Selasa, 09 Juli 2024 13:54 WIB

Penggunaan Susu Formula pada Bayi 0-6 Bulan

Responsive image
11
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Salah satu usaha untuk menjaga agar tumbuh kembang anak berjalan dengan baik, adalah dengan pemberian asi eklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan tetap meneruskan asi sampai bayi berusia 24 bulan. Pemberian makanan pada bayi dan anak adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) segera setelah lahir selama minimal 1jam, menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6bulan, mulai umur 6bulan bayi mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih. Rendahnya ASI eksklusif berbanding terbalik dengan peningkatan pemberian susu formula. menunjukkan pemberian susu formula kepada bayi usia 0-6 bulan di latarbelakangi oleh pengetahuan ibu yang kurang  tentang ASI Eksklusif, pekerjaanibu, dan pengalaman menyusui ibu sebelumnya yang kurang memuaskan, susu formula dapat dengan mudah dibeli orangtua bayi serta ibu kurang mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya.

Resiko Pemberian Susu Formula Pada Bayi

Susu formula (sufor) merupakan susu yang dibuat dengan meniru dari komposisi ASI, namun tak akan pernah menyamai keistimewaan dari ASI.

1.    Resiko kekurangan gizi terjadi jika susu diberikan terlalu encer dan resiko kegemukan jika terlalu kental keseringan.

2.    Pemberian susu formula kurang memperkuat kasih sayang ibu dan bayi, sehingga penggantian ASI dengan susu formula justru mengganggu ‘bonding’

3.    Susu formula tidak mengandung zat anti infeksi, sementara resiko kebersihan alat minum dan air untuk mengencerkan yang tercemar akan meningkatkan resiko penyakit infeksi seperti diare, infeksi telinga, serta meningkatnya resiko kematian.

4.    lbu yang tidak menyusui lebih besar kemungkinannya mengalami anemia setelah melahirkan. Demikian juga lebih besar kemungkinan terkena kanker rahim dan payudara, dan diabetes tipe 2. 

Beberapa Dampak Susu Formula Untuk Bayi 0-6 Bulan

Meningkatkan risiko asma, risiko alergi, menurunkan perkembangan kecerdasan, meningkatkan risiko gangguan pernafasan akut, infeksi, obesitas, kencingmanis, kekurangan gizi dangan gangguan pertumbuhan. Balita yang mengonsumsi susuformula >100g/hari berisiko 7.0 kalilipat mengalami kegemukan. Kandungan zat gizi dalam  susu formula seharusnya mempunyai jumlah yang ekuivalen dengan ASI. Namun, susu formula yang umumnya dipasarkan mempunyai kandungan energi yang lebih tinggi dari pada ASI. Makanan yang direkomendasikan untuk bayi berusia 0-6  bulan adalah air susu ibu (ASI) tanpa tambahan apapun termasuk airputih, dikenal dengan ASI eksklusif. Pemberian susu formula pada bayi membutuhkan rekomendasi khusus dari dokter dan berdasarkan indikasi ibu maupun bayi. Indikasi pemberian susu formula tersebut diantaranya bayisakit (kelain ankongenital, hipoglikemi, dehidrasi dan lain-lain) dan ibu memiliki beberapa kondisi diantaranya mengkonsumsi obat-obatan yang dapat memengaruhi kesehatan bayi dan ibu.

 

Referensi :

AlifarikiL. O,Kusnan,A., & Afrini,I.M. (2019). Penggunaan Kontrasepsi Hormonal dan Produksi Air Susu Ibu di Puskesmas Poasia

Alwi,M.K., & Asrina,A. (2021). Perbedaan Pengaruh  Media Lembar Balik dan Kartu  Kendali Edukasi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui Tentang ASI Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Koppe Kabupaten Bone.

Briawan,D. (2004). Pengaruh promosi susu formula terhadap pergeseran penggunaan air susu ibu (ASI). Makalah Perorangan Semester Ganjil Program Doktor, Sekolah Pasca sarjana IPB.

Fajar,N.A., Purnama,D.H., Destriatania,S., & Ningsih,N. (2018). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dalam Prespektif Sosial Budaya DiKota Palembang.

Fitri,L,. & Ernita, E. (2019). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Mp-asi Dini dengan Kejadian Stunting pada Balita