Rabu, 03 Agustus 2022 16:04 WIB

Depresi Terselubung Mengintai Masyarakat Perkotaan

Responsive image
1200
dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ(K) - RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

Masyarakat perkotaan yang dihadapkan pada setumpuk beban kerja dan tuntutan mobilitas waktu serba cepat dalam rutinitas harian seringkali dihinggapi oleh masalah kesehatan jiwa yang dikenal dengan istilah Depresi Terselubung (Masked Depresion). Depresi terselubung dapat mengintai para pekerja perkotaan dengan jadwal kesibukan yang padat dan menyita waktu.

Gangguan depresi biasanya tampil secara klinis dalam bentuk keluhan somatik, afektif, dan kognitif. Depresi terselubung memiliki gambaran yang unik, karena tampilan gejala somatiknya muncul lebih depan daripada gejala psikologis inti. Kondisi ini seringkali dijumpai awal oleh dokter umum yang bertugas di pelayanan primer. Laporan penelitian menunjukkan bahwa sekitar setengah dari depresi tampil secara dominan atau eksklusif dalam bentuk gejala somatik sehingga sering tidak dikenali atau salah di diagnosis pada awalnya.

Tiga gejala utama dari depresi, seperti: mood depresif (sedih), anhedonia (kehilangan minat), dan anergia (tidak bersemangat) pada tampilan depresi terselubung menjadi tersembunyi di balik keluhan somatik. Tidak hanya gejala somatik, manifestasi mental berupa pseudoneurotik bahkan sering muncul mewakili berbagai topeng yang menutupi depresi.   

Istilah depresi terselubung pada saat ini dikenal oleh klinisi sebagai gangguan psikosomatik. Studi menunjukkan bahwa depresi terselubung sangat dipengaruhi oleh ciri kepribadian tertentu, usia, menjadi kelompok minoritas, kerentanan fisik, dan latar belakang sosial budaya dari penderita. Depresi terselubung dapat dijumpai secara merata, baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. 

Gambaran gejala somatik berupa permasalahan fisik yang muncul dalam bentuk: nyeri punggung bawah, nyeri kepala, rasa berdebar di bagian dada, ketegangan pada leher belakang kepala, rasa tercekik di tenggorokan, kembung, sembelit, gangguan siklus menstruasi dan fungsi seksual. Depresi terselubung terkadang tidak disadari oleh penderitanya, dan malah terdeteksi oleh orang terdekat seperti keluarga sehingga menjadi sesuatu yang harus diwaspadai.

Penderita biasanya cenderung menyangkal adanya permasalahan psikis yang mungkin melatar belakangi gejala somatik yang ada. Studi menunjukkan bahwa bahwa test supresi deksametason dapat digunakan sebagai penunjang dalam penentuan dari depresi terselubung pada pasien.

Kielholz (1973) telah mendefinisikan istilah depresi tersebung ini sebagai depresi dimana menifestasi fisik menyembunyikan gejala psikopatologi. Pada depresi terselubung, pasien mengalami depresi tetapi tidak mengeluhkan suasana perasaan (mood) yang terganggu. Dalam postulatnya, Kielholz telah menekankan bahwa istilah depresi terselubung menunjukkan suatu diagnosis fenomenologis dan bukan nosologis. Walaupun terkesan kuno, tetapi istilah ini rasanya masih cukup relevan dengan kondisi psikologis yang berkembang di masyarakat perkotaan. 

Studi menunjukkan bahwa depresi terselubung merupakan suatu fase dari perjalanan sindrom depresi. Sebuah laporan penelitian menunjukkan bahwa depresi terselubung memberikan hasil yang baik dengan penanganan psikoterapi suportif yang dikombinasi dengan pengobatan antidepresan. Tehnik relaksasi sederhana juga dikatakan cukup efektif pada depresi terselubung yang menampilkan banyak gambaran gejala pseudoneurotik.

Bentuk psikoedukasi mengenai depresi terselubung dapat diberikan pada penderita yang telah berulang kali melakukan serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang yang tidak membuahkan hasil. Menjadwalkan rekreasi bersama keluarga atau melakukan hobi yang disenangi juga dapat cukup membantu dalam pengalihan keluhan gejala somatik yang dialami penderita.   

 

Referensi:

Diagnostic and statistical manual of mental disorders, Fifth Edition, DSM 5, American Psychiatric Association, 2013

Kennedy SH; Gorwood P. Successful Management of Major Depressive Disorder. Pocket Guide, Evolving Medicine Ltd, UK, 2012

 Stringaris A; Maughan B; Angold A. Irritable Mood as a Symptom of Depression in Youth: Prevalence, Developmental, and Clinical Correlates in the Great Smoky Mountains Study. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry. Elsevier.