Jakarta (26/11) – Bencana adalah peristiwa dan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Guna memberikan edukasi kepada tim kerja di lingkungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta, maka diadakan Workshop Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) pada Selasa, 26 November 2024 bertempat di Ruang Auditorium lantai 13 gedung B. Workshop ini menghadirkan perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan perwakilan dari Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur.
Pada workshop ini dibuka dengan sambutan dari Direktur SDM dan Pendidikan (Prof. Dr. dr. Syahrul,Sp.S(K)) yang mengatakan bahwa pentingnya pelatihan dan simulasi bencana untuk seluruh tim kerja rumah sakit, tujuannya adalah meningkatkan kewaspadaan, dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar selain menyelamatkan pasien saat bencana terjadi, namun dapat mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan evakuasi, pertolongan, dan tata cara yang tepat saat bencana terjadi. Tim Sub Kelompok Urusan Kesiapsiagaan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan seminar terkait “Manajemen Bencana dan Potensi Megatrust”, “Rumah Sakit Aman Bencana”, dan dilanjut dengan praktik tindakan yang harus dilakukan saat terjadi gempa. Tindakan ini tidak hanya dilakukan untuk melindungi diri sendiri saja, tetapi juga dilakukan kepada pasien. Sebagai penyedia jasa layanan kesehatan, tim kerja rumah sakit harus mengutamakan keamanan pasien termasuk pada saat bencana terjadi, tim kerja rumah sakit diwajibkan untuk mengevakuasi pasien menggunakan metode yang tepat, menggunakan alat bantu seperti tandu dan evac chair.
Workshop dilanjutkan dengan pemberian materi tentang Kebakaran, bagaimana bisa terjadi, pemicu, jenis, alat pemadam api, serta praktik langsung yang dipimpin oleh Agus Wuryanto,S.Mtp dari Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Sie Pencegahan). Pada workshop ini, peserta mempraktikan langsung langkah-langkah apabila terjadi kebakaran di gedung rumah sakit, mulai dari pemberitahuan hingga evakuasi penyelamatan diri secara mandiri dan juga penyelamatan terhadap pasien. Agus menambahkan “code red” atau peringatan terjadinya kebakaran yang biasanya menggunakan alarm dapat digantikan menggunakan melodi yang lebih nyaman seperti lagu agar tidak mengganggu kondisi rumah sakit dengan beragam pasien, sehingga tidak memicu kepanikan berlebih dan proses evakuasi bisa lebih terkendali. Pergantian alarm dengan melodi ini, bisa disambut dengan paging yang terecord sistematis sehingga informasi dapat segera diterima oleh seluruh unit yang ada di rumah sakit.
Diharapkan dengan adanya workshop ini, tim kerja di lingkungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta dapat lebih waspada saat bencana terjadi sehingga mampu menghadapinya dengan tenang dan sigap saat melakukan evakuasi terhadap pasien.