Padang (07/12) - Stroke merupakan salah satu penyakit yang memberikan beban besar, baik dari segi kesehatan masyarakat maupun dari aspek ekonomi. Penanganan yang cepat, tepat, dan terintegrasi menjadi kunci keberhasilan dalam menurunkan angka mortalitas dan morbiditas akibat stroke.
"Untuk itu, program pengampuan rumah sakit jejaring pelayanan stroke ini sangatlah strategis," kata Direktur Utama RSUP Dr M Djamil diwakili Direktur Medik dan Keperawatan Dr dr Bestari Jaka Budiman SpTHT KL (K) saat Workshop Pengampuan Stroke: Code Stroke di The ZHM Premiere Hotel Padang.
Workshop yang berlangsung Jumat (6/12) sampai Minggu (8/12) ini turut dihadiri Ketua Pengampuan Stroke Regional Sumbar, Riau dan Kepri dr Dedi Sutia SpN (K) FINA MARS dan Kepala Dinas Kesehatan Sumbar diwakili Kabid Pelayanan Kesehatan dr Fionaliza MKM.
Workshop ini, sebut Dr dr Bestari, sebagai bagian dari upaya bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Khususnya dalam penanganan stroke melalui optimalisasi sistem rujukan di berbagai rumah sakit rujukan di masing-masing provinsi.
"Melalui workshop ini, kita berharap dapat mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam sistem rujukan pelayanan stroke, meningkatkan kompetensi dan koordinasi antar rumah sakit jejaring. Kemudian dapat menguatkan peran rumah sakit rujukan sebagai pusat pelayanan stroke yang andal dan profesional," harapnya.
Ia mengajak seluruh peserta untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi dan berbagi pengalaman. Kolaborasi yang solid antara berbagai pihak sangat diperlukan agar sistem rujukan pelayanan stroke yang kita bangun semakin optimal.
"Workshop ini membawa manfaat besar bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya dalam bidang penanganan stroke," harap Dr dr Bestari.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Sumbar dr Fionaliza MKM mengatakan berdasar data HFIS BPJS Kesehatan tahun 2024, stroke merupakan penyakit katastropik nomor tiga dengan jumlah kasus 46.994 dengan beban biaya Rp 104 miliar lebih. Mengingat serius permasalahan ini, Dinas Kesehatan Sumbar selalu berkoordinasi dengan RSUP Dr M Djamil sebagai rumah sakit pengampu regional dalam meningkatkan dan melakukan percepatan strata pelayanan dari rumah sakit daerah.
"Kita sudah melihat komitmen dari RSUP Dr M Djamil. Workshop ini tidak hanya sampai di sini, tetapi akan ada kelanjutan dengan workshop-workshop lainnya," tuturnya.
Ia berharap rumah sakit daerah sudah mampu memberikan pelayanan sesuai yang diharapkan oleh Kementerian Kesehatan. "Kami berharap RSUP Dr M Djamil juga nanti akan memberikan pengampuan-pengampuan secara terstruktur dan terorganisir terhadap pelayanan-pelayanan kanker, jantung, stroke dan uronefrologi," harap dr Fionaliza.
Sementara, Ketua Pengampuan Stroke Regional Sumbar, Riau dan Kepri dr Dedi Sutia SpN (K) FINA MARS mengatakan di Sumbar memiliki hampir 30 rumah sakit pemerintah terdiri dari rumah sakit umum pusat, rumah sakit khusus milik Kementerian Kesehatan, rumah sakit umum milik Pemprov Sumbar dan rumah sakit umum milik kabupaten kota di Sumbar.
"Harapan dari pengampuan stroke, dari target adalah semua rumah sakit umum dan khusus milik Kemenkes itu bersertifikasi paripurna. Semua rumah sakit milik Pemprov Sumbar tersertifikasi utama. Minimal semua rumah sakit milik kabupaten kota memiliki sertifikasi madya," ucapnya.
Ia mengatakan namun tantangan yang dihadapi saat ini adalah semua rumah sakit umum milik kabupaten kota di Sumbar statusnya masih dasar. Sedangkan rumah sakit umum milik Pemprov Sumbar juga statusnya kebanyakan masih dasar.
"Hanya satu yang berstatus paripurna adalah RSUP Dr M Djamil. Dan satu berstatus utama adalah RS Otak Dr Drs M Hatta Bukittinggi," sebutnya.
Menurutnya, tentu ini sebuah pekerjaan besar bagi kita bersama yang membutuhkan partisipasi bersama. "Oleh karena itu ada beberapa strategi yang kita terapkan sebagai pengampu regional bekerja sama dengan pengampu nasional dan stakeholders level tingkat Provinsi Sumbar," tutur dr Dedi.
Jadi, sebutnya, dalam waktu ke depan akan ada beberapa peralatan canggih seperti CT Scan dan Catch Lab ke beberapa rumah sakit kabupaten kota yang InshaAllah pada bulan Februari 2025 ini. "Kita juga melakukan penguatan pada sumber daya manusia. Oleh karena itu kita melakukan workshop ulang sebagaimana yang pernah kita lakukan di akhir 2023 lalu, kita ulang sekarang dan lakukan simulasi untuk merefreshing keilmuan kita. Nanti akan dilanjutkan dengan magang yang dilakukan di RSUP Dr M Djamil secara bergiliran untuk dokter rumah sakit di daerah," tukasnya.
Ia mengatakan pihaknya juga sedang membuat pola penataan rujukan online berbasis kompetensi. Kemudian kesiapan sarana prasarana berbasis android yang juga akan disimulasikan dan dipresentasikan. "Harapan kami sesuai dengan harapan Kementerian Kesehatan dimana tahun 2025 targetnya adalah minimal setengah dari rumah sakit kabupaten kota di Sumbar sudah menjalankan proses trombolitik dan berstatus madya," harapnya. (*)