Senin, 31 Oktober 2022 11:50 WIB

Alergi

Responsive image
8939
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Alergi merupakan sebuah respon sistem kekebalan terhadap zat asing yang biasanya, tidak berbahaya bagi tubuh kebanyakan orang. Reaksi tersebut dapat menimbulkan berbagai gejala, seperti pilek, ruam kulit yang gatal, atau bahkan sesak napas. Zat asing yang membuat tubuh bereaksi itu dapat disebut juga sebagai alergen. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan zat yang dikenal sebagai antibodi. Ketika memiliki alergi, sistem kekebalan tersebut membuat antibodi yang mengidentifikasi alergen tertentu sebagai sesuatu yang berbahaya dan memberikan reaksi, meskipun sebenarnya tidak. Terdapat berbagai macam alergi. Beberapa alergi dapat bersifat musiman, sepanjang tahun, bahkan hingga seumur hidup. Dikutip dari laman Asthma and Allergy Foundation of America, terdapat 7 (tujuh) jenis alergi yang banyak terjadi : alergi terhadap obat-obatan, alergi terhadap makanan, alergi terhadap serangga, alergi terhadap lateks, alergi terhadap jamur, alergi terhadap hewan peliharaan, dan alergi terhadap serbuk sari (pollen).

Penyebab

Alergi umumnya terjadi pada anak-anak dan biasanya akan mereda seiring usia bertambah. Akan tetapi, pada beberapa orang, alergi yang diderita masih muncul meskipun sudah memasuki usia dewasa.

Beberapa jenis alergen yang dapat menyebabkan alergi adalah :

1.      Gigitan atau sengatan serangga, misalnya sengatan lebah.

2.      Makanan, seperti kerang, kacang-kacangan, makanan laut, atau susu.

3.      Partikel di udara, misalnya bulu hewan, tungau debu, atau serbuk sari.

4.      Obat-obatan, contohnya antibiotik penisilin .

5.      Zat yang bersentuhan dengan kulit secara langsung, seperti bahan kimia pada parfum, sabun, sampo, atau bahan lateks.

Faktor Risiko Alergi

Alergi lebih berisiko dialami oleh anak-anak. Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami reaksi alergi, yaitu :

1.      Memiliki anggota keluarga yang alergi terhadap zat tertentu.

2.      Tinggal di lingkungan dengan tingkat polusi tinggi.

3.      Merokok atau menjadi perokok pasif .

4.      Menderita penyakit infeksi.

5.      Memiliki daya tahan tubuh yang lemah.

Gejala Alergi

Gejala yang muncul akibat alergi tergantung pada jenis alergen dan bagaimana penderita melakukan kontak dengan alergen. Meski demikian, beberapa gejala alergi yang sering muncul adalah :

1.      Bersin-bersin, hidung gatal, berair dan tersumbat.

2.      Kulit memerah dan gatal.

3.      Kulit kering dan pecah-pecah.

4.      Mata memerah, gatal, dan berair.

5.      Pembengkakan di bibir, lidah, dan kelopak mata (angioedema).

6.      Sakit perut, muntah, dan diare.

7.      Batuk, bengek, dan sesak napas.

Selain gejala umum di atas, gejala spesifik juga mungkin muncul, tergantung pada faktor pemicunya, yaitu :

1.      Alergi akibat gigitan atau sengatan serangga.

Reaksi alergi terhadap gigitan serangga dapat menimbulkan pembengkakan di bagian yang tergigit, munculnya gatal-gatal di seluruh tubuh, batuk-batuk, rasa sesak di bagian dada, sulit bernapas, dan reaksi alergi parah (anafilaksis).

2.      Alergi karena partikel di udara.

Alergi terhadap substansi di udara, seperti debu, serbuk sari, atau tungau, biasanya ditandai dengan bersin-bersin. Gejala tersebut dapat berkembang menjadi hidung berair, tersumbat, hingga sesak napas.

3.      Alergi akibat makanan.

Alergi makanan dapat menyebabkan rasa gatal di dalam mulut yang diikuti dengan pembengkakan di bibir, lidah, mata, tenggorokan, atau wajah. Selain itu, alergi ini juga dapat mengakibatkan ruam merah di kulit, mual, sakit perut, dan diare.

4.      Alergi akibat obat.

Alergi terhadap obat-obatan dapat menimbulkan gejala berupa gatal-gatal di kulit, ruam, pembengkakan pada wajah, sesak napas, dan anafilaksis.

Pencegahan

Upaya yang paling efektif adalah dengan menghindari pemicunya. Akan tetapi, tidak semua sumber alergi dapat dihindari dengan mudah, misalnya debu, bulu hewan peliharaan, atau makanan. Beberapa cara berikut ini dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah alergi :

1.      Mengenakan pakaian tertutup atau mengoleskan lotion anti serangga saat bepergian.

2.      Menghindari penggunaan parfum yang bisa menarik perhatian serangga.

3.      Menggunakan masker saat keluar rumah.

4.      Membersihkan rumah secara rutin, terutama ruangan yang sering digunakan, seperti kamar tidur dan ruang keluarga.

5.      Menghindari penggunaan kemoceng, karena dapat menyebarkan alergen.

6.      Membersihkan perabotan dengan kain bersih yang dibasahi air atau cairan pembersih, atau alat penyedot debu.

7.      Membuka jendela atau pintu, agar sirkulasi udara lebih lancar.

8.      Menempatkan hewan peliharaan di luar rumah atau di satu ruangan khusus.

9.      Memandikan hewan peliharaan dan membersihkan kandangnya secara rutin.

10.   Mencatat makanan yang dapat memicu reaksi alergi agar dapat dihindari.

11.   Membaca label kemasan makanan untuk mengetahui bahan-bahannya sebelum mengonsumsinya.

12.   Membersihkan dapur agar terhindar dari lumut, terutama tempat cuci piring atau cuci pakaian.

13.   Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, mandi, dan sikat gigi secara teratur.

 

Referensi :

Alexander Kam. 2018. Imunopatogenesis dan Implikasi Klinis Alergi Makanan pada Dewasa. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

National Institutes of Health. 2022. MedlinePlus. Allergy.

Hirsch, L. Kids Health. 2022. For Parents. Kids and Allergies.

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Allergies.

American Academy of Allergy, Asthma & Immunology. 2020. Conditions & Treatments. Allergic Reactions.

Gargano, D., et al. 2021. Food Allergy and Intolerance : a Narrative Review on Nutritional Concerns. Nutrients, 13(5), pp. 1638.

National Health Service UK. 2018. Health A to Z. Allergies.

Mayo Clinic. 2020. Diseases & Conditions. Allergies.

More, D. Verywell Health. 2022. Symptoms of Allergies.