Anak pada usia dini merupakan fase dimana seorang individu sedang mengalami proses perkembangan yang luar biasa dalam kehidupannya. Pada fase usia dini anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental yang cukup kompleks. Pada usia dini anak akan merespon dan juga mengolah berbagai hal yang ia tangkap dari lingkungannya dengan cepat. Oleh karena itu berbagai hal yang didapat dan diterima oleh anak pada anak usia dini menjadikan sebuah pondasi dasar bagi kehidupannya di masa depan. Gizi yang seimbang harus diterapkan sejak anak berada di usia dini karena kelompok ini termasuk kedalam usia kelompok yang penting dan kelompok kritis dalam tumbuh kembang manusia yang akan menentukan kualitas hidup di masa depan.
Kesehatan merupakan salah satu faktor utama dan juga sangat penting dalam perkembangan dan juga pertumbuhan anak. Ketika kondisi kesehatan anak buruk atau kurang sehat tentunya akan berdampak pada berbagai hal yang berhubungan dengan perkembangan dan berbagai aktivitas yang akan anak lakukan. Hal utama untuk menjaga kondisi kesehatan anak adalah dengan memperhatikan dan menjaga gizi yang terkandung dalam makanan yang akan dikonsumsi oleh anak.
Status gizi yang baik adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan belajar anak. Nutrisi yang buruk di awal tahun tahun pertama anak dapat mengakibatkan lemahnya fokus, memori dan juga kemampuan anak. Makanan an-nas dalam kebutuhan mendasar bagi setiap manusia sehingga makanan yang dikonsumsi oleh anak berperan besar dan penting terhadap kehidupan di masa depannya. Kecukupan gizi yang masuk didalam tubuh anak berpengaruh pada kecerdasan dan juga kesehatan anak. Sehingga pola makan harus diperhatikan sejak dini karena mempengaruhi dan bahkan menjadi pola makan yang akan dibawa hingga anak dewasa nanti. Oleh sebab itu pengetahuan dan kemampuan orang tua orang dewasa yang ada di sekitar anak untuk membantu mengelola makanan sehat sangatlah penting dan juga utama. Pada saat ini marak sekali makanan junk food atau instan yang lebih digemari oleh anak-anak. Hal ini semakin membuat anak sulit untuk diarahkan dan diperkenalkan pada makanan sehat yang mengandung banyak vitamin dan gizi.
Anak usia dini adalah fase dimana anak menghadapi pergantian peristiwa dan perkembangan yang cepat. Setiap peningkatan yang diberikan kepada anak usia dini akan mendapatkan reaksi cepat juga. Berbagai hal yang ia dapatkan di usia dini akan menjadi landasan dan titik tolak utama bagi kehidupannya nanti. Usia prasekolah adalah usia 3-5 tahun dan merupakan masa yang disebut usia cemerlang. Pada usia ini, anak-anak mengalami banyak perubahan, baik secara nyata maupun intelektual, dengan atribut: peningkatan ide diri, minat, pikiran kreatif, cara menimbang selera, munculnya kontrol batin, memperoleh dari iklim, menciptakan perspektif, menciptakan kemampuan bahasa, dan munculnya perilaku. Anak-anak prasekolah berkembang lebih besar, tingkat pertambahan tinggi badan dan berat badan berkurang setiap tahun. Semua ini dipengaruhi oleh faktor keturunan dan asupan gizi yang dikonsumsi oleh anak-anak. Anak-anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan pengakuan sehat yang mereka dapatkan. Anak-anak pada umumnya berkembang dan berkreasi dari awal hingga dewasa. Inilah yang mengisolasi anak-anak dari orang dewasa. Anak-anak tidak lebih kecil dari orang dewasa biasanya juga tidak dewasa. Anak-anak muda menunjukkan kualitas perkembangan dan peningkatan yang sesuai dengan usia mereka. Perkembangan dan perkembangan anak pada umumnya memiliki kualitas yang saling berkaitan dan perkembangan serta kemajuan anak merupakan akibat dari kerjasama berbagai unsur yang mempengaruhi kedua hal tersebut (Inten & Permatasari, 2019).
