Rabu, 03 Agustus 2022 15:22 WIB

Bahaya Ketidakpatuhan Minum Obat Antipsikotik pada Pasien Skizofrenia

Responsive image
5874
apt. Dian Rismawati, S.Farm - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Skizofrenia merupakan penyakit dengan penyebab multifaktor. Meskipun patofisiologi ini belum diketahui, beberapa hipotesis menyebutkan diantaranya, yaitu faktor genetik, gangguan neurotransmitter serta gangguan morfologi dan fungsional otak. Sebagian besar teori yang menyatakan adanya gangguan neurotransmitter karena abnormalitas jumlah neurotransmitter di otak seperti dopamin, serotonin dan glutamat.

Pada era JKN, skizofrenia sebagai salah satu penyakit kronis yang pengobatannya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hasil survei Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 yang menunjukkan 85% penderita mendapatkan obat secara rutin. Namun sayangnya hanya 48,9% yang rutin minum obat dalam satu bulan terakhir. Beberapa alasan tidak rutin minum obat diantaranya merasa sudah sehat (36,1%), tidak rutin berobat (33,7%), tidak mampu membeli obat secara rutin (23,6%), tidak tahan efek samping obat (7%), sering lupa minum obat (6,1%), merasa dosis tidak sesuai (6,1%) dan obat tidak tersedia (2,4%).

Ketidakpatuhan dalam pengobatan merupakan permasalahan yang sering ditemui pada pasien penderita penyakit kronis khususnya penderita skizofrenia. Hal ini merupakan problem yang utama yang harus diperhatikan oleh tenaga Kesehatan. Sebagian besar penelitian menyebutkan bahwa ketidakpatuhan minum obat bagi penerita skizofrenia menyebabkan kekambuhan penyakit yang cukup tinggi. Pasien yang tidak patuh obat sebagian mengalami kambuh dan harus rehospitalisasi 2,5 kali lebih banyak dibandingkan yang patuh obat.

Obat antispikotik adalah obat yang sebagian besar digunakan oleh penderita skizofrenia. Obat-obat tersebut bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine atau dopamine-serotonin yang menyebabkan terhambatnya aktivitas neurotransmitter tersebut sehingga dapat mengurangi gejala psikosis seperti waham, halusinasi, dan sebagainya. Ketidakpatuhan minum obat pada pasien skizofrenia akan menyebabkan neurotransmitter yang seharusnya ditekan aktivitasnya oleh obat-obat antipsikotik malah tidak teratasi. Hal ini menyebabkan neurotransmitter tersebut masih berlebih jumlahnya dalam otak sehingga menyebabkan kekambuhan pada penderita skizofrenia. Dengan patuh minum obat, maka aktivitas neurotransmitter di otak akan lebih terkendali sehingga meminimalisir kekambuhan. Oleh karena itu sangat diperlukan dukungan dari tenaga Kesehatan, keluarga dan masyakarakat dalam upaya kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia.

 

Sumber Foto: kumparan.com

Referensi:

Fatimah, Dewi Nur. 2020. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Kekambuhan PAsien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Universitas Muhammaddiyah Surakarta hal. 8

Athiyah, Umi dkk. 2021. Ketidakpatuhan dan Strategi Meningkatkan Kepatuhan Pengobatan Penderita Skizofrenia. http://news.unair.ac.id/2021/08/24/ketidakpatuhan-dan-strategi-meningkatkan-kepatuhan-pengobatan-penderita-skizofrenia/

Kementerian Kesehatan RI. 2021. Pedoman Pelayanan Kefarmasian pada Pasien Gangguan Jiwa. Jakarta: Direktorat Pelayanan Kefarmasian, 27-94