah, anak sudah tidak egosentris lagi, tidak lagi memandang dirinya sebagai pusat segalanya. Minat anak pada masa ini tertuju pada benda-benda bergerak. Menurut Friedman.(2012), perkembangan akal anak melewati 3 tahapan : 1) tahap pengenalan secara langsung, dimana kegiatan intelektual anak telah mampu membentuk pengertian-pengertian yang sederhana tentang kenyataan-kenyataan alam, sosial dan moral, 2) tingkat berfikir konkrit, dimana anak dapat mengerti dan memahami objek pemikiran yang konkrit, 3) tingkat berfikir abstrak ini merupakan tingkat dimana akal pikiran telah bercampur dengan akal budi yang keluar dari kalbu. Akal pikir bertugas untuk menanggapi masalah yang masuk guna dimengerti, dipahami, dianalisis sedangkan akal budi memancarkan daya kemampuan kecerdasan (intelegensi). Menurut Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2019), jenis-jenis kecerdasan antara lain :

  1. Kecerdasan linguistic-verbal adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata atau bahasa secara efektif, baik lisan maupun tulisan.
  2. Kecerdasan logis matematis adalah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah.
  3. Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat.
  4. Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, membedakan, menciptakan, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik.
  5. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain.
  6. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri.
  7. Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan.
  8. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang kita jumpai di alam maupun lingkungan.
  9. Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan seseorang dalam religiositas, spiritualitas dan filsafat.

Pada anak usia sekolah anak sudah mampu mengenal guru baru dan teman-teman barunya, perbedaan mendasar terletak pada tugas belajarnya. Pendampingan orang tua dalam hal mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan kebiasaan belajar yang baik merupakan hal yang penting Mosby Hubel & Campell. (2014).

 

Referensi:

Elizabeth B. Hurlock. (2014). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

Elizabeth B. Hurlock. (2015). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Feist, J. & Gregory J. Feist. (2018). Theories of Personality (Edisi Keenam). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Friedman.(2012). Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Glover, McCormack, and Smith. (2015). Collaboration between teachers and speech and language tehrapists: Services for primary school children with speech, language and communication needs. Child Language Teaching and Therapy, Vol 31(3) 363-382.

Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2019). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis Missoury:

Mosby Hubel & Campell. (2014). Towards Strengthening Social and Family Relationships In Child Sexual Abuse Victims; Child Advocacy Center Based Group Treatment for Child Sexual Abuse. Journal of Child Sexual Abuse, 23:304-325.

Jankowski, W. Nicholas. (2015). Community Media, in the Informastion Age; perspective and prospect. Broadway : Hampton Press.

sumber gambar: https://gurupenjaskes.com/jenis-jenis-permainan-olahraga-untuk-anak-sd/permainan -olahraga-pass-dan-run

( DOC, PROMKES, RSMH)