Hidup sehat dengan mengonsumsi sumber makanan yang kaya akan suplemen dan suplemen harus dimulai sejak dini. Apa yang dimakan anak-anak mempengaruhi perkembangan tulang dan ketidakberdayaan mereka terhadap penyakit. Anak-anak prasekolah mulai merasakan makanan cepat atau instan sejak mereka mulai lepas landas dari rumah dan melihat suasana umum. Makanan murah yang biasa mengandung banyak lemak yang tidak baik untuk kesehatan, meskipun makan berlebihan akan memicu infeksi lain. Sementara itu, anak-anak prasekolah membutuhkan keseimbangan yang layak dari penerimaan yang sehat untuk membantu perkembangan dan kemajuan mereka. Hidup sehat berarti menjalankan gaya hidup sehat, baik di antara latihan dan makanan yang kita makan, atau dalam makanan yang kita poles, itu harus mengandung keseimbangan diet yang dikenal sebagai empat padat lima yang indah yang terdiri dari nasi, lauk pauk, produk alami , sayuran dan susu. Empat suara lima metode luar biasa diet sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, sagu dan kentang atau roti yang berharga sebagai sumber energi. lauk pauk, ikan, daging, telur, tahu, tempe, kedelai, yang bermanfaat sebagai zat putih telur. sayuran penting sebagai sumber mineral dan nutrisi.
Produk organik sebagai sumber nutrisi dan mineral. Susu sapi atau jenis susu lainnya sebagai bahan tambahan pangan yang mengandung putih telur, zat berminyak, gula, zat gizi, dan zat mineral. Gizi yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan, masalah ilmiah, kekurangan energi, pengurangan hambatan tubuh dan munculnya penyakit tertentu. Penyakit yang timbul karena gizi yang buruk adalah busung laparn, kwashiorkor (kekurangan putih telur), gangguan penglihatan karena kekurangan vitamin A, kekurangan vitamin D yang menyerang tulang, kekurangan asam L-askorbat, infeksi kulit, gusi kering, maag, darah mengantuk atau pucat, dan gondok atau keratin. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan agar anak usia dini mendapatkan asupan yang sesuai untuk perkembangan dan kemajuan mereka. Untuk mulai dengan, makanan umumnya bergeser termasuk jenis makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan produk alami. Kedua, mengubah pendekatan penanganan bahan makanan agar segala bahan makanan dapat diingat untuk rutinitas makan anak-anak. Ketiga, berikan air setiap habis makan malam. Keempat, usahakan untuk tidak memberikan makanan ringan yang mendekati prinsip makan malam. Kelima, ketika Anda berusia 2 tahun, pahami manfaat makanan yang perlu Anda makan sehingga Anda dapat mengurangi rasa tidak suakanya (Sayoga, 2015).
Sehingga penting bagi orang tua untuk mengetahui makanan apa saja yang bagus dan baik serta sehat untuk anak dengan memberikan Eating Clean. Eating Clean adalah pola makan yang tujuannya tidak hanya untuk turun berat badan, tetapi juga untuk mengatur cara hidup dan pemilihan makanan untuk dikonsumsi. Makanan yang dapat dikonsumsi adalah seperti buah, sayur, umbi-umbian, kacang- kacangan dan lain sebagainya yang memiliki gizi tinggi dan sehat. Sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan Eating Clean berdampak sangat baik terhadap pengetahuan anak akan makanan sehat serta pola makanan yang dikonsumsi anak. Melalui Eating Clean, anak mengetahui manfaat dari buah-buahan, sayuran, umbi-umbian, biskuit, roti, susu, dan air putih bagi tubuh. Anak-anak mengatakan bahwa sayuran sangat baik bagi tubuh, seperti wortel yang membuat mata kita tetap sehat sampai tua dan sayuran yang bermanfaat agar kita mudah buang air besar. Anak-anak juga menjadi paham bahwa buah-buahan baik bagi tubuh kita karena mengandung banyak vitamin c dan menyehatkan. Sedangkan umbi-umbian dapat kita konsumsi sebagai pengganti nasi. Eating Clean mengenalkan pada anak akan berbagai makanan yang belum pernah mereka makan sebelumnya terutama makanan ubi-ubian yang di rebus, sayuran rebus, susu murni ataupun nasi merah yang sangat jarang disajikan di rumah. Pola makan anak berubah dengan cukup cepat melalui kegiatan Eating Clean. Kegiatan Eating Clean menumbuhkan kesadaran pada anak akan makanan sehat sejak dini. Kegiatan Eating Clean akan mengantarkan anak-anak menjadi generasi Indonesia yang cerdas, sehat, dan tangguh.
Referensi
Aulina, R. (2011). Gizi Seimbang dan Makanan Sehat Untuk Anak Usia. Parenting Class Di Islamic Baby School Playgroup and Child Care “Rumah Ibu,” 4.
Inten, D. N., & Permatasari, A. N. (2019). Literasi Kesehatan pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Eating Clean. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 366-376.
Sayoga. (2015). Pendidikan Kesehatan. Bandung: Rosdakarya.
Purwani, E., & Mariyam. (2013). Pola Pemberian Makanan dengan Status Gizi Anak Usia 1 Sampai 5 Tahun di Kabunan Taman Pemalang. Jurnal Keperawatan Anak, 1(1), 903–1915. Retrieved from https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ JKA/article/view/903