Code blue adalah kode sistem aktivasi untuk kondisi gawat darurat untuk pasien yang membutuhkan pertolongan dan penanganan medis sesegera mungkin seperti pada kasus pasien mengalami henti jantung. Code blue adalah kode warna yang terdapat di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya yang digunakan untuk memberitahu tim respon cepat mengenai adanya kondisi gawat darurat dan lokasi terjadinya. Petugas yang berkerja di instansi kesehatan wajib mengetahui arti dari kode yang digunakan karena merupakan tanda dari kondisi kegawatdaruratan yang perlu dilakukan tindakan segera. Kode warna dibuat agar dapat menyampaikan informasi yang segera secara ringkas dan tepat ke personil rumah sakit untuk menangani keadaan emergensi tersebut tanpa membuat rumah sakit menjadi dalam keadaan panik.
Kata Code blue pertama kali di gunakan di Bethany Medical Center di Kansas pada awal tahun 1900. Kegunaan dari Code blue agar tim penolong dapat segera ke lokasi tujuan dengan waktu secepat mungkin tanpa menganggu fungsi dan kegiatan lain pada bagian Rumah Sakit lainnya. Pada pasien dengan kondisi henti jantung dapat diselamatkan jika intervensi dilakukan sedini mungkin seperti dengan melakukan tindakan bantuan hidup dasar yaitu resusitasi jantungparu, defibrilasi dan perawatan lanjutan. Insiden henti jantung di rumah sakit diperkirakan 36 – 128 kasus dalam 100,000 pasien per tahun yang dirawat dirumah sakit, dengan terabanya nadi kembali sekitar 17 – 49%.
Tim dari Code blue yang melaksakan pertolongan medis pada pasien henti jantung akan melakukan bantuan hidup dasar agar dapat mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ. Bantuan hidup dasar merupakan tindakan intervensi yang terdiri atas pemberian kompresi dada dan bantuan nafas yang sesuai dengan panduan oleh American Heart Association.
Tim code blue dapat terdiri dari 3 hingga 5 orang yang sudah mendapatkan pelatihan dalam bantuan hidup dasar. Tim code blue adalah tim siap siaga yang akan tiba ditempat kejadian segera mungkin untuk melakukan bantuan hidup dasar. Harapan waktu yang diperlukan untuk datang ke lokasi kejadian adalah 5 sampai 10 menit untuk memenuhi standar layanan dari sistem code blue. Jika melebihi waktu standar yang ditargetkan, harapan hidup pasien akan semakin menurun dengan waktu yang terbuang tanpa memberikan tindakan bantuan hidup dasar, dengan demikian istilah Code blue perlu diketahui terutama oleh orang yang bekerja pada instansi kesehatan agar dapat menolong dan merespon kejadian gawat darurat dengan segera.
Referensi :
Monangi, S., Setlur, R. and Ramanathan, R., 2018. Analysis of functioning and efficiency of a code blue system in a tertiary care hospital. Saudi Journal of Anesthesia, [online] 12(2), pp.245-249. Available at: <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5875213/> [Accessed 15 February 2022].
Hazra, D., Nekkanti, A. and Jindal, A., 2021. Code blue Predictors of survival. Journal of Anaesthesiology Clinical Pharmacology, [online] Available at: <https://journals.lww.com/joacp/Abstract/9000/Code_blue__Predictors_of_survival.99982.aspx> [Accessed 15 February 2022].
Singh, S., Sharma, D. and Bhoi, S., 2015. Code Blue Policy for a Tertiary Care Trauma Hospital in India. International Journal of Research Foundation, [online] 3(2), pp.114-122. Available at: <https://www.jrfhha.com/doi/JRFHHA/pdf/10.5005/jp-journals-10035-1047> [Accessed 15 February 2022].