Senin, 08 Juli 2024 10:30 WIB

Mengenal Demam Tifoid

Responsive image
33
Liza Tri Pamungkas, Amd. Kep - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Demam Tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik oleh bakteri Salmonella Typhi. Seseorang yang menderita penyakit Thypoid menandakan bahwa ia sering mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kejadian demam Tifoid erat kaitannya dengan hygiene pribadi dan sanitasi lingkungan seperti hygiene perorangan (kebiasaaan mencuci tangan sebelum makan dan kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar) yang rendah, hygiene makanan, lingkungan yang kumuh seperti penyediaan air bersih yang kurang memadai, pembuangan sampah dan kotoran manusia yang kurang memenuhi syarat kesehatan, kebersihan tempat- tempat umum yang kurang serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat diantaranya sanitasi lingkungan yang buruk, mengonsumsi makanan dalam kondisi mentah dan minum air yang tidak direbus terlebih dahulu. Demam Tifoid termasuk penyakit yang mudah dicegah dengan perubahan perilaku masyarakat dan ketersediaan fasilitas sanitasi yang baik. Kebiasaan mencuci tangan dengan rutin menggunakan sabun dan air mengalir dapat mengurangi terkena kontaminasi bakteri penyebab penyakit Tifoid. Menghindari kontak terlalu dekat dengan orang yang sedang sakit karena bakteri Salmonella Thypi mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Mengonsumsi makanan dan minuman menjadi media penularan yang paling sering.

Penyebab

Penyebab Demam Tifoid adalah bakteri Salmonella Thypi. Salmonella Thypi dapat hidup di dalam tubuh seseorang.  Seseorang yang terinfeksi Salmonella Thypi dapat mengekspresikannya melalui sekret saluran nafas, urin dan tinja dalam jangka waktu yang sangat bervariasi. Salmonella Thypi yang berada diluar tubuh dapat hidup untuk beberapa minggu bila berada di dalam air, es, debu atau kotoran yang kering dan mudah dimatikan dengan klorinasi dan Pasteurisasi (temp 630C).

Tanda dan gejala

1.    Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o - 40oC

2.    Sakit kepala

3.    Lemah dan lelah

4.    Nyeri otot

5.    Berkeringat

6.    Batuk kering

7.    Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan

8.    Sakit perut

9.    Diare atau sembelit

10.  Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda

11.  Perut yang membengkak

12. Jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat, akan mengalami kondisi seperti: mengigau, berbaring lemah dengan mata setengah tertutup

Penularan

Penularan Demam Tifoid melalui 5 F :

1. Food, makanan yang dikonsumsi dan didapati dari tempat yang kurang bersih dapat menjadi media penularan penyakit terlebih jika makanan tersebut terkontaminasi akibat dari pengolahan makanan yang kurang benar.

2. Finger, penularan dapat terjadi jika-jari tangan tidak dicuci secara bersih setelah buang air kecil maupun buang air besar.

3. Fomitus, seseorang yang sudah terinfeksi bakteri penyebab Typhoid, muntahan dari penderita dapat menjadi media lain untuk menularkan.

4. Fly, lalat sangat suka hinggap di tempat/ benda kotor dimana tempat tersebut dapat menjadi sarang bakteri Salmonella Thypi , lalat yang hinggap di tempat/ benda kotor dapat membawa bakteri Salmonella Thypi yang kemudian hinggap di makanan dan akhirnya menimbulkan kontaminasi.

5. Feces, kotoran/ feces yang dibuang oleh pasien Tifoid banyak mempunyai bakteri penyebab Tifoid.

Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, demam Tifoid dapat menyebabkan komplikasi serius pada sistem pencernaan, hati, jantung dan sistem saraf. Dua komplikasi yang umum terjadi adalah pendarahan internal dalam sistem pencernaan dan Perforasi usus yang dapat menyebabkan infeksi menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Penanganan

1.    Istirahat yang cukup

2.    Jika suhu tubuh 37,5°C - 37.9°C, dapat diturunkan dengan kompres, jika demam ?38°C berikan Paracetamol

3.    Gunakan pakaian yang tipis dan bedrest

4.    Tingkatkan konsumsi cairan

5.    Pemberian antibiotik

Pemeriksaan

1. Uji baku emas diagnosis demam Tifoid sampai saat ini adalah kultur. Kultur darah mempunyai sensitivitas terbaik (40–60%) bila dilakukan pada minggu pertama—awal minggu kedua

2. Pada anak yang menderita demam ?6 hari dengan gejala ke arah demam Tifoid, untuk pengobatan pasien segera dapat digunakan pemeriksaan serologis antibodi terhadap antibody Salmonella Typhi.

3. Pemeriksaan Widal untuk diagnosis demam Tifoid tidak direkomendasikan, karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang rendah

Pencegahan

1.    Vaksinasi

2.    Cuci tangan dengan benar

3.    Hindari minum air yang tidak dimasak

4.    Tidak perlu menghindari kuah dan sayur mentah

5.    Bersihkan alat rumah tangga secara teratur

6.    Gunakan barang pribadi secara terpisah

7.    Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain saat sedang sakit

 

Referensi :

Manalu Norita Tenny, Jeanny Rantung. 2021. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid. Jurnal Penelitian Perawat Profesional Volume 3 Nomor 4.

Mustofa Ladyani Festy dkk. 2020. Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak dan Remaja di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung (Literature Review). Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Volume 9, Nomor 2, Desember